Feng Yuxiang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 5:
Feng, seperti juga para perwira muda pada masa itu, tertarik dengan ide-ide revolusioner dan terlibat dalam sebuah pemberontakan militer yang menyebabkannya hampir dihukum mati atas tuduhan pengkhianatan terhadap negara. Ia kemudian bergabung dalam [[Pasukan Beiyang]] pimpinan [[Yuan Shikai]] dan masuk [[Kristen]] pada tahun [[1914]]. Kariernya sebagai panglima perang berawal pada tahun [[1916]], tidak lama setelah jatuhnya pemerintahan jenderal Yuan. Ia memerintah wilayah kekuasaannya dengan sistem campuran antara budaya paternalistik Kristen, [[sosialisme]], dan displin militer yang tegas, ia sering membawa anak buahnya masuk Kristen dan dibaptis, juga melarang mereka mengonsumsi [[opium]] sehingga ia mendapat julukan ''Panglima Kristen''. Pada awal 1920-an, Feng dikenal sebagai salah satu panglima dari [[Komplotan Zhili]] (dinamakan sesuai wilayah Zhili yang meliputi [[Beijing]], [[Tianjin]], bagian selatan [[Hebei]], [[Liaoning]], dan [[Mongolia Dalam]] yang menjadi basis mereka). Komplotan ini terlibat pertikaian sengit dengan [[Komplotan Fengtian]] yang dikepalai [[Zhang Zuolin]] dan dalam [[Perang Zhili-Fengtian I]], mereka berhasil mengalahkan Komplotan Fengtian. Pada saat itu pula, Feng mulai mencondongkan halauannnya pada [[Uni Soviet]].
 
Tahun [[1924]], pada [[Perang Zhili-Fengtian II]], Feng mengkhianati rekan-rekan panglima perangnya dengan menarik mundur pasukannya dan meninggalkan mereka. Akibatnya Komplotan Zhili melemah dan belakangan membuka jalan bagi [[Ekspedisi Utara]] oleh kaum nasionalis pimpinan [[Chiang Kai-shek]], tindakan itu juga memungkinkan Zhang Zuolin menguasai Beijing. Pada bulan November tahun itu juga, Feng memaksa [[Kaisar Xuantong]] (Puyi), kaisar Tiongkok terakhir yang telah digulingkan dan sempat merestorasi tahtanya sebentar, turun tahta untuk kedua kalinya dan meninggalkan [[Kota Terlarang|Istana Terlarang]]. Selama Ekspedisi Utara, Feng sekali lagi berpindah halauan, kali ini ia mendukung Chiang Kai-shek dengan tujuan menjatuhkan Zhang yang pada akhirnya berhasil dipukul mundur ke utara. Hingga tahun [[1929]], [[Komplotan Guominjun]] pimpinan Feng telah menguasai hampir seluruh daerah di utara dan tengah Tiongkok, namuntetapi ia juga banyak mendapat tekanan dari pemerintahan [[Kuomintang]] (nasionalis) di [[Nanjing]]. Akhirnya Feng bersama [[Li Zongren]] dan [[Yan Xishan]] memicu [[Perang Dataran Tengah]] melawan Chiang pada tahun [[1930]], dalam perang ini mereka dikalahkan oleh pasukan yang setia pada pemerintah Nanjing.
 
Menyusul kekalahannya, Feng dilucuti dari kekuasaan militernya dan bermukim di [[Shandong]]. Pada awal tahun 1930an ia aktif mengkritik pemerintahan Kuomintang pimpinan Chiang yang gagal menahan agresi militer [[Jepang]]. Pada [[26 Mei]] [[1933]], ia menjadi komandan kepala Pasukan Gabungan Anti Jepang bersama [[Ji Hongchang]] yang menjabat komandan garis depan. Dengan kekuatan yang diklaimnya sebesar 100.000 orang, pasukan itu berhasil merebut [[Duolun]] (sekarang wilayah Mongolia Dalam) serta menghalau pasukan Jepang yang dibantu pasukan [[Manchukuo]] (negara boneka bentukan Jepang di kawasan [[Manchuria]]) dari Provinsi [[Chahar]].
 
Hingga akhir Juli 1933, Feng bersama Ji Hongchang membentuk Komite Pemulihan Empat Provinsi di Timur Laut” di [[Kalgan]]. Tak lama kemudian ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai komandan Pasukan Gabungan Anti Jepang karena ketidakcocokkan dengan Chiang, namuntetapi ia masih tetap mendukung Kuomintang. Antara tahun 1935 hingga 1945, ia menjabat berbagai posisi dalam tubuh tentara nasionalis maupun pemerintahan. Tahun [[1935]]-[[1938]] ia menjabat sebagai wakil presiden dewan militer nasional dan masih menjadi anggota lembaga itu hingga tahun [[1945]]. Ketika [[Perang Tiongkok-Jepang II]] meletus pada tahun [[1937]], ia menjabat sebagai komandan kepala untuk zona perang VI. Setelah [[Perang Dunia II]] usai, Feng melakukan perjalanan ke [[Amerika Serikat]] dimana ia mengkritik pemerintahan Presiden [[Harry Truman]] yang mendukung rezim Chiang. Feng meninggal tahun 1948 dalam kecelakaan kapal laut di [[Laut Hitam]], saat itu ia sedang dalam perjalanan menuju Soviet. Jasadnya dimakamkan di Tiongkok dengan penuh kehormatan pada tahun [[1953]].
 
{{lifetime|1882|1948|Feng Yuxiang}}