Sejarah astrologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 147:
Masyarakat Maya memiliki hubungan yang unik dengan berbagai benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, planet-planet, konstelasi bintang, dan bahkan galaksi Bima Sakti. Untuk mengidentifikasi konsep astrologi bangsa Maya, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu kaitan atau peran benda-benda langit tersebut dalam kebudayaan dan kepercayaan Bangsa Maya.
 
Dalam kebudayaan Maya, '''Matahari''' merupakan benda langit paling penting. Matahari disimbolisasikan dalam beberapa jenis hewan seperti, burung makau merah, burung kolibri, dan puma. Dewa Matahari dalam kepercayaan Maya bernama Kinich Ahau. Kinich Ahau merupakan salah satu dewa terkuat dalam kepercayaan Maya dan dikaitkan dengan Itzamna, salah satu sosok pencipta dalam kepercayaan Maya. Kinich Ahau akan bersinar sepanjang hari sebelum berubah bentuk menjadi jaguar di malam hari untuk melewati ''XibalbaI,'' nama dari dunia bawah dalam kepercayaan Maya.
 
'''Bulan''' dalam kebudayaan masyarakat Maya hampir memiliki peran yang sama pentingnya dengan Matahari. Umumnya Bulan diidentikan dengan unsur feminin dalam kebudayaan Maya, meskipun terdapat juga penggambaran maskulin dari bulan dalam peninggalan-peninggalan seni di Meksiko tengah bahkan terdapat juga penggambaran yang menggambarkan Bulan memiliki unsur maskulin dan feminin sekaligus. Penggambaran feminin dari Bulan adalah Dewi Ix Chel yang juga merupakan istri dari sosok pencipta Itzamna. Dewi Ix Chel seringkali dihubungkan dengan aktivitas yang biasanya dilakukan atau hanya terjadi pada kaum wanita seperti menenun, memintal, dan melahirkan. Sementara itu, penggambaran maskulin Bulan dalam kebudayaan masyarakat maya berkaitan dengan peran laki-laki dalam masyarakat seperti bermain bola, atau kependetaan. Seperti matahari dan planet-planet, dinasti Maya juga seringkali mengklaim bahwa mereka merupakan titisan dari bulan. Dalam kebudayaan masyarakat Maya, dalam bahasan etnografis, bulan juga dikaitkan dengan pertanian jagung, dan keterkaitan ini dibuktikan dengan gambar-gambar yang ditemukan pada peradaban Maya klasik yang menunjukan bahwa kemunculan bulan bersamaan dengan aspek feminin dan maskulin dari dewa-dewa pertanian jagung. Pada peradaban Maya klasik, Dewi Bulan dalam kepercayaan masyarakat maya seringkali digambarkan sebagai sosok yang muda. Ahli astronomi pada peradaban Maya kuno juga telah mampu menganalisis dan memprediksi pergerakan bulan dengan sangat akurat seperti perubahan fasenya dan terjadinya gerhana bulan.
 
