Psikologi agama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memformat ISBN
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 67:
'''Perkembangan di Barat'''
 
Perkembangan psikologi agama di barat mengalami pasang surut. <ref name="Heny & Andri"/> Bersamaan dengan perkembangan psikologi modern, pada tahun 1890-an, psikologi berkemang pesat.<ref name="Heny & Andri"/> Tetapi pada tahun 1930-1950 psikologi agama mengalami penurunan.<ref name="Heny & Andri"/> Setelah itu meningkat lagi, bahkan berkembang pesat pada tahun 1970 sampai sekarang.<ref name="Heny & Andri"/> Menurut Thouless, sejak terbitnya buku ''The Varietes of Religion Experience'' tahun [[1903]], sebagai kumpulan kuliah [[William James]] di empat Universitas di [[Skotlandia]], maka langkah awal kajian psikologi agama mulai diakui oleh para ahli psikologi dan dalam jangka waktu tiga puluh tahun kemudian, banyak buku-buku lain diterbitkan dengan konsep-konsep yang serupa.<ref name="Jalaluddin"/> <ref name="Bambang"/> Di antarabuku-buku tersebut adalah ''The Psychology of Religion'' karangan Edwind Diller Starbuck, yang mendahului karangan Wlilliam James.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Buku E.D. Starbuck yang terbit tahun [[1899]] ini kemudia disusul sejumlah buku lainnya seperti ''The Spiritual Life'' oleh George Albert Coe, tahun [[1900]], kemudian ''The Belief in God and Immortality'' (1921) oleh H.J. Leuba dan oleh Robert H. Thouless dengan judul ''An Introduction on thr Psycology of Religion'' tahun [[1923]] serta R.A. Nicholson yang khususnya mempelajari mengenai aliran [[Sufisme]] dalam [[Islam]] dengan bukunya ''Studies in Islamic mysticism'', tahun [[1921]].<ref name="Jalaluddin"/> Sejak itu , kajian-kajian tentang psikologi agama tampaknya tidak hanya terbatas pada masalah-masalah yang menyangkut kehidupan keagamaan secara umum, melainkan juga masalah khusus.<ref name="Jalaluddin"/> J.B. Pratt misalnya, mengkaji mengenai kesadaran beragama melalui bukunya ''the Religius Conciusness'' (1920), Dame Julian yang mengkaji tentang wahyu dengan bukunya ''Revelation of Devine Love'' tahun 1901.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/>
 
Selanjutnya, kajian-kajian psikologi agama juga tidak terbatas pada agama-agama yang ada di Barat (Kristen) saja melainkan juga agama-agama yang ada di [[Timur]].<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> A.J. Appasmyy dan B.H. Steeter menulis tentang masalah yang menyangkut kehidupan penganut [[agama Hindu]] dengan bukunya ''The Sadhu'' (1921).<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Sejalan dengan perkembangan itu, para penulis non-Barat pun mulai menerbitkan buku-buku mereka.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Tahun [[1947]] terbit buku ''The Song of God Baghavad Gita'', terjemahan Isherwood dan Prabhavanada, kemudian tahun 1952 Swami Madhavananda menulis buku ''Viveka-Chumadami of Sankaracharya'' yang disusul penulis [[India]] lainnya, Thera Nyonoponika dengan judul ''The Life of Sariptta'' (1966).<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Demikian pula, Swami Ghananda menulis tentang Sri Rama dengan judul ''Ramakrisna, His Unique Massage'' (1946).<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/>
Baris 76:
 
Demikian pula karya besar Abu Hamid Muhammad al-ghazali (1059-1111 M) berjudul ''Ihya' 'Ulum al-Din'', dan juga bukunya ''Al-Munqidz min al-Dhalal'' (Penyelamat dari Kesesatan) yang sebenarnya, kaya akan muatan permasalahan yang berkaitan dengan materi kajian psikologi agama.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Diperkirakan masih banyak tulisan-tulisan ilmuwan [[Muslim]] yang berisi kajian mengenai permasalah serupa, namun sayangnya karya-karya tersebut tidak dapat dikembangkan menjadi disiplin ilmu tersendiri, yaitu psikologi agama seperti halnya yang dilakukan oleh kalangan ilmuwan Barat.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/>
Karya penulis Musli pada zaman modern, seperti bukunya Al-Maghary yang berjudul ''Tatawwur al-Syu'ur al-Diny 'Inda Tifl wa al-Murahid'' (Perkembangan Rasa Keagamaan pada Anak dan Remaja), bagaimanapun dapat disejajarkan dengan karya-karya yang dihasilkan oleh ahli-ahli psikologi agama lainnya.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Karya lain yang lebih khusus mengenai psikologi agama adalah ''Ruh al-Din al-Islamy'' (Jiwa Agama Islam) karangan Alif Abd Al-Fatah, tahun 1956. <ref name="Jalaluddin"/>
 
'''Perkembangan di Indonesia'''
 
Adapun ditanah air perkembangan psikologi agama dipelopori oleh tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang profesi ilmuwan, agamawan, dan bidang kedokteran.<ref name="Heny & Andri"/> di antara karya-karya awal yang berkaitan dengan psikologi agama adalah buku ''Agama dan Kesehatan Badan/Jiwa'' (1965), tulisan Prof. dr. H. Aulia. <ref name="Jalaluddin"/> Kemudian Tahun [[1975]], K.H. S.S. Djam’an menulis buku ''Islam dan Psikosomatik''.<ref name="Jalaluddin"/> Dr. Nici Syukur Lister, menulis buku ''Pengalaman dan Motivasi Beragama: Pengantar Psikologi Agama''.<ref name="Jalaluddin"/>
 
Adapun pengenalan psikologi agama di lingkungan perguruan tinggi dilakukan oleh Prof. Dr. H. A Mukti Ali dan Prof. Dr. Hj. Zakiah Darajat.<ref name="Jalaluddin"/> Buku-buku yang khusus mengenai psikologi agama banyak dihasilkan oleh Prof. Dr. Zakiah Darajat, antara lain: ''Ilmu Jiwa Agama ([[1970]]), ''Peranan Agama dalam Kesehatan Mental'' (1970), dan ''Kesehatan Mental''.<ref name="Jalaluddin"/><ref name="Bambang"/> Prof. Dr. Hasan Langgulung juga menulis buku ''Teori-teori Kesehatan Mental'' yang juga ikut memperkaya khazanah bagi perkembangan psikologi agama di [[Indonesia]].<ref name="Jalaluddin"/>