Hubungan luar negeri Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmaditya Irsyad (bicara | kontrib)
Ahmaditya Irsyad (bicara | kontrib)
Baris 56:
{{Main|Hubungan India–Indonesia}}
 
India merupakan salah satu sahabat alami Indonesia. Sejak mengakui kemerdekaan Indonesia, India telah berpartisipasi banyak dalam memperjuangkan dan mempertahnankan kemerdekaan Indonesia. Hubungan diplomatik India dan Indonesia pernah mengalami masa keemasan dibawah Perdana Menteri [[Jawaharlal Nehru]] dan Presiden Soekarno. Kedekatan dan keakraban kedua tokoh ini membawa kedua negara ini menjadi salah satu kekuatan geoplotik didunia ketiga dimasa perang dingin. Kedua pemimpin yang menginisiasi penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung, 1955 dan Konferensi Gerakan Non-Blok di Beograd, 1961 berupaya untuk meredakan ketegangan kedua pemimpin adidaya saat itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Pada tahun 1950, Presiden [[Soekarno]] meminta rakyat Indonesia dan India "mempererat hubungan kordial" yang telah terbentuk antar kedua negara "selama lebih dari 1000 tahun" sebelum "diganggu" oleh kekuatan kolonial.<ref>Foreign Policy of India: Text of Documents 1947-59 (p.54)</ref> Lima belas tahun kemudian, demonstran di Jakarta berteriak "Bubarkan India, pelayan imperialis!" dan "Hancurkan India, musuh kita!" <ref>I New York Times September 10, 1965</ref> Namun pada musim semi 1966, menteri luar negeri dari kedua negara mulai membicarakan era hubungan baik. India telah mendukung kemerdekaan Indonesia dan Nehru memulai pembicaraan tentang Indonesia di [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa]].
 
Pada konteks diplomatik kontemporer abad 21 ini, Indonesia selaku pemimpin ASEAN dengan negara anggota ASEAN lainnya mengajak India untuk berpartisipasi lebih banyak dalam menjaga stabilitas keamanan dan membangun ekonomi secara bersama-sama dengan negara-negara ASEAN. Dalam kunjungannya ke India untuk menghadiri konferensi ASEAN-India baru-baru ini, Presiden Joko Widodo mengajak Perdana Menteri Narendra Modi untuk bersama-sama dengan ASEAN mewujudkan kerjasama yang kelak mengantarkan kerjasama ASEAN-India menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi global. Indonesia juga sekaligus mengajak India sebagai anggota IORA (Asosiasi Negara Lingkar Samudera India) untuk berpartisipasi nyata dalam membangun arsitektur regional Indo-Pasifik yang diusung Indonesia yang mengedepankan keterbukaan, transparansi dan budaya dialog antar anggota untuk mencegah adanya proyeksi hegemoni kekuasan terhadap suatu kawasan.<ref>https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180126074522-113-271697/jokowi-perkenalkan-konsep-indo-pasifik-di-ktt-asean-india</ref>
India memiliki kedutaan besar di Jakarta <ref>http://www.embassyofindiajakarta.org/</ref> and Indonesia memiliki kedutaan besar di Delhi.<ref>http://www.indonesianembassy.org.in/</ref>
 
