Ratu Kalinyamat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
|||
Baris 1:
'''Ratu Kalinyamat''' adalah putri [[Sultan Trenggana]] yang menjadi bupati di [[Jepara]]. Ia terkenal di kalangan [[Portugis]] sebagai sosok wanita pemberani.
== Asal-Usul Pangeran dan Ratu Kalinyamat ==
Nama asli Ratu Kalinyamat adalah '''Retna Kencana''', putri [[Sultan Trenggana]] raja [[Demak]] (1521-1546). Pada usia remaja ia dinikahkan dengan '''Pangeran Kalinyamat'''.
Baris 12:
Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di [[Jepara]]. Tjie Hwio Gwan, sang ayah angkat, dijadikan patih bergelar Sungging Badar Duwung, yang juga mengajarkan seni ukir pada penduduk [[Jepara]].
== Kematian Pangeran Kalinyamat ==
Pada tahun 1549 [[Sunan Prawata]] raja keempat [[Demak]] mati dibunuh utusan [[Arya Penangsang]], sepupunya yang menjadi bupati Jipang. Ratu Kalinyamat menemukan keris Kyai Betok milik [[Sunan Kudus]] menancap pada mayat kakaknya itu. Maka, Pangeran dan Ratu Kalinyamat pun berangkat ke [[Kudus]] minta penjelasan.
Baris 19:
Ratu Kalinyamat kecewa atas sikap [[Sunan Kudus]]. Ia dan suaminya memilih pulang ke [[Jepara]]. Di tengah jalan, mereka dikeroyok anak buah [[Arya Penangsang]]. Pangeran Kalinyamat tewas. Konon, ia sempat merambat di tanah dengan sisa-sisa tenaga, sehingga oleh penduduk sekitar, daerah tempat meninggalnya Pangeran Kalinyamat disebut desa Prambatan.
== Ratu Kalinyamat Bertapa ==
Ratu Kalinyamat berhasil meloloskan diri dari peristiwa pembunuhan itu. Ia kemudian bertapa telanjang di Gunung Danaraja, dengan sumpah tidak akan berpakaian sebelum berkeset kepala [[Arya Penangsang]]. Harapan terbesarnya adalah adik iparnya, yaitu [[Hadiwijaya]] alias [[Jaka Tingkir]] bupati [[Pajang]], karena hanya ia yang setara kesaktiannya dengan bupati Jipang.
[[Hadiwijaya]] segan menghadapi [[Arya Penangsang]] secara langsung karena sama-sama anggota keluarga [[Demak]]. Ia pun mengadakan sayembara yang berhadiah tanah [[Mataram]] dan [[Pati]]. Sayembara itu dimenangkan oleh [[Ki Ageng Pemanahan]] dan Ki Penjawi. [[Arya Penangsang]] tewas di tangan [[Sutawijaya]] putra [[Ki Ageng Pemanahan]], berkat siasat cerdik [[Ki Juru Martani]].
== Serangan Pertama Ratu Kalinyamat pada Portugis ==
Ratu Kalinyamat kembali menjadi bupati [[Jepara]]. Setelah kematian [[Arya Penangsang]] tahun 1549, wilayah [[Demak]], [[Jepara]], dan Jipang menjadi bawahan [[Pajang]] yang dipimpin [[Sultan Adiwijaya]] sebagai raja. Meskipun demikian, Sultan tetap memperlakukan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh senior yang dihormati.
Baris 35:
Ratu Kalinyamat tidak pernah jera. Pada tahun 1565 ia memenuhi permintaan orang-orang [[Hitu]] di [[Ambon]] untuk menghadapi gangguan bangsa [[Portugis]] dan kaum [[Hative]].
== Serangan Kedua Ratu Kalinyamat pada Portugis ==
Pada tahun 1564 [[Sultan Ali Riayat Syah]] raja [[Aceh]] meminta bantuan [[Demak]] untuk menyerang [[Portugis]] di [[Malaka]]. Saat itu [[Demak]] dipimpin seorang bupati yang mudah curiga, bernama [[Arya Pangiri]], putra [[Sunan Prawata]]. Utusan [[Aceh]] dibunuhnya. Akhirnya, [[Aceh]] tetap menyerang [[Malaka]] tahun 1567 meskipun tanpa bantuan [[Jawa]]. Serangan itu gagal.
Baris 44:
Meskipun dua kali mengalami kekalahan, namun Ratu Kalinyamat telah menunjukkan bahwa dirinya seorang wanita yang gagah berani. Bahkan [[Portugis]] mencatatnya sebagai ''rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame'', yang berarti "Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani".
== Pengganti Ratu Kalinyamat ==
Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579. Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan.
Baris 51:
Ayah Pangeran Arya Jepara adalah [[Maulana Hasanuddin]] raja pertama [[Banten]]. Ketika [[Maulana Yusuf]] raja kedua [[Banten]] meninggal dunia tahun 1580, putra mahkotanya masih kecil. Pangeran Arya Jepara berniat merebut takhta. Pertempuran terjadi di [[Banten]]. Pangeran Jepara terpaksa mundur setelah ki Demang Laksamana, panglimanya, gugur di tangan patih mangkubumi [[Kesultanan Banten]].
== Kepustakaan ==
* ''[[Babad Tanah Jawi]]''. 2007. (terj.). Yogyakarta: Narasi
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* Hayati dkk. 2000. ''Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI''. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional.
[[Kategori:Kesultanan Demak]]
|