Banowati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
Hidayatsrf (bicara | kontrib) |
||
Baris 9:
Dalam ''Mahabharata'' diceritakan bahwa pangeran [[Duryodana]] dari [[Hastinapura]] diundang untuk menghadiri [[sayembara]] Putri Banowati, putri Raja Citranggada di [[kerajaan Kalinga|Kalinga]]. Sebelum menuju ke sana, terlebih dahulu Duryodana pergi ke kota Rajapura untuk menjemput temannya, [[Karna]]. Di tempat sayembara, sudah banyak kesatria dari berbagai penjuru [[Bharatawarsha]] yang hadir, antara lain: [[Sisupala]], [[Jarasanda]], [[Bismaka]], Bakra, Kapotaroman, [[Nila (Mahabharata)|Nila]], [[Rukmi]], Sringga, Asoka, [[Satadanwa]], dan lain-lain.
Pada puncak acara, Banowati memasuki tempat sayembara sambil membawa [[puspamala]], dengan diiringi pelayan dan pengawal. Banowati tidak mengacuhkan Duryodana setelah mengetahui asal
Sesampainya di [[Hastinapura]], Duryodana membela diri bahwa perbuatannya tidak dapat disalahkan. Ia membenarkan tindakannya dengan mengungkit masa lalu kakeknya, [[Bisma]], yang juga pernah melarikan putri dari [[kerajaan Kasi]]. Pada akhirnya, Banowati mau menerima cinta Duryodana, lalu menikah dengannya. Dari pernikahannya, Banowati memiliki anak kembar buncing, yang diberi nama [[Laksmana (Mahabharata)|Laksmana]] dan [[Laksmanā]]. Laksmana ikut bertempur membela ayahnya dalam [[perang di Kurukshetra]], dan gugur di tangan [[Abimanyu]], sepupunya. Sedangkan Laksmanā menikah dengan [[Samba (Mahabharata)|Samba]], putra [[Kresna]].
|