Universitas Katolik Leuven: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
Pada abad ke-15, kota Leuven meminta agar didirikan sebuah universitas dan [[Jan IV, Adipati Brabant]] mendukung permintaan ini. Dengan sebuah [[bula kepausan]] yang ditandatangani oleh [[Paus Martinus V]] pada [[9 Desember]] [[1425]] Universitas Louvain didirikan sebagai sebuah ''Studium Generale''. Karena itu, ia merupakan universitas [[Katolik Roma|Katolik]] tertua di dunia yang masih beroperasi sekarang. Pada tahun-tahun awalnya, universitas ini meniru universitas [[Paris]], [[Köln]] dan [[Wina]]. Universitas ini berkembang pada abad ke-16 karena kehadiran sejumlah ilmuwan dan profesor terkemuka, seperti Adriaan Florenszoon Boeyens ([[Paus Adrianus VI]]), [[Desiderius Erasmus]], [[Joan Lluís Vives]], [[Andreas Vesalius]] dan [[Gerardus Mercator]].
Namun pada [[1797]] universitas yang lama ditutup di bawah pemerintahan [[Republik Perancis]], karena wilayah ini dianeksasi oleh Perancis pada [[Perang Revolusi Perancis]]. Ketika wilayah ini menjadi bagian dari [[Uni Kerajaan Belanda]] (1815-1830), [[
<!--The next milestone came in [[1968]] when the bilingual ''Catholic University of Leuven'' was split into two universities, which became independence institutions in [[1970]]. The split was caused by repeated protests from Flemish organisations and student population on claims of discrimination (''Leuven Vlaams'' action, E: Leuven Flemish). The Dutch-speaking [[Katholieke Universiteit Leuven]] (K.U.Leuven), remained in Leuven ([[Flanders]], north part of Belgium), and [[Pieter De Somer]] became the first rector of the new university. The French-speaking [[Université Catholique de Louvain]] (UCL), moved to [[Ottignies-Louvain-la-Neuve|Louvain-la-Neuve]] at [[Ottignies]] ([[Wallonia]], south part of Belgium). Now there is about a forty-five minute drive between the two universities.
|