Belian sentiu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
xx |
||
Baris 46:
== ''Nyalolo'' dan ''Tangai'' ==
''Nyalo'' adalah sebuah proses mengahapus roh jahat yang dilakukan melalui selembar daun pisang yang dibelah-belah dan diremas-remas. Sementara itu, bagi masyarakat setempat yang mengalami sakit berupa demam, sangat cocok apabila meminum hasil remasan dari daun pisang tersebut. Hal itu dilakukan oleh ''Pemeliatn'' sebagai warisan pengetahuan budaya [[leluhur]] mereka. Dalam fase tersebut, alunan musik Kelentangan yang dimainkan terasai menyejukan hati dan perlahan Pemeliatn melakukan pembersihan jiwa orang yang sakit dengan cara mengusapkan dan memercikkan air hasil remasan daun pisang ke tubuh orang tersebut. Hal itu memiliki arti bahwa air merupakan sumber kehidupan dan dipilihnya daun pisang karena sudah mendapat perintah dari makhluk halus dan roh-roh leluhur tersebut.
Setelah fase ''nyalolo'' dilakukan, tahapan selanjutnya adalah tahapan penutupan atau ''Tangai''. Tahap tersebut merupakan tahapan penutupan untuk mengakhiri segala rangkaian upacara Belian Sentiu sejak dimulainya dari tahap ''ngawat.'' Pada tahap itu, mantra-mantar yang diucapkan oleh ''pemeliatn'' akan dibacakan dengan nada tertentu yang bertujuan untuk mengembalikan para makhluk halus ke tempat semula dan mengucapkan terimakasih kepada mereka karena telah membantu mengobati orang yang sakit itu. Pada saat itu, seluruh penduduk yang menyaksikan upacara Belian Sentiu akan sangat senang dan puas karena upacara tersebut dapat berjalan lancar dan orang yang sakit itu dapat disembuhkan. ''Pemeliatn'' kemudian berkonsentrasi untuk membacakan mantra penutup dan pemain kelentangan akan memainkan alat musiknya dengan tempo sedang. Mantra yang disebut sebagai ''Bememeng'' itu diucapkan oleh ''Pemeliant'' sebagaimana ajaran dan anjuran dari leluhur mereka. Setelahnya, pemain kelentangan akan memainkan alat musiknya dengan tempo cepat dan volume yang keras menyesuaikan gerakan ''Pemeliatn''. Untuk mengungkapkan rasa bahagia dan kepuasannya terhadap prosesi ritual tersebut, seluruh penduduk biasanya akan memainkan air sisa ritual yang terlebih dahulu telah dibacakan doa dan mantar oleh ''Pemeliatn''. Orang-orang yang akan kena siraman air tersebut di antaranya adalah ''Pemeliatn'', pihak penyelnggara, pemain musik ''Kelentangan'' dan seluruh simpatisan upacara. Hal itu dimaksudkan agar segala pengaruh jahat tidak melindungi tempat mereka yang hadir di sana dan kalau pun ada diharapkan pengaruh-pengaruh jahat itu hilang, lebur, dan sirna bersamaan dengan air yang telah disiramkan. Hal tersebut juga memiliki filosofi tersendiri di mata mereka, yaitu air yang tadi digunakan berasal dari bumi dan tanah, dan sekarang segera berganti dengan pengaruh baik yang membawa keselamatan dan keberkahan bagi orang-orang yang mengikuti rangkaian upcara Belian Sentiu dari awal hingga akhir.
|