Kelentangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
aa
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{noref}}
'''Kelentangan''' adalah seperangkat pertunjukan musk tradisional masyarakat Dayak Benuaq yang banyak digunakan untuk berbagai macam kepentingan seperti iringan tarian hiburan maupun untuk keperluan ritual. Masyarakat Dayak Benuaq juga banyak yang menyebut kelentangan sebagai musik Domeq. Namun demikian, terminologi tersebut tidak populer di kalangan masyarakat Dayak Benuaq, mereka lebih senang menyebutnya sebagai Kelentangan. Perlu digarisbawahi bahwa pertunjukan musk Kelentangan tidak pernah menjadi pertunjukan musik tunggal, melainkan digabungkan dengan berbagai pertunjukan lain seperti kesenian gabungan dan pengiring upacara maupun tarian untuk hiburan. Dalam praktiknya, musik Kelentangan sangat identik dengan ritual Belian Sentiu yang merupakan ritual masyarakat Dayak Benuaq untuk berkomunikasi dengan roh halus dalam rangka menyembuhkan penyakit masyarakat yang tidak bisa diselesaikan secara medis.
 
Baris 45 ⟶ 46:
Menurut penelitian Irawati (2012), saat ini eksistensi Kelentangan mengalami kontestasi dalam diri masyarakat Dayak Benuaq. Hal itu dikarenakan roda kehidupan mereka yang telah dilimpahi modernitas. Seiring dengan tingkat pendidikan mereka yang maju, kepercayaan-kepercayaan lokal juga kadangkala mengalami pengabaian. Kelentangan yang merupakan instrumen tradisional untuk mengiringi berbagai ritual adat seperti Belian Sentiu secara tidak langsung juga ikut terpengaruh. Namun demikian, masih banyak di antara mereka yang menjadikan alat instrumen itu dalam beberapa ritual tertentu. Tujuannya sebagian besar adalah untuk persoalan pengobatan penyakit, apalagi jika pengobatan secara medis sudah tidak mampu lagi memenuhi harapan mereka. Bagi sebagian dari mereka juga menganggap hal itu sebagai suatu keharusan, karena Kelentangan merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan dan diikutsertakan dalam berbagai upacara adat. Memainkan Kelentangan merupakan salah satu cara bagi mereka untuk menghormati roh-roh leluhur agar selalu melindungi keluarga mereka, sehingga mereka diberi keselamatan dan dijauhkan dari berbagai macam wabah penyakit.    
 
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
 
 
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
*
*
*