Belian sentiu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
ddd |
xxx |
||
Baris 1:
{{Noref}}
'''Belian sentiu''' adalah sebuah upacara [[tradisional]] yang dilakukan oleh masyarakat [[Dayak Benuaq]] di [[Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat]], [[Kalimantan Timur]]. Upacara tersebut berkaitan dengan sistem kepercayaan dan [[religi]] yang dianut oleh masyarakat setempat serta berhubungan dengan permohonan pertolongan terhadap roh-roh makhluk halus yang ada di sekitar mereka sekaligus arwah leluhur serta penguasa atas (''lahtala'') dan juga penguasa bawah (''uwokng).'' Hal itu tetap perlu mereka lakukan meskipun secara formal mereka sudah memeluk [[agama]] sebagaimana manusia [[Indonesia]] pada umumnya. Perlunya melakukan upacara [[tradisional]] tersebut mereka anggap sebagai upaya untuk mentransformasikan hubungan manusia yang hidup sebagai makluk di jagad raya dengan alam gaib yang sifatnya metafisika. Dalam praktiknya, mereka
== Gambaran Umum ==
Baris 10:
== Asal Usul ''Belian Sentiu'' ==
Ada berbagai macam cerita yang berkembang di kalangan masyarakat
Menurut penuturan salah satu tokoh masyarakat Banuaq, upacara Belian Sentiu bermula ketika ada sesorang laki-laki yang memperistri seorang perempuan cantik bernama Lise. Kecantikan sang istri menimbulkan rasa cemburu yang berlebihan kepada suaminya, apabila snag istri sedang berbicara atau berkomunikasi dengan lelaki lain. Hal itu membuat sang suami memutuskan sebuah tekad besar untuk memboyong sang istri ke tengah [[hutan]] belantara dan meninggalkan desa tempat mereka tinggal. Baru beberapa saat tinggal di [[hutan]], sang istri ternyata jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sang suami merasa panik dan ketakutan. Ia pun membuatkan sebuah peti kayu untuk menyimpan jenazah sang istri. Awalnya, ia berniat membawa jenazah itu ke tengah [[hutan]] belantara, sebab membawanya kembali ke [[desa]] mereka tentu amat jauh lokasinya. Namun demikian,
Tanpa menunggu waktu lama, ''Uwokng'' itu kemudian mendatangi rumah [[laki-laki]] tersebut dan menanyakan dimanakah keberadaan jenazah istrinya yang baru meninggal tersebut. Untuk melindungi istrinya dari marabahaya, ia mengatakan bahwa ia tidak tahu dimana jenazah itu berada. Akhirnya, ''Uwokng-uwokng'' itu membacakan mantera yang bertujuan untuk menemukan [[jenazah]] istri dari laku-laki tersebut. Bunyi mantranya kurang lebih demikian ''owir ngoko ekai, lemeq lungun lise, dooq li turus sungkai.'' Tanpa menunggu beberapa lama, jenazah [[perempuan]] itu kemudian diketahui mereka berada di bawah [[sungai]]. Mereka menyelami [[sungai]] yang ada dan kemudian membawa [[jenazah]] Lise ke permukaan. Sebelum menyantap [[jenazah]] tersebut, mereka ingin menghidupkan kembali tubuh Lise agar lebih nikmat dan segar ketika akan dimakan. Mereka mengoleskan beberapa obat-obatan dan kemudian [[jenazah]] Lise bangkit kembali. Ketika sedang mengambil posisi akan dimakan oleh ''Uwokng-uwokng'', sang suami paham bahwa istrinya sedang dalam kondisi bahaya. Ia pun marah sejadi-jadinya dengan mengucapkan mantar seperti yang diucapkan oleh ''Uwokng-Uwokng.'' Mendengar hali itu, ''Uwokng-Uwokng'' justru lari ketakutan. Semenjak kejadian itu, sang [[suami]] memiliki kekuatan untuk mampu mengusir makhluk halus. Ilmu itu kemdian diturunkan kepada anak keturunannya sampai hari ini.<ref name=":0" />
== Persiapan ''Belian Sentiu'' ==
