Titrimetri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 1:
{{gabungdari|Titrasi}}
[[Berkas:Winkler_Titration_Prior_Titration.jpg|jmpl|[[Titrasi Winkler]] untuk menentukan konsentrasi oksigen terlarut dalam sampel air. Oksigen terlarut dikonversi menjadi sejumlah ekivalen iodium, yang kemudian dititrasi menggunakan tiosulfat dengan [[indikator amilum]]. Warna biru dalam labu akan hilang ketika semua iodium sudah berubah menjadi iodida.]]
'''Titrimetri''', dikenal juga sebagai '''titrasi''',<ref>Whitney, W.D.; B.E. Smith (1911). "titrimetry".  ''The Century Dictionary and Cyclopedia''. The Century co. p.  6504.</ref> adalah metode [[analisis kimia]] [[Penelitian kuantitatif|kuantitatif]] yang umum digunakan untuk menentukan [[konsentrasi]] dari suatu [[analit]] yang telah diketahui. Oleh karena pengukuran [[volume]] memainkan peran kunci dalam titrasi, metode ini dikenal juga dengan '''analisis volumetri'''. [[Pereaksi]], disebut juga sebagai ''titer''  atau ''titrator''<ref>''Compendium for Basal Practice in Biochemistry''. Aarhus University. 2008.</ref>  adalah [[larutan standar]] yang telah dipersiapkan. Titer dengan konsentrasi dan volume yang telah diketahui bereaksi dengan larutan ''analit''  atau ''titran''<ref>"[http://www.answers.com/topic/titrand titrand]".  ''Science & Technology Dictionary''. McGraw-Hill. Retrieved  30 September 2011.</ref>  untuk menentukan konsentrasinya. Volume titer yang bereaksi disebut ''volume titrasi''.
 
== Sejarah dan etimologi ==
Sebutan "titrasi" berasal dari bahasa Latin ''titulus'', yang berarti prasasti atau gelar. Istilah Perancis ''titre'', berarti rangking atau peringkat.
 
Analisis volumetri pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-18 di Perancis. [[Titrasi|François-Antoine-Henri Descroizilles]] mengembangkan buret pertama (yang mirip dengan gelas ukur) pada tahun 1791.<ref>Szabadváry, F. (1993).  ''History of Analytical Chemistry''.  [[:en:Taylor & Francis|Taylor & Francis]]. pp.  208–209.[[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/2-88124-569-2|2-88124-569-2]].</ref>  [[Joseph Louis Gay-Lussac]] mengembangkan versi perbaikan buret dengan menambahkan lengan samping, dan memberikan nama "[[pipet]]" dan "[[buret]]" dalam makalah tahun 1824 pada standardisasi larutan indigo. Terobosan penting dalam metodologi dan popularisasi analisis volumetri dilakukan oleh  [[Karl Friedrich Mohr]], yang merancang ulang buret dengan memasang klem dan ''tip''  pada bagian bawah, dan menulis buku teks pertamanya dengan judul,  ''Lehrbuch der chemisch-analytischen Titrirmethode'' (''Buku teks metode titrasi kimia analitik''), dipublikasikan tahun 1855.<ref>Rosenfeld, L. (1999).  ''Four Centuries of Clinical Chemistry''.  [[:en:CRC Press|CRC Press]]. pp.  72–75.[[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/90-5699-645-2|90-5699-645-2]].</ref>
 
