Moke: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 60:
 
=== Upacara ''Teing Hang'' ===
Ritus ''Teing hang'' pada akhir tahun baru merupakan bentuk syukuran kepada arwah nenek moyang yang telah meninggal dunia pada tahun yang lama dan memohon berkah dipada tahun baru.<ref name = "ref9">{{citeweb|url=http://www.floresbangkit.com/2014/01/teing-hang-ritus-masyarakat-manggarai-tutup-tahun-lama/|title=Moke |accessdate=14 Mei 2014 |publisher=Flores Bangkit}}</ref>
Tahapan acara diawali dengan dilakukan ''Teing Hang'' ''Paneng Cepa''(memberikan kapur sirih, sirih, pinang),''teing tuak'' (memberikan Moke), ''Kebut Wulu Manuk Lalong Bakok'' (mencabut bulu ayam jantan putih ),''Mbele Manuk Bakok'' ( sembelih Ayam Jantan putih),''Toto Urat'' ( melihat urat usus Ayam jantan yang sudah disembelih dan dibakar).<ref name = "ref9"/> Puncak '' teing hang ise empo agu ame''(memberi makanan kepada nenek moyang dimana sesajian tersebut disimpan persis di tiang utama rumah),dan ''hang cama'' (makan bersama keluarga di dalam rumah)dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan awal masyarakat setempat menyambut Nenek Moyang.<ref name = "ref9"/> Sebagaimana kebiasaan dan tradisi masyarakat, tenda kapur sirih, daun sirih dan pinang dihadirkan sebagai makanan penghibur dikala tamu pertama kali hadir di rumah.<ref name = "ref9"/>
Tahap pertama, ''paneng cepa'' dengan menggunakan bahasa ''torok tae'' dilakukan dengan maksud untuk menyapa para hadirin dengan sopan santun dalam mengundang arwah nenek moyang hadir dalam ritus ini.<ref name = "ref9"/>
Tahap ''inung tuak'' atau meberikan moke menambah rasa persatuan arwah nenek moyang dengan keluarga di dalam rumah.<ref name = "ref9"/> Sementara itu, ''Kebut Wulu Manuk Lalong'' mempunyai arti bahwa ayam jantan putih yang sudah disiapakan mempunyai makna warna putih bersih dan suci sebagai generasi penerus mempunyai hati ,pikiran, perkataan dan tindakan yang bersih pada tahun yang baru.<ref name = "ref9"/> Pada tahap ini, warga meminta supaya hati dan pikiran diterangi pada tahun baru melalui perkataan dan tindakan sesuai dengan putih bersih ayam jantan tersebut.<ref name = "ref9"/> Ayam jantan disembelih dan darahnya dibiarkan menetes diatas mangkuk putih agar pemandu bisa melihat darah tersebut.<ref name = "ref9"/> Hal itu mempunyai makna bahwa dengan darah ayam tersebut, semoga keluarga tidak tertimpa bencana pada tahun baru.<ref name = "ref9"/> Dalam tahap berikutnya, ayam dibakar setelah itu dilanjutkan dengan ''toto urat manuk'' yang berarti melihat bagian urat usus dua belas jari dari ayam jantan untuk melihat apakah keluarga akan memiliki banyak rejeki dipada tahun yang baru.<ref name = "ref9"/>
Tahapan upacara tersebut sangat tergantung dari kejelihan pemandu atau torok dalam melihat urat kecil warna hitam pada usus yang digunakan untuk menentukan nasib dari para keluarga.<ref name = "ref9"/> ''Toto urat'' dilakukan dengan maksud melihat nasib masa depan keluarga yang melakukan ritus ini.<ref name = "ref9"/>
Setelah melewati proses ''Toto Urat'', tahapan selanjutnya ayam jantan kembali dibakar hingga matang sehingga sebagian dagingya dapat disajikan bersama nasi dan air minum kepada nenek moyang.<ref name = "ref9"/> Sesajian ini yang diletakan persis di lantai tempat dibangunnya tiang utama dalam rumah.<ref name = "ref9"/> Pemberian sesajian ini kepada nenek moyang dilakukan sebagai rasa syukur dan mohon berkat dipada tahun yang baru.<ref name = "ref9"/>
Sebagai tahap terkahir, bersama keluarga dan undangan yaitu ''anak wina'' atau anak perempuan yang sudah nikah dari keluarga dapat memberikan uang ''wali urat dia''.<ref name = "ref9"/> Kegiatan menyumbangkan uang ini untuk mendapat rejeki.<ref name = "ref9"/> ''Anak wina'' wajib melakukan ritual ini kalau mau mendapakan rejeki dari nenek moyang melalui nasib hidup yang dapat diperlihatkan melalui urat usus ayam jantan.<ref name = "ref9"/>
Usai upacara, keluarga dan undangan yang hadir diundang makan danbersenang-senang dalam rumah untuk menyambut tahun baru.<ref name = "ref9"/> Ritus ini diadakan jelang akhir tahun dan sangat tergantung dari keluarga yang menentukan hari dan tanggalnya.<ref name = "ref9"/> Biasanya warga mengadakan upacara ini pada satu atau dua hari sebelum 1 Januari pada tahun yang baru.<ref name = "ref9"/>