Dalam tahap persiapan, Belian Sentiu bisanya tidak terlepas dari para pelaku upacara secara langsung seperti adanya pihak penyelnggara atau adanya orang yang sakit dan membutuhkan pertolongan sehingga perlu diadakan upacara Belian Sentiu. Pihak penyelenggara biasanya mencari pengugu ramu sebagai pihak perantara atau penghubung antara pihak penyelenggara dengan ''pemeliatn'' sebagai pemimpin ritual Belian Sentiu. Beberapa pihak yang terlibat dalam Belian Sentiu antara lain adalah ''pemeliatn'', pemain musik, dan ''pengungu ramu'' yang menjadi satu kesatuan kelompok serta saling mendukung satu sama lain. Meskipun masing-masing peran tersebut memiliki posisi dan fungsinya masing-masing, terintegrasinya keseluruhan peran terlihat jelas selama proses persiapan Belian Sentiu.<ref name=":2">Bonoh, Yhannes. 1985. Belian Bawo. Samarinda: Proyek Pengembangan Permuseuman Kalimantan Timur</ref>
Sebelum upacara Belian Sentiu yang sesungguhnya dimulai, para pendukung [[upacara]] tersebut biasanya akan diminta untuk melakukan ritual kecil terlebih dahulu sebagai bekal agar lebih siap dan tenang dalam menjalankan upacara Belian Sentiu. Waktu persiapan itu sendiri dilakukan beberapa hari sebelum upacara Belian Sentiu yang sesungguhnya berlangsung. Selain itu, para pengisi peran dalam upacara Belian Sentiu juga harus menghindarkan diri dari berbagai sifat jelek seperti marah-marah, berkelahi, dan membawa barang-barang tertentu yang dinilai akan membawa kesialan. Khusus bagi sang pemimpin upacara, yaitu ''Pemeliatn'', diminta untuk meminta petunjuk kepada roh leluhurnya masing-masing agar diberikan kesiapan dan kemampuan dalam menyelesaikan upacara Belian Sentiu. Persiapan semacam itu bukanlah sesuatu yang tanpa makna, mereka menyadari bahwa kemampuan mereka sebagai manusia biasa sangat terbatas, sehingga memerlukan pertolongan dari kekyatan mikrokosmos lain untuk membantunya, yaitu roh [[leluhur]] dan arwah makhluk halus.<ref>Florus, Paulus. 1994. Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transformasi. Jakarta: PT Grasindo</ref>
Beberapa unsur atau pelaku yang akan dilibatkan dalam Belian Sentiu juga perlu melakukan persiapan. Pihak penyelenggara menjadi unsur yang paling penting karena ia merupakan sebuah keluarga yang anggotanya sedang mengalami sakit sehingga membutuhkan pengobatan secara nonmedis. Keluarga sebagai penyelenggara itu bisa berupa siapa saja, baik rakyat kecil biasa maupun ''Temenggung'' yang memiliki kekuasaan, asalkan mereka memiliki biaya yang cukup untuk menggelar upacara Belian Sentiu. Pihak keluarga sebagai penyelenggara biasanya akan dibantu oleh seorang perantara yang disebut dengan istilah ''Pengugu Ramu'' yang akan menghubungkan ''Pemeliatn'' sebagai pemimpi upacara dengan pihak keluarga sebagai penyelnggara. Pihak lain yang terlibat dalam Belian Sentiu adalah ''Peeliatn'' yang merupakan dukun Belian atau pawing belian yang akan bertindak sebagai pemimpin jalannya upacara Belian Sentiu. Oleh sebab Belian Sentiu berfungsi sebagai [[upacara]] untuk penyembuhan orang sakit, segala tahap yang dilakukan harus sesuai dengan arahan ''Pemeliatn'' yang sebelumnya telah memperoleh petunjuk dari roh-roh leluhur dan roh halus di sekitarnya. Lebih dari itu, Pemeliatn yang berindak untuk memimpin upacara Belian Sentiu bisa kelompok laki-laki maupun kelompok [[perempuan]]. Apabila ''Pemeliatn'' berjenis kelamin [[perempuan]], akan disebut sebagai ''Pemeliatn Bawe'', sementara apabila berjenis kelamin [[laki-laki]], akan disebut sebagai ''pemeliatn turaatn''.<ref name=":0" />
Dalam tahap persiapan, ''Pemeliatn'' harus melakukan puasa terlebih dahulu, yaitu mengendalikan diri atau emosi dan tidak bersikap kurang baik selama kegiatan upacara Belian Sentiu belum dilangsungkan. Jadi, pengertian upacara yang harus dilakukan oleh ''Pemeliatn'' bukan berarti menahan makan dan minum sebagaimana yang diketahui secara harfiah. Selain itu, pihak lain yang harus dilibatkan dalam upacara ''Belian Sentiu'' adalah ''Guruq Belian'' yang merupakan anak keturuna ''Pemeliatn'' sekaligus ketua adat Belian Sentiu. Apabila suatu [[keluarga]] akan melakukan [[upacara]] Belian Sentiu, maka harus memberitahukan terlebih dahulu kepada ''Guruq Belian''.<ref name=":2" />
== Pelaksanaan ''Belian Sentiu'' ==
|