== Prosedur ==
Baris 12:
Titrasi dimulai dengan [[Beker|gelas piala]] (''beaker'') atau [[labu Erlenmeyer]] yang berisi analit dengan volume yang sangat tepat dan sejumlah kecil [[indikator]] (misalnya: [[Fenolftalin|fenolftalein]]) yang diletakkan di bawah [[buret]] atau [[Pipet|pipet semprit kimia]] yang berisi titer dan telah dikalibrasi. Sejumlah kecil titer kemudian ditambahkan ke dalam analit dan indikator hingga indikator berubah warna karena bereaksi dengan kelebihan titer, menunjukkan titrasi telah mencapai [[titik ekivalen|titik akhir]]. Bergantung pada titik akhir yang diinginkan, setetes titer atau kurang dapat membuat perbedaan permanen atau temporer dari indikator. Ketika titik akhir reaksi dicapai, volume reaktan yang dikonsumsi diukur dan digunakan untuk menghitung konsentrasi analit dengan persamaan:
: <math>\mathbf{C}_a=\frac{\mathbf{C}_{t}\mathbf{V}_{t}\mathbf{M}}{\mathbf{V}_a}</math>
di mana  '''C'''<sub>a</sub>  adalah konsentrasi analit, biasanya dalam [[molaritas]]; '''C'''<sub>t</sub> adalah konsentrasi titer, biasanya dalam molaritas; '''V'''<sub>t</sub> adalah volume titer yang digunakan, biasanya dalam liter; '''M'''  adalah rasio mol analit dan pereaksi dari [[Persamaan reaksi|persamaan kesetimbangan kimia]]; dan  '''V'''<sub>a</sub> adalah volume analit yang digunakan, biasanya dalam liter.<ref>Harris, D.C. (2007).  ''Quantitative Chemical Analysis''  (7<sup>ed</sup>.). W. H. Freeman and Company. p.  12.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/9780716770411|9780716770411]].</ref>
 
=== Teknik preparasi ===
Umumnya titrasi memerlukan titer dan analit dalam bentuk cairan (larutan). Meskipun padatan biasanya dilarutkan terlebih dahulu dalam larutan air, beberapa pelarut seperti [[asam asetat glasial]] atau [[etanol]] digunakan untuk kepentingan khusus (seperti dalam [[petrokimia]]).<ref>Matar, S.; L.F. Hatch (2001).  ''Chemistry of Petrochemical Processes''  (2 ed.). Gulf Professional Publishing.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-88415-315-0|0-88415-315-0]].</ref> Analit pekat seringkali diencerkan untuk meningkatkan akurasi.
 
Kebanyakan titrasi non asam-basa memerlukan [[pH]] yang konstan selama reaksi. Oleh karena itu, [[Larutan penyangga|larutan dapar]] dapat ditambahkan ke dalam bejana titrasi untuk mempertahankan pH.<ref>Verma, Dr. N.K.; S.K. Khanna; Dr B. Kapila.  ''Comprehensive Chemistry XI''. New Dehli: Laxmi Publications. pp.  642–645.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/81-7008-596-9|81-7008-596-9]].</ref>
 
Jika dua pereaksi dalam satu sampel dapat bereaksi dengan titer dan hanya satu analit yang dikehendaki, [[zat penopeng|larutan penopeng]]  (''masking agent'')  dapat ditambahkan ke dalam bejana reaksi untuk menopengi ion yang tidak diinginkan.<ref>Patnaik, P. (2004).  ''Dean's Analytical Chemistry Handbook''  (2<sup>ed</sup>.). McGraw-Hill Prof Med/Tech. pp.  2.11–2.16.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-07-141060-0|0-07-141060-0]].</ref>
 
Beberapa reaksi [[redoks]] memerlukan pemanasan larutan sampel dan titrasi dilakukan selama masih panas untuk menaikkan [[laju reaksi]]. Sebagai contoh, oksidasi beberapa larutan oksalalt memerlukan pemanasan hingga  60&nbsp;°C (140&nbsp;°F) untuk menjaga agar laju reaksi tetap.<ref>Walther, J.V. (2005).  ''Essentials of Geochemistry''. Jones & Bartlett Learning. pp.  515–520.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-7637-2642-7|0-7637-2642-7]].</ref>
 
