Orang Turki di Jerman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
ccc |
ss |
||
Baris 50:
Lebih jauh lagi, secara khusus para Jerman-Turki juga telah terbiasa hidup dengan sistem yang terorganisir, misalnya dalam hal keamanan berkendara dan ketepatan waktu. Sistem tersebut tentu berbeda dengan yang terjadi di [[Turki]], sehingga mereka merasakan sesuatu yang mengganggu ketika mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan sistem mereka sebelumnya. Para Jerman-Turki juga cukup objektif dalam memberikan penilaian kepada kedua negara. Mengacu pada keuntungan dan kerugian terkait beberapa isu strategis seperti [[hak asasi manusia]], [[demokrasi]], [[pendidikan]], [[toleransi]], nilai-niali, dan kesempatan kerja, para Jerman-Turki lebih memilih Jerman sebagai sebagai negara tempat tinggalnya. Sementara itu, mereka tidak bisa menepis fakta bahwa mereka berada dalam hubungan transnasional antara Jerman dan [[Turki]]. Mereka tetap menjalin hubungan yang baik dengan [[Turki]], dalam hal ini sebagai kampung halaman orang tua mereka.
Dengan demikian, Jerman-Turki mengalami dilema identitas. Mereka adalah anak-anak dari orang tua [[Turki]] yang tinggal dan menetap lama di Jerman. Mereka menikmati pendidikan khas [[Jerman]], belajar Bahasa Jerman, dan lahir di [[Jerman]]. Mereka juga berusaha untuk terintegrasi dengan masyarakat Jerman. Untuk dapat diterima, mereka bertingkah laku layaknya orang [[Jerman]]. Di sisi lain, asal usul mereka sebagai pekerja tamu sering kali dianggap sebelah mata. Masyarakat [[Jerman]] kerap memberikan stereotype terhadap identitas mereka: konservatif, [[Islam]], tidak berpendidikan.
== Referensi ==
|