Gereja Kristen Indonesia Bungur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
cc
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
s
Baris 76:
Dalam Bahasa sederhana, GKI Bungur juga ikut berperan dalam melestarikan budaya [[Tionghoa]] melalu penggunaan [[Bahasa Mandarin]] dalam kegiatan peribadatan mereka. Hal itu menjadi penting mengingat [[agama]] atau sarana ibadah merupakan ‘lahan basah’ yang dapat dioptimalkan untuk berbagai kepentingan, terutama kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan pelestarian budaya. Lebih jauh lagi, GKI Bungur tidak hanya melestarikan budaya [[Tionghoa]] melalui penggunaan [[Bahasa Mandarin]] semata, melainkan juga kegiatan keagamaan khas [[Tionghoa]] lainnya. Setiap perayaan [[Hari Raya Imlek]], mereka juga menampilkan kebudayaan [[Tionghoa]] seperti [[barongsai]], liong, tari-tarian, dan menyalakan petasan di akhir ibadah. Menurut penelitian yang ada, hal itu menjadi penting untuk terus dipertontonkan kepada generasi muda, mengingat minat generasi muda terhadap kebudayaan [[Tionghoa]] cenderung menurun.<ref name=":1" /> Momen Hari Raya Imlek itu juga mereka lakukan sebagai ajang untuk menjalin silaturahmi dan berkumpul dengan anggota Klasis Priangan lainnya.<ref name=":3" />
 
Namun demikian, [[Bahasa Mandarin]] mereka yakini hanyalah sebuah media untuk mengkomunikasikan injil [[Kristus]]. Mereka percaya bahwa mereka adalah tubuh [[Kristus]] yang hidup dalam budaya [[Tionghoa]] yang mereka anut. Nilai-nilai luhur budaya [[Tionghoa]] sangat sesuai dengan kebenaran firman [[Allah]]. Perpaduan antara keduanya dianggap sebagai jembatan antara etnis [[Tionghoa]] dengan yang bukan [[Tionghoa]], sehingga [[Injil]] dapat diberitakan dan dihudpkan bersama dalam kesharian. Hal itu sangat relevan terutama bila dikaitkan dengan kondisi sosial masyarakat [[Indonesia]] yang sangat multietnis. Apabila dilihat lebih jauh, GKI Bungur memang terlihat sangat homogen, baik dalam [[budaya]] dan ajarannya. Namun, mereka tidak ingin dipandang sebagai komunitas tertutup, eksklusif, primordial[[Primordialisme]], rasial[[Rasialisme]], dan kelompok fundamentalis[[Fundamentalisme]]. Mereka tetap ingin dilihat sebagai kelompok yang terbuka dan tidak "mengisolasi" kelompok mereka sendiri.
 
== Referensi ==