Laskar Sedekah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wisnuardiant (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 56:
Menggunakan media sosial [[Facebook]] untuk aktivitas sosial tidak selamanya mudah. Komunitas Laskar Sedekah menerima sumbangan atau donasi yang cenderung sedikit, tergantung pada bagaimana konten yang dibuat. Sebagai misal, setiap harinya mereka menerima [[donasi]] yang sedikit karena tidak ada momentum khusus yang membuat para netizen ingin mendonasikan uangnya. Namun, ketika datang waktu-waktu tertentu seperti bulan [[Ramadan|Ramadhan]], [[Iduladha|Idul Adha]], atau terjadi peristiwa bencana alam, jumlah donatur yang mendonasikan uangnya dapat dikatakan naik signifikan. Oleh karena itu, mereka sangat bergantung pada seberapa kreatif sumber daya yang ada dalam mengurus konten sosial media mereka.
 
Selain itu, aktivitas di sosial media [[Facebook]] juga tidak terlalu menjamin kegiatan mereka dapat berjalan dengan lancar. Sebagai misal, ketika akan menggelar program tebar nasi bungkus setiap hari Minggu pagi, hanya ada 1-2 orang masyarakat umum yang berpartisipasi. Mereka bahkan pernah mengubah jadwal kegiatan itu menjadi hari Sabtu di setiap akhir bulan, harapannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak bisa berpartisipasi dipada hari Minggu. Namun, persoalannya juga tidak berubah. Jumlah partisipan yang bergabung dalam program tersebut masih sangat sedikit. Hal itu menunjukan, aktivisme yang dilakukan lewat media sosial [[Facebook]] tidak sepenuhnya memberikan dampak yang progresif. Bahkan, dapat dikatakan, gerakan Laskar Sedekah hanya ''booming'' di awal-awal saja. Mereka menuturkan, makin kesini antusiasme masyarakat menurun; tidak sebesar dulu ketika [[komunitas]] ini pertama kali terbentuk.<ref name=":3" />
 
Lebih jauh lagi, penelitian dari Astuti (2017) juga menyebutkan bahwa ''engagement'' antara ''user'' dengan admin di media sosial [[Facebook]] mereka juga terkesan sangat menurun. Jumlah ''likers, comments,'' dan ''share'' yang dilakukan oleh netizen di akun [[Facebook]] Laskar Sedekah juga tidak seberapa. Hal itu mereka nilai sebagai bergesernya trend sosial media yang dulunya sangat menggemari [[Facebook]], sekarang banyak yang beralih ke line, [[Instagram]], dan [[twitter]].<ref name=":0">Astuti, Indriati Tri. 2017. Facebook Dan Komunitas Filantropi Islam. Skripsi. Program Studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada</ref> Namun demikian, Laskar Sedekah juga memiliki sosial media seperti itu, namun tetap saja terhambat dari segi ''engagement''. Meskipun Laskar Sedekah sudah berupaya untuk memperbaiki konten mereka dengan membuat desain-desain baru, hal itu rupanya dirasa belum cukup. Menurut penelitian yang sama, hal itu disebabkan karena pola [[komunikasi]] yang dibangun di dalamnya hanya satu arah. Laskar Sedekah lebih banyak mengunggah postingan tentang penggalangan bantuan, laporan penyaluran sedekah, publikasi kegiatan, dan konten-konten tentang motivasi [[sedekah]]. Mereka kurang membangun pola komunikasi dua arah dengan cara yang kreatif untuk melibatkan pengguna sosial media dalam aktivisme ''online'' mereka. Menurut penelitian yang sama, tidak adanya inovasi dari pengurus Laskar Sedekah akan berdampak pada tidak ada antusiasme publik terhadap aktivisme sosial media yang dilakukan oleh Laskar Sedekah.<ref name=":0" />