Takerharjo, Solokuro, Lamongan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
{{sub-rapikan}}
Oleh masyarakat sekitar, desa Takerharjo biasa disebut [[Takeran]] atau Keran.
 
Konon nama Takerharjo berasal dari kata ''takeran'' (Bhs. [[Jawa]])
 
Kata sahibul [[hikayat]], duhulu kala di daerah sekitar SD Inpres sekarang ini orang biasanya melakukan jual beli beras.
Kata sahibul hikayat, duhulu kala (dulu sekali) tempat ini merupakan tempat jual beli beras yang ramai, sehingga disebut Takerharjo, yang artinya kurang lebih (tempat penakaran beras atau ''takeran dalam bhs. Jawa'') yang ramai. Kegiatan takar menakar beras itu berlokasi di sekitar area SD Inpres Takerharjo sekarang ini, namun kegiatan takar menakar (jual beli) beras di tempat itu sudah berakhir puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu.
 
Masih kata sahibul hikayat, konon pada jaman dahulu ada seorang pangeran Majapahit sedang dalam perjalanan menuju Demak. Di tengah perjalanan, di daerah yang sekarang bernama desa Takerharjo itu sang pangeran menderita sakit dan meninggal dunia. Jasad sang pangeran akhirnya di makamkan di daerah itu. Untuk merawat dan menjaga makam sang pangeran, sang abdi, yang konon di antaranya bernama Mbah Blontang akhirnya menetap di daerah itu, lokasinya di ujung barat areal yang sekarang menjadi makam desa.
 
Di tengah perjalanan, di daerah yang sekarang bernama desa Takerharjo itu sang pangeran menderita sakit dan meninggal dunia.
Di lokasi di mana Mbah Blontang menetap, dulunya juga ada sebuah bangunan masjid, yang sisa-siaa pondasinya, samar-samar sekarang masih bisa dilihat di antara semak dan rerumputan. Sedangkan makam sang pangeran yang disebut Panji itu, berlokasi di sebelah utara desa Takerharjo.
Jasad sang pangeran akhirnya di makamkan di daerah itu.
 
Untuk merawat dan menjaga makam sang pangeran, sang abdi, yang konon di antaranya bernama Mbah Plontang akhirnya menetap di daerah itu, lokasinya di ujung barat areal yang sekarang menjadi makam desa.
 
Di lokasi di mana Mbah Blontang menetapitu, dulunya juga ada sebuah bangunan masjid, yang sisa-siaa pondasinya, samar-samar sekarang masih bisa dilihat di antara semak dan rerumputan. Sedangkan makam sang pangeran yang disebut Panji itu, berlokasi di sebelah utara desa Takerharjo.
 
Makam Mbah Plontang berada di ujung barat makam desa.
Sedangkan makam sang pangeran yang disebut Panji itu, berlokasi di sebelah utara desa Takerharjo.
 
{{kec-2 |provinsi=Jawa Timur |dati2=Kabupaten |nama dati2=Lamongan