'''Venus''' merupakan salah satu planet yang sangat spesial bagi peradaban Maya. Venus digunakan sebagai acuan dari salah satu jenis kalender mereka dan juga pergerakannya dihubungkan dengan berbagai pertanda. Venus merupakan perlambang dari ritual perang, pertempuran hebat dan penghancuran total.<ref>{{Cite news|url=https://news.nationalgeographic.com/2016/08/maya-calendar-dresden-codex-venus-tables-archaeology-science/|title=Have We Been Misreading a Crucial Maya Codex for Centuries?|date=2016-08-23|access-date=2017-12-12}}</ref> Ditemukan berbagai simbol planet Venus yang terpampang bersama simbol ular langit atau perwujudan manusia dari ular langit tersebut yang diberinama Quetzalcoatl. Pada wilayah kerajaan Maya kuno di Meksiko tengah, Dewa Angin yang merupakan bagian dari Venus diberi nama Eheacatl-Quetzalcoatl, dan diyakini bersemayam di kuil-kuil pemujaan yang berbentuk bulat. Dari Kodex Dresden peninggalan Bangsa Maya, ditemukan lima variasi dari Bintang Fajar, namun lima variasi dari planet Venus ini hanya digambarkan oleh satu sosok dewa yaitu Tlauhuizcalpantecuhtli. Setiap variasi dari penggambaran Tlauhuizcalpantecuhtli menunjukan Venus di berbagai musim yang berbeda. Penggambaran Venus lainnya pada periode klasik dari peradaban Maya ditemukan di reruntuhan [[Palenque]]. Dari legenda lokal dapat diidentifikasi keterkaitan Venus dalam tritunggal dewa-dewa dalam kebudayaan Maya. Planet Venus dilambangkan sebagai sosok tertua dari tiga dewa-dewa ini, '''Jupiter''' merupakan saudara tengah, dan Matahari merupakan sosok termuda. Planet-planet ini kemungkinan menjadi objek pemujaan pada kebudayaan Mesoamerika pra-Columbus. Monster yang menggambarkan planet Mars juga ditemukan di salah satu kodex peninggalan bangsa maya pascaklasik. Dalam peradaban klasik maya, '''Mars''' dilambangkan oleh seekor rusa langit. K'awil, yang dikenal sebagai sosok dewa garis keturunan bangsawan seringkali dikaitkan dengan ritual-ritual yang melibatkan planet Jupiter dan Saturnus. Ka'wil kemungkinan digambarkan di Meksiko bagian tengah sebagai Tezcatlipoca, dewa langit malam yang memiliki hubungan terhadap berbagai planet dan juga rasi bintang Ursa Mayor.
Dalam kebudayaan masyarakat Maya, dalam bahasan etnografis, bulan juga dikaitkan dengan pertanian jagung, dan keterkaitan ini dibuktikan dengan gambar-gambar yang ditemukan pada peradaban Maya klasik yang menunjukan bahwa kemunculan bulan bersamaan dengan aspek feminin dan maskulin dari dewa-dewa pertanian jagung. Pada peradaban Maya klasik, Dewi Bulan dalam kepercayaan masyarakat maya seringkali digambarkan sebagai sosok yang muda. Ahli astronomi pada peradaban Maya kuno juga telah mampu menganalisis dan memprediksi pergerakan bulan dengan sangat akurat seperti perubahan fasenya dan terjadinya gerhana bulan.
 
Bangsa Maya mengenal '''Bima Sakti''' sebagai sebuah jalan, sungai, atau tempat peristirahatan arwah yang telah meninggal. Namun, bukti-bukti sejarah juga menunjukan Bangsa Maya dengan kebudayaan yang lebih kontemporer memvisualisasikan Bima Sakti sebagai suatu ular raksasa, atau ditemukan juga ikonografi yang menggambarkan Bima Sakti sebagai reptil dari periode klasik Bangsa Maya (300-900 M). "Monster Kosmis" Bima Sakti ini merupakan simbolisasi dari dunia bawah pada peradaban Maya dimana monster ini tidak digambarkan sendiri sebagai suatu pita di langit melainkan bersama simbol-simbol lainnya seperti matahari, bulan, dan venus. Sebuah pita langit sebagai simbolisasi monster kosmis ini juga muncul pada kodex-kodex peradaban Maya praklasik, seperti pada Kodex Dresden dimana dewa dari planet Venus dipasangkan dengan dewa pertambahan usia. Kodex praklasi lainnya adalah kodeks Paris yang menggambarkan zodiak Bangsa Maya terdiri dari 13 konstelasi bintang yang menggambarkan, menunjukan lima konstelasi dengan nama hewan yang terletak pada pita langit ini.
Dari kajian arkeoastronomi, lukisan yang berbentuk ular langit diyakini memiliki keterkaitan dengan penggambaran dari planet Venus dalam kebudayaan Maya. Ditemukan berbagai simbol planet Venus yang terpampang bersama simbol ular langit atau perwujudan manusia dari ular langit tersebut yang diberinama Quetzalcoatl. Pada wilayah kerajaan Maya kuno di Meksiko tengah, Dewa Angin yang merupakan bagian dari Venus diberi nama Eheacatl-Quetzalcoatl, dan diyakini bersemayam di kuil-kuil pemujaan yang berbentuk bulat. Dari Kodex Dresden peninggalan Bangsa Maya, ditemukan lima variasi dari Bintang Fajar, namun lima variasi dari planet Venus ini hanya digambarkan oleh satu sosok dewa yaitu Tlauhuizcalpantecuhtli. Setiap variasi dari penggambaran Tlauhuizcalpantecuhtli menunjukan Venus di berbagai musim yang berbeda.
 