== Kurva titrasi ==
[[Berkas:Oxalic_acid_titration_grid.svg|jmpl|Kurva titrasi asam [[asam diprotik|diprotik]] yang dititrasi dengan basa kuat. Tampak bahwa [[asam oksalat]] dititrasi dengan [[natrium hidroksida]]. Kedua titik ekivalen terlihat jelas.]]
Kurva titrasi adalah kurva planar dengan sumbu ''x''  adalah volume [[titer]] yang ditambahkan sejak awal titrasi, sementara sumbu ''y''  adalah konsentrasi analit pada setiap tahapan titrasi (dalam titrasi asam-basa, sumbu y biasanya adalah pH larutan).<ref>Reger, D.L.; S.R. Goode; D.W. Ball (2009).  ''Chemistry: Principles and Practice''  (3 ed.). Cengage Learning. pp.  684–693.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-534-42012-5|0-534-42012-5]].</ref>
 
Dalam titrasi asam-basa, kurva titrasi merefleksikan kekuatan asam dan basa terkait. Untuk asam kuat dan basa kuat, kurva relatif halus dan sangat tajam di sekitar titik ekivalen. Oleh karena itu, sejumlah kecil volume titer di sekitar titik ekivalen menghasilkan perubahan pH yang besar dan banyak indikator yang mampu mendeteksinya (misalnya: [[lakmus]], [[Fenolftalin|fenolftalein]], atau [[bromotimol biru]]).
Baris 31:
Jika salah satu pereaksinya adalah asam atau basa lemah dan lainnya adalah basa atau asam kuat, kurva titrasi tidak wajar dan pH hanya bergeser sedikit dengan penambahan sedikit titer di sekitar titik ekivalen. Sebagai contoh, kurva titrasi untuk titrasi antara [[asam oksalat]] (asam lemah) dan [[natrium hidroksida]] (basa kuat) seperti tampak pada gambar. Titik ekivalen terjadi pada pH antara 8-10, menunjukkan larutan bersifat basa pada titik ekivalen dan indikator yang sesuai adalah [[Fenolftalin|fenolftalein]]. Kurva titrasi untuk basa lemah dan asam kuat mempunyai gambaran yang asma, dengan larutan sedikit asam pada titik ekivalen dan indikator yang sesuai adalah [[metil jingga]] dan [[bromotimol biru]].
 
Titrasi antara asam lemah dan basa lemah mempunyai kurva titrasi yang sangat tidak wajar. Oleh karena itu, tidak ada indikator yang pasti cocok dan seringkali digunakan [[pH meter]] untuk memonitor reaksi.<ref>Bewick, S.; J. Edge; T. Forsythe; R. Parsons (2009).  ''CK12 Chemistry''. CK-12 Foundation. pp.  794–797.</ref>
 
Fungsi yang sesuai untuk menjelaskan kurva titrasi disebut [[fungsi sigmoid]].
Baris 92:
 
=== Titrasi redoks ===
Titrasi redoks berdasarkan [[Redoks|reaksi reduksi-oksidasi]] antara oksidator dan reduktor. Suatu [[potensiometer]] atau [[indikator redoks]] biasanya digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya ketika salah satu konstituennya adalah [[kalium dikromat]]. Perubahan warna larutan dari jingga ke hijau tidak jelas, oleh karenanya perlu digunakan suatu indikator seperti [[natrium difenilamina]].<ref>Vogel, A.I.; J. Mendham (2000).  ''Vogel's textbook of quantitative chemical analysis''  (6<sup>ed</sup>.). Prentice Hall. p.  423.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-582-22628-7|0-582-22628-7]].</ref> Analisis [[belerang dioksida]] dalam ''wine''  memerlukan iodium sebagai oksidator. Dalam kasus ini, amilum digunakan sebagai indikator; kompleks iodium-amilum berwarna biru terbentuk dengan adanya kelebihan iodium, menunjukkan titik akhir titrasi.<ref>Amerine, M.A.; M.A. Joslyn (1970).  ''Table wines: the technology of their production''  '''2'''  (2<sup>ed</sup>.). University of California Press. pp.  751–753.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-520-01657-2|0-520-01657-2]].</ref>
 
