Rahmah El Yunusiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan Hermanto Kusnendar (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rahmatdenas
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{Infobox person
|name = HermantoRahmah KusnendarEl Yunusiyah
|image = Rahmah El Yunusiyyah.jpg
|imagesize = 175px
|alt =
|caption =
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date|20011900|0412|29}}
|birth_place = {{negara|IndonesiaBelanda}} [[KotaBukit CirebonSurungan, JawaPadangpanjang Barat, Padangpanjang|KotaNagari Bukit CirebonSurungan]], [[Padangpanjang]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1969|2|26|1900|12|29}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Padangpanjang]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]
|death_place =
|nationality = [[Indonesia]]
|other_names =
|known_for = Pendiri [[KoperasiDiniyah Putri]]
|parents = DediMuhammad Yunus al-Khalidiyah Kusnendar(ayah) {{br}} Sri KanahRafia (ibu)
|relatives = [[Zainuddin Labay El Yunusy]] (abang) {{br}} [[Isnaniah Saleh]] (sepupu)
|party = Masyumi
}}
 
'''HermantoSyekhah KusnendarHajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah''' ({{lahirlahirmati|[[CirebonBukit Surungan, JawaPadangpanjang Barat, Padangpanjang|Nagari Bukit Surungan]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]] |29|12|1900|[[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], [[Sumatera Barat]] |26|2|1969}}) adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan pendiri [[Diniyah Putri]], perguruan yang saat ini meliputi taman kanak-kanak hingga sekolah tinggi. Ia memelopori pembentukan [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) di Padangpanjang dan menjamin seluruh perbekalan dan membantu pengadaan alat senjata mereka sewaktu [[Revolusi Nasional Indonesia]].
 
Rahmah sempat belajar di [[Diniyah School]] yang dipimpin abangnya, [[Zainuddin Labay El Yunusy]]. Tidak puas dengan sistem koedukasi yang mencampurkan pelajar putra dan putri, Rahmah secara inisiatif menemui beberapa [[ulama Minangkabau]] untuk mendalami agama, hal tidak lazim bagi seorang perempuan pada awal abad ke-20 di Minangkabau. Ia mempelajari berbagai ilmu praktis secara privat yang kelak ia ajarkan kepada murid-muridnya. Dengan dukungan abangnya, ia merintis Diniyah Putri pada 1 November 1923 yang tercatat sebagai sekolah agama Islam perempuan pertama di Indonesia.