Penggambaran Venus lainnya pada periode klasik dari peradaban Maya ditemukan di reruntuhan [[Palenque]]. Dari legenda lokal dapat diidentifikasi keterkaitan Venus dalam tritunggal dewa-dewa dalam kebudayaan Maya. Planet Venus dilambangkan sebagai sosok tertua dari tiga dewa-dewa ini, Jupiter merupakan saudara tengah, dan Matahari merupakan sosok termuda. Planet-planet ini kemungkinan menjadi objek pemujaan pada kebudayaan Mesoamerika pra-Columbus. Monster yang menggambarkan planet Mars juga ditemukan di salah satu kodex peninggalan bangsa maya pascaklasik. Dalam peradaban klasik maya, Mars dilambangkan oleh seekor rusa langit. K'awil, yang dikenal sebagai sosok dewa garis keturunan bangsawan seringkali dikaitkan dengan ritual-ritual yang melibatkan planet Jupiter dan Saturnus. Ka'wil kemungkinan digambarkan di Meksiko bagian tengah sebagai Tezcatlipoca, dewa langit malam yang memiliki hubungan terhadap berbagai planet dan juga rasi bintang Ursa Mayor.
 
Bangsa Maya mengenal Bima Sakti sebagai sebuah jalan, sungai, atau tempat peristirahatan arwah yang telah meninggal. Namun, bukti-bukti sejarah juga menunjukan Bangsa Maya dengan kebudayaan yang lebih kontemporer memvisualisasikan Bima Sakti sebagai suatu ular raksasa, atau ditemukan juga ikonografi yang menggambarkan Bima Sakti sebagai reptil dari periode klasik Bangsa Maya (300-900 M). "Monster Kosmis" Bima Sakti ini merupakan simbolisasi dari dunia bawah pada peradaban Maya dimana monster ini tidak digambarkan sendiri sebagai suatu pita di langit melainkan bersama simbol-simbol lainnya seperti matahari, bulan, dan venus. Sebuah pita langit sebagai simbolisasi monster kosmis ini juga muncul pada kodex-kodex peradaban Maya praklasik, seperti pada Kodex Dresden dimana dewa dari planet Venus dipasangkan dengan dewa pertambahan usia. Kodex praklasi lainnya adalah kodeks Paris yang menggambarkan zodiak Bangsa Maya terdiri dari 13 konstelasi bintang yang menggambarkan, menunjukan lima konstelasi dengan nama hewan yang terletak pada pita langit ini.
 
Di antara zodiak-zodiak tersebut, zodiak dengan yang diberi nama "kura-kura" merujuk pada bintang-bintang di konstelasi Orion, zodiak dengan nama "ular derik" merujuk pada suatu konstelasi yang mencangkup konstelasi Pleiades di dalamnya. Terdapat juga zodiak "kalajengking" yang merujuk pada bintang-bintang di rasi Scorpio pada peradaban modern, dimana ini merupakan suatu kebetulan yang mengejutkan dan jarang terjadi. Zodiak-zodiak ini menyertai primbon Bangsa Maya yang terdiri dari 1820 hari dan terdiri dari 5 siklus setiap 364 hari, tiap siklusnya dibagi kedalam 28 hari, yang kemungkinan merujuk pada perubahan fase bulan.