Beberapa titrasi redoks tidak memerlukan indikator, karena warna konstituennya cukup tajam. Misalnya, dalam [[permanganometri]] warna merah jambu yang sangat tipis menandakan titik akhir titrasi karena warna dari kelebihan oksidator [[kalium permanganat]].<ref>German Chemical Society. Division of Analytical Chemistry (1959).  ''Fresenius' Journal of Analytical Chemistry''  (in German). 166-167. University of Michigan: J.F. Bergmann. p.  1.</ref> Dalam [[iodometri]], pada konsentrasi yang cukup besar, pudarnya warna merah-coklat ion [[triiodida]] dapat digunakan sebagai petunjuk titik akhir, meskipun pada konsentrasi yang lebih rendah sensitivitasnya perlu ditingkatkan dengan penambahan indikator amilum, yang membentuk kompleks biru tajam dengan triiodida.
[[Berkas:Iodometric_titration_mixture.jpg|pus|jmpl|400x400px|Warna titrasi [[iodometri]] suatu campuran sebelum (kiri) dan setelah (kanan) titik akhir titrasi.]]
 
=== Titrasi fasa gas ===
Titrasi fasa gas adalah titrasi yang dilakukan dalam fasa gas, terutama sebagai metode penentuan spesies reaktif melalui reaksi dengan kelebihan beberapa gas, yang bertindak sebagai titer. Salah satu titrasi fasa gas yang umum, gas ozon dititrasi dengan nitrogen oksida sesuai reaksi berikut
: O<sub>3</sub> + NO → O<sub>2</sub> + NO<sub>2</sub>.<ref>Hänsch, T.W. (2007).  ''Metrology and Fundamental Constants''. IOS Press. p.  568.[[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/1-58603-784-6|1-58603-784-6]].</ref><ref>"[http://www.bipm.fr/en/scientific/chem/gas_titration.html Gas phase titration]". Bureau International des Poids et Mesures.</ref>
Setelah reaksi sempurna, kelebihan titer yang tersisa dan produk dikuantifikasi (misal: dengan [[Spektroskopi inframerah transformasi Fourier|FT-IR]]); ini digunakan untuk menentukan jumlah analit dalam sampel aslinya.
 
Titrasi fasa gas mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan [[spektrofotometri]] sederhana. Pertama, pengukuran tidak bergantung pada panjang gelombang, karena panjang gelombang yang sama digunakan untuk mengukur kelebihan titer dan produk sekaligus. Kedua, pengukuran tidak bergantung pada perubahan linear absorbansi sebagai fungsi konsentrasi analit seperti didefinisikan dalam [[hukum Beer-Lambert]]. Ketiga, berguna untuk sampel yang mengandung spesies-spesies yang saling menginterfensi panjang gelombang analit.<ref>DeMore, W.B.; M. Patapoff (September 1976). "Comparison of Ozone Determinations by Ultraviolet Photometry and Gas-Phase Titration".  ''Environmental Science & Technology''  '''10'''(9): 897–899.  [[Digital object identifier|doi]]:[[doi:10.1021/es60120a012|10.1021/es60120a012]].</ref>
 
=== Titrasi kompleksometri ===
Titrasi kompleksometri berdasarkan pada pembentukan [[Kompleks (kimia)|kompleks]] antara analit dan titer. Secara umum, mereka memerlukan [[indikator kompleksometri]] khusus yang membentuk kompleks lemah dengan analit. Contoh paling umum adalah penggunaan [[indikator amilum]] untuk meningkatkan sensitivitas titrasi iodometri. Kompleks biru gelam amilum-iodium dan iodida menjadi lebih jelas daripada iodium saja. Indikator kompleksometri lainnya adalah [[Eriochrome Black T]] untuk titrasi ion [[kalsium]] dan [[magnesium]], dan [[senyawa pengkhelat]] EDTA digunakan untuk mentitrasi ion logam dalam larutan.<ref>Khopkar, S.M. (1998).  ''Basic Concepts of Analytical Chemistry''  (2<sup>ed</sup>.). New Age International. pp.  63–76.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/81-224-1159-2|81-224-1159-2]].</ref>
 
