Arsyad Thawil al-Bantani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 59:
Usai undangan itu, ulama dari [[Nusantara]] semakin dihormati. Karya Syekh Nawawi yang sempat ditolak penerbit Mesir pun mulai diterbitkan. Hal ini juga berimbas kepada penghormatan yang baik oleh ulama-ulama Mesir terhadap ulama Nusantara kala itu.<ref name=:'Pratiwi' />
==
===
{{main|Geger Cilegon 1888}}
Pada tahun 1893, Arsyad kembali ke tanah airnya, [[Banten]]. Saat itu Banten menghadapi bencana besar: Setelah [[letusan Krakatau 1883]] yang menelan korban setidaknya 36.417 orang,{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=72}} kemudian disusul dengan terjadinya wabah penyakit hewan pada tahun 1885, sampai masyarakat percaya akan tahayul dan perdukunan.{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=72}}
Tidak hanya itu, penjajah [[Belanda]] kemudian membuat masyarakat Banten semakin tertekan dengan hukuman yang diberikan kepada masyarakat secara tidak adil.<ref name=:'Utusan' /> Kemudian para [[ulama]] dan petani sepakat untuk melakukan perang total dengan pihak kolonial Belanda yang kemudian disetujui oleh Syeikh [[Nawawi al-Bantani]] di [[Mekkah]], Syekh [[Abdul Karim al-Bantani]], dan beberapa ulama lainnya. Bersamaan dengan itu, umat Islam mengangkat senjata untuk ber[[jihad]], termasuk Arsyad Thawil.{{sfn|Kartodirdjo, 1996}}
Arsyad adalah tokoh utama dalam Pertempuran Geger Cilegon 1888 (Perang Cilegon) dan dengan demikian menjadi ulama paling dicari oleh penjajah.<ref name=:'Agustian' /> Sebagai hasil pemberontakan, Belanda kemudian menangkap ulama-ulama Banten dan mengasingkan mereka (semua pemimpin yang diasingkan berjumlah 94 orang).<ref name=:'Historia'>{{citeweb |last=Isnaeni |first=Hendri F. |url=http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888 |date=2016-07-12 |title=Jalannya Pemberontakan Petani Banten 1888 |website=Historia.id |archive-url=http://web.archive.org/web/20171222091544/http://historia.id/modern/jalannya-pemberontakan-petani-banten-1888 |archive-date=2016-09-03 |access-date=2017-12-21 }}</ref> Beberapa diantara yang diasingkan antara lain: Haji Abdurrahman dan Haji Akib diasingkan ke [[Kepulauan Banda]], Haji Haris ke [[Bukittinggi]], Haji Arsyad Qashir ke [[Buton]], Haji Ismail ke [[Flores]],{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=}} Sementara Arsyad Thawil kemudian dibuang ke [[Manado]], [[Sulawesi Utara]].<ref name=:'Liputan6'>{{citeweb |last=Deslatama |first=Yandhi |url=http://liputan6.com/news/read/2131403/memperingati-pahlawan-banten-di-geger-cilegon |title=Memperingati Pahlawan Banten di Geger Cilegon |date=2014-11-09 |website=[[Liputan 6]] |archive-url=http://web.archive.org/web/20171222093528/http://m.liputan6.com/news/read/2131403/memperingati-pahlawan-banten-di-geger-cilegon |archive-date=2017-12-21 |access-date=2017-12-21 }}</ref> Selainnya kemudian dibuang ke [[Tondano]],
[[Ternate]], [[Ambon]], [[Kupang]], dan kota lainnya.<ref name=:'Historia' />
== Aktivitas ==
=== Di Mekkah ===
|