Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Menambah {{Commonscat}} |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Samudera, +Samudra; samudera, samudra) |
||
Baris 100:
{{utama|Kesultanan Aceh}}
Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari [[Kesultanan
Aceh Darussalam pada zaman kekuasaan zaman [[Sultan Iskandar Muda|Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam (Sultan Aceh ke 19)]], merupakan negeri yang amat kaya dan makmur. Menurut seorang penjelajah asal [[Perancis]] yang tiba pada masa kejayaan Aceh pada zaman tersebut, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat [[Minangkabau]] hingga [[Perak, Malaysia|Perak]]. Kesultanan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di [[dunia Barat]] pada [[abad ke-16]], termasuk [[Inggris]], [[Ottoman]], dan [[Belanda]].
Baris 446:
== Iklim ==
Sebagai wilayah yang berada tidak jauh dari garis [[khatulistiwa]], iklim di Aceh hampir seluruhnya tropis. Pada wilayah pesisir pantai suhu udara rata-rata 26,9 °C, suhu udara maksimum mencapai 32,5 °C dan minimum 22,9 °C. Kelembaban relatif daerah ini berkisar antara 70 dan 80 persen. Antara bulan Maret sampai Agustus Aceh mengalami fase musim kemarau, kondisi ini dipengaruhi oleh massa udara benua Australia. Sementara musim hujan berlangsung antara bulan September hingga Februari yang dihasilkan dari massa udara daratan Asia dan
== Geografi ==
Baris 498:
=== Pra-[[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|tsunami 2004]] ===
Sebelum bencana tsunami [[26 Desember]] [[2004]], perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budidaya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di [[Samudra India|
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budidaya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di [[Aceh Utara]], [[Aceh Timur]], [[Bireuen]], [[Aceh Barat]] dan [[Aceh Selatan]].
|