=== Titrasi potensial zeta ===
Titrasi potensial zeta adalah titrasi yang titik akhirnya dimonitor menggunakan [[potensial zeta]], bukan menggunakan [[Indikator asam-basa|indikator]], untuk menentukan karakteristik sistem [[heterogen]], seperti [[koloid]].<ref>Somasundaran, P. (2006). "Calculation of Zeta-Potentials from Electrokinetic Data".''Encyclopedia of Surface and Colloid Science''  (2<sup>ed</sup>.) (CRC Press)  '''2''': 1097.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-8493-9607-7|0-8493-9607-7]].</ref> Salah satu penggunaannya adalah untuk menentukan [[titik isoelektrik]] ketika muatan permukaan menjadi nol, yang diperoleh dengan mengubah [[pH]] atau penambahan [[surfaktan]]. Penggunaan lainnya adalah penentuan dosis optimum untuk [[flokulasi]] atau [[stabilisasi]].<ref>Dukhin, A.S.; P.J. Goetz (2002).  ''Ultrasound for Characterizing Colloids: Particle sizing, Zeta potential, Rheology''. Studies in Interface Science  '''15'''. Elsevier. pp.  256–263.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-444-51164-4|0-444-51164-4]].</ref>
 
=== Asai ===
Asai adalah suatu bentuk titrasi biologi yang digunakan untuk menentukan konsentrasi [[virus]] atau [[bakteri]]. Sederet pengenceran dilakukan terhadap sampel dalam rasio tetap (misalnya: 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, dst.) sampai pengenceran terakhir tidak memberikan hasil positif adanya virus. Nilai positif atau negatif dapat ditentukan dengan cara pemeriksaan visual sel yang terinfeksi di bawah [[mikroskop]] atau menggunakan metode imunoenzimetri seperti ''[[ELISA|enzyme-linked immunosorbent assay]]''  (ELISA). Nilai ini dikenal sebagai [[titer]].<ref>Decker, J.M. (2000).  ''Introduction to immunology''. Eleventh Hour (3 ed.). Wiley-Blackwell. pp.  18–20.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-632-04415-2|0-632-04415-2]].</ref>
 
== Menentukan titik akhir titrasi ==
Beberapa metode penentuan titik akhir titrasi antara lain:<ref>"[http://www.answers.com/topic/titration Titration]".  ''Science & Technology Encyclopedia''. McGraw-Hill.</ref>
* Indikator: Suatu senyawa yang berubah warna sesuai dengan perubahan kimia. Suatu [[indikator asam-basa]] (misal: [[Fenolftalin|fenolftalein]]) berubah warna sesuai pH. [[Indikator redoks]] juga bisa digunakan . Setetes larutan indikator ditambahkan sejak awal titrasi; titik akhir titrasi tercapai ketika terjadi perubahan warna.
* [[Potensiometer]]: Suatu instrumen yang mengukur [[potensial elektrode]] suatu larutan. Ini digunakan untuk titrasi redoks; potensial elektrode kerja akan tiba-tiba berubah saat titik akhir titrasi tercapai.
Baris 128:
 
=== Titik akhir dan titik ekivalen titrasi ===
Meskipun titik ekivalen dan titik akhir titrasi sering dimaknai sama, sebetulnya keduanya memiliki perbedaan. ''Titik ekivalen''  adalah penyelesaian reaksi secara teoretis: volume pentiter yang ditambahkan pada saat jumlah mol pentiter sama dengan jumlah [[mol]] analit. ''Titik akhir titrasi''  adalah titik yang secara nyata teramati, perubahan fisika dalam larutan yang ditentukan oleh suatu [[Indikator asam-basa|indikator]] atau instrumen yang dinyatakan di atas.<ref>Harris, D.C. (2003).  ''Quantitative Chemical Analysis''  (6 ed.). Macmillan. p.  129.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-7167-4464-3|0-7167-4464-3]].</ref>
 
