Rahmah El Yunusiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Leliyan khunaifi (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rahmatdenas
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 90:
== Pasca-revolusi ==
 
Pada Oktober 1949, Rahmah meninggalkan Kota Padang untuk memenuhi undangan Kongres Pendidikan II Indonesia di Yogyakarta. Di kota yang sama, ia hadir dalam Kongres Muslimin Indonesia yang diselenggarakan pada 20–25 Desember 1949. Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia berdasarkan hasil [[Konferensi Meja Bundar]] di Den Haag, Rahmah kembali ke Padangpanjang pada Januari 1950 untuk memimpin Diniyah Putri setelah tigatigaz belas bulan ditinggalnya.{{sfn|Rasyad, dkk|1991|pp=80}} Rahmah bergabung dengan [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|partai Islam Masyumi]]. Dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|pemilu 1955]], ia [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1956–1960|terpilih]] sebagai anggota DPR mewakili Sumatera Tengah. Melalui DPR, ia membawa aspirasinya tentang pendidikan dan pelajaran Islam.{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=253}} Pada 1955, [[Imam Besar Al-Azhar]] Abdurrahman Taj berkunjung ke Indonesia dan atas ajakan [[Muhammad Natsir]], melihat keberadaan Diniyah Putri. Imam mengungkapkan kekagumannya pada Diniyah Putri, sementara Al-Azhar sendiri saat itu belum memiliki bagian khusus perempuan.{{sfn|Munawaroh|2002|pp=28}}
 
Pada Juni 1957, Rahmah berangkat ke [[Timur Tengah]]. Usai menunaikan ibadah haji, ia mengunjungi Mesir memenuhi undangan Imam Besar Al-Azhar. Dalam satu Sidang Senat Luar Biasa, Rahmah mendapat gelar kehormatan "Syekhah" dari [[Universitas Al-Azhar]]; kali pertama Al-Azhar memberikan gelar kehormatan syekh pada perempuan.{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=195}} Hamka mencatat, Diniyah Putri memengaruhi pimpinan Al-Azhar untuk membuka Kulliyatul Lil Banat, bagian Universitas Al-Azhar yang dikhususkan untuk putri pada 1962{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=27}}{{sfn|Gatra|2009}} Sebelum kepulangannya ke Indonesia, Rahmah sempat mengunjungi Suriah, Lebanon, Yordania, dan Irak.{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=255}}{{sfn|Munawaroh|2002|pp=20}}