Kakawin Smaradahana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 3:
 
== Ikhtisar ==
Ketika Batara [[Siwa]] pergi bertapa, Indralaya didatangi musuh, raksasa dengan rajanya bernama [[Nilarudraka]], demikian heningnya dalam tapa, batara Siwa seolah-olah lupa akan kehidupannya di Kahyangan. Supaya mengingatkan batara Siwa dan juga agar mau kembali ke Kahyangan ,maka oleh para dewa diutuslah batara Kamajaya untuk menjemputnya. Berangkatlah sang batara untuk mengingatkan batara Siwa, dicobanya dengan berbagai panah sakti dan termasuk panah bunga, tetapi batara Siwa tidak bergeming dalam tapanya. Akhirnya dilepaskannya panah pancawisesa yaitu:
* hasrat mendengar yang merdu
* hasrat mengenyam yang lezat
Baris 16:
 
=== Analisis Para Ahli ===
Dalam prasasti batu, memang tertulis raja Kediri Kameswara bertahta selama tahun 1115 sampai dengan 1130, dan kemudian ada pula Raja Kameswara II yang bertahta pada sekitar tahun 1185. Para ahli Belanda memperkirakan bahwa Kameswara II itu yang mempunyai hubungan dengan kitab Smaradahana. Akan tetapi Prof. Purbatjaraka sebaliknya menunjuk Kameswara I yang terkait, sebab raja tersebut dalam kitab Panji bernama [[Hinu Kertapati]] dan juga permaisurinya bernama Kirana , yaitu [[Dewi Candrakirana]], hanya posisi Jenggala dan Kedirinya yang terbalik.
 
=== Penulis ===
Baris 22:
 
== Bacaan lebih lanjut ==
* [[Poerbatjaraka]],[[1931]] ''Smaradahana'', Bibliotheca Javanica Jilid III. Bandoeng: Nix * [[R.D.S. Hadiwidjana]],[[1968]] ''Sarwacastra'' ,[[Jogyakarta]]:[[U.P. Indonesia N.V]]. (Resensi ,Jilid II, hal.7-9)
 
[[Kategori:Kakawin]]