Terdapat sedikit perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik ekivalen titrasi. Kesalahan ini merujuk pada kesalahan indikator, dan itu merupakan kesalahan taktentu.<ref>Hannan, H.J. (2007).  ''Technician's Formulation Handbook for Industrial and Household Cleaning Products''. Lulu.com. p.  103.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-615-15601-0|0-615-15601-0]].</ref>
 
=== Titrasi balik ===
Titrasi balik adalah titrasi yang dilakukan secara terbalik; bukannya mentitrasi sampel aslinya, tetapi sejumlah pereaksi standar ditambahkan berlebih secara kuantitatif ke dalam sampel, dan kelebihannya dititrasi. Titrasi balik berguna jika titik akhir titrasi balik lebih mudah diidentifikasi daripada titik akhir titrasi normal, seperti pada kasus reaksi [[Presipitasi (kimia)|presipitasi]]. Titrasi balik juga berguna jika reaksi antara analit dan pentiter berlangsung lambat, atau jika analit berupa padatan tak [[Kelarutan|larut]].<ref>Kenkel, J. (2003).  ''Analytical Chemistry for Technicians''  '''1'''  (3 ed.). CRC Press. pp.  108–109.</ref>
 
== Metode grafik ==
Proses titrasi membuat larutan dengan rentang komposisi dari asam murni hingga basa murni. Identifikai pH yang berkaitan dengan setiap tahapan titrasi relatif sederhana untuk asam dan basa monoprotik. Adanya lebih dari satu gugus asam atau basa memperumit perhitungan ini. Metode grafik,<ref><cite class="citation web" contenteditable="false">[http://www.tahosa.us/Equiligraph/Equiligraph/Equiligraph_Basics.html "The Equligraph: Revisiting an old tool"]<span class="reference-accessdate">. </span></cite></ref> seperti ekuiligraf,<ref>Freiser, H. (1963).  ''Ionic Equilibria in Analytical Chemistry''. Kreiger.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-88275-955-8|0-88275-955-8]].</ref> telah lama digunakan untuk menghitung interaksi kesetimbangan pasangan. Metode pemecahan grafik ini mudah diterapkan, meskipun jarang digunakan.
 
== Penggunaan khusus ==
Baris 142:
Contoh titrasi khusus antara lain:
; Titrasi asam-basa
* Dalam [[biodiesel]]: [[Bahan bakar minyak sayur|Limbah minyak sayur]] (En: ''Waste vegetable oil, WVO'') harus dinetralkan sebelum suatu tumpak diproses lebih lanjut. Sejumlah WVO dititrasi dengan basa untuk menentukan keasamannya, sehingga tumpak berikutnya dapat dinetralkan dengan tepat. Ini menghilangkan [[Asam lemak|asam lemak bebas]] dari WVO yang secara normal akan bereaksi membentuk sabun, bukan biodiesel.<ref>Purcella, G. (2007).  ''Do It Yourself Guide to Biodiesel: Your Alternative Fuel Solution for Saving Money, Reducing Oil Dependency, Helping the Planet''. Ulysses Press. pp.  81–96. [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/1-56975-624-4|1-56975-624-4]].</ref>
* [[Metode Kjeldahl]]: Penentuan kadar nitrogen dalam sampel. Nitrogen organik didestruksi menjadi [[amonia]] dengan [[asam sulfat]] dan [[kalium sulfat]]. Akhirnya amonia dititrasi balik dengan [[asam borat]] dan kemudian dengan [[natrium karbonat]].<ref>''Remington: the science and practice of pharmacy''  '''1'''  (21<sup>ed</sup>.). Lippincott Williams & Wilkins. 2005. p.  501.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-7817-4673-6|0-7817-4673-6]].</ref>
* [[Nilai asam]]: Massa, dalam miligram, [[kalium hidroksida]] (KOH) yang diperlukan untuk mentitrasi lengkap suatu asam dalam satu gram sampel. Contohnya penentuan kandungan [[Asam lemak|asam lemak bebas]].
* [[Nilai saponifikasi]]: Massa, dalam miligram, KOH yang dibutuhkan untuk mensaponifikasi [[asam lemak]] dalam satu gram sampel. Saponifikasi digunakan untuk menentukan panjang rata-rata rantai asam lemak dalam lemak.
Baris 150:
* [[Nilai hidroksil]]: Massa, dalam miligram, KOH mewakili gugus [[hidroksil]] dalam satu gram sampel. Analit [[Asetilasi|diasetilasi]] menggunakan [[anhidrida asetat]] kemudian dititrasi dengan KOH.
; Titrasi redoks
* [[Uji Winkler untuk oksigen terlarut]]: Digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen dalam air. Oksigen dalam sampel air direduksi menggunakan [[mangan(II) sulfat]], yang bereaksi dengan [[kalium iodida]] menghasilkan [[iodium]]. Iodium yang dibebaskan proporsional terhadap oksigen dalam sampel, oleh karenanya konsentrasi oksigen ditentukan dengan titrasi redoks iodium dengan [[tiosulfat]] menggunakan indikator amilum.<ref>Spellman, F.R. (2009).  ''Handbook of Water and Wastewater Treatment Plant Operations'' (2<sup>ed</sup>.). CRC Press. p.  545.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/1-4200-7530-6|1-4200-7530-6]].</ref>
* [[Vitamin C]]: Dikenal juga sebagai asam askorbat, Vitamin C merupakan reduktor kuat. Konsentrasinya dapat diidentifikasi dengan mudah ketika dititrasi dengan pewarna biru [[diklorofenolindofenol]] (DCPIP) yang berbah menjadi tak berwarna ketika direduksi oleh vitamin.<ref>''Biology''  '''3'''. London: Taylor & Francis. 1967. p.  52.</ref>
* [[Pereaksi Benedict]]: Kelebihan [[glukosa]] dalam urin menandakan [[Diabetes melitus|diabetes]]. Metode Benedict adalah metode konvensional untuk mengukur kadar glukosa dalam urin menggunakan pereaksi yang telah dipersiapkan. Dalam titrasi ini, glukosa mereduksi ion [[Tembaga|kupri]] menjadi kupro ketika bereaksi dengan [[kalium tiosianat]] menghasilkan endapan putih, yang menandakan titik akhir titrasi.<ref>Nigam (2007).  ''Lab Manual Of Biochemistry''. Tata McGraw-Hill Education. p.  149. [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/0-07-061767-8|0-07-061767-8]].</ref>
* [[Nilai bromin]]: Suatu ukuran [[Saturasi (kimia)|ketakjenuhan]] dalam analit, dinyatakan dalam miligram bromin yang diabsorpsi oleh 100 gram sampel.
* [[Nilai iodium]]: Suatu ukuran ketakjenuhan dalam analit, dinyatakan dalam gram iodium yang diabsorpsi oleh 100 gram sampel.
; Lain-lain
* [[Titrasi Karl Fischer]]: Suatu metode potensiometri untuk menganalisis air renik dalam suatu senyawa. Sampel dilarutkan dalam [[metanol]], dan dititrasi dengan pereaksi Karl Fischer. Pereaksi KF mengandung iodium, yang bereaksi secara proporsional dengan air. Oleh karena itu, kadar air dapat ditentukan dengan memonitor [[Potensial listrik|potensial]] kelebihan iodium.<ref>Jackson, M.L.; P. Barak (2005).  ''Soil Chemical Analysis: Advanced Course''. UW-Madison Libraries Parallel Press. pp.  305–309.  [[ISBN]]  [[:en:Special:BookSources/1-893311-47-3|1-893311-47-3]].</ref>
 
== Lihat juga ==