==== Pakistan ====
{{flag|Pakistan}}
{{Main|Hubungan Indonesia–Pakistan}}
 
* [[Indonesia]] memiliki kedutaan besar di [[Islamabad]]<ref>http://kbri-islamabad.go.id/</ref> dan konsulat di [[Karachi]]
Sebagai salah satu negara yang mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia, keberadaan Pakistan tidak bisa dilupakan ketika [[Muhammad Ali Jinnah]], Presiden pertama dan bapak bangsa Pakistan mengutus 600 prajurit muslimnya untuk keluar dari korps angkatan darat persemakmuran kerajaan Inggris dan berjihad membantu perjuangan mempertahanankan kemerdekaan Indonesia. Hubungan kedua negara berkembang dibawah kepemimpinan Presiden Ayub Khan, dimana Indonesia dan Pakistan bekerjasama secara mendalam untuk mengupayakan adanya perdamaian antara India, dimana pada saat itu India dan Pakistan berseteru akibat sengketa wilayah Kashmir. Pada kunjungan kenegaraanya, Presiden Joko Widodo bahkan disambut oleh Presiden Pakistan, [[Mamnoon Hussein]] di [[Bandara Internasional Benazir Bhutto]], Islamabad. Dalam rangkaian kunjungan kenegaraannya, Presiden juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden dan Perdana Menteri Pakistan, [[Shahid Khaqan Abbasi]]. Pertemuan Presiden dengan kedua pemimpin pemerintahan dan negara tersebut menghasilkan kesepakatan kerjasama dibidang perdagangan berupa dimulai amandemen Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement untuk menjadi Free Trade Agreement yang disahkan dengan dimulainya negosiasi antara kedua belah pihak dan energi berupa kerjasama Pertamina untuk memasok 1.5 Miliar Ton Gas Cair ke Pakistan dan pembangunan fasilitas regasifikasi gas dan pengembangan Energi Baru-Terbarukan di Pakistan dengan Pakistan State Oil dan Pakistan LNG, sekaligus pembangunan kawasan industri dan logistik bersama Indonesia-Pakistan untuk kelapa sawit di Port of Qasim sebagai titik produksi dan distribusi olahan kelapa sawit di Asia Selatan dan Tengah sekaligus mengajak Pakistan untuk menyelesaikan konflik saudara yang berkepanjangan di Afghanistan dengan membentuk panel ulama tiga negara yang terdiri dari Pakistan, Afghanistan dan Indonesia.<ref>https://www.gatra.com/internasional/asia-oseania/305562-jokowi-bahas-ekonomi-hingga-palestina-saat-kunjungi-pm-pakistan</ref>
* [[Pakistan]] memiliki kedutaan besar di [[Jakarta]]<ref>https://archive.is/20120805102107/www.mofa.gov.pk/Indonesia/</ref> and dan konsulat di [[Medan]].<ref>http://pakistan.visahq.com/embassy/Indonesia/</ref>
* Kedua negara adalah anggota [[Developing 8]] (D-8) dan [[Next Eleven]] (N-11). Mereka juga anggota [[Gerakan Non-Blok]] (GNB) dan [[Organisasi Kerja Sama Islam]] (OKI).
* Perdagangan bilateral antar kedua negara saat ini bernilai $800 juta, namun berencana meningkatkannya menjadi $2 miliar.<ref>http://www.developing8.org/2010/03/29/pakistan-ri-trade-could-reach-2-billion/</ref>
 
==== Bangladesh ====
{{Flag|Bangladesh}}
{{Main|Hubungan Indonesia-Bangladesh}}
 
Indonesia telah membuka hubungan dengan Bangladesh sejak proklamasi kemerdekaannya dari Pakistan, sekaligus menandai Indonesia sebagai negara muslim non-arab pertama yang mengakui kemerdekaannya. Dalam kunjungan kenegaraannya ke Bangladesh, Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Bangladesh, [[Sheikh Hasina]] sepakat untuk meningkatkan kerjasama dan berpartisipasi aktif dalam berbagai bidang, dari penganganan krisis kemanusiaan Rohingya yang ditandai dengan komitmen kedua negara untuk mengawasi proses pemulangan kembali pengungsi dan memberikan penanganan kemanusiaan lkepada pengungsi yang terletak di sub-distrik Cox Bazaar Bangladesh berupa perbaikan tempat tinggal, sanitasi, pasokan air bersih layak minum dan jaringan kelistrikan serta pendampingan trauma psikolohgi bagi pengungsi wanita dan anak-anak. Tidak hanya itu, kedua pemimpin negara menyepakati kerjasama dalam bidang perekonomian dengan ditandatanganinya pembangunan infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) 1400 MW oleh [[Pertamina]] sebagai Independent Power Producer yang akan menyediakan pasokan listrik kepada [[Bangladesh Power Development Board]], sekaligus dengan kesepakatan pengiriman gas ke Bangladesh oleh Pertamina dengan PetroBangla, serta memulai negosiasi Indonesia-Bangladesh PTA (Preferential Trade Agreement. Indonesia dan Sri Lanka juga sepakat untuk menjaga keamana dan bekerjasama secara intensif dalam kerjasama ekonomi antar negara Indo-Pasifik dengan mengembangkan kerjasama melawan kegiatan perikanan ilegal, tidak terlapor dan tidak teregulasi.<ref>https://news.detik.com/berita/d-3837979/jokowi-ajak-pm-bangladesh-jaga-keamanan-di-samudera-hindia</ref>
 
==== Srilanka ====
{{Flag|Srilanka}}
{{Main|Hubungan Indonesia-Srilanka}}
 
Sebagai salah satu satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia, Srilanka telah bertisipasi dan bekerjasama secara intensif dengan Indonesia dari bidang kekonsuleran hingga ekonomi. Dalam kunjungan kenegaraannya ke Sri Lanka, Presiden Joko Widodo menawarkan kerjasama ekonomi dibidang infrastruktur, berupa pembangunan jembatan "New Kelani-Rajagiriya Bridge" oleh [[Wijaya Karya]]<ref>https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180125092141-113-271437/jokowi-dan-presiden-sri-lanka-bahas-kerja-sama-infrastruktur/</ref> dan produksi alat transportasi kereta api, berupa 60 gerbong kereta buatan [[Industri Kereta Api]]<ref>https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180125102220-113-271448/sri-lanka-akan-beli-60-gerbong-kereta-api-indonesia</ref>. Penawaran kerjasama ini disepakati oleh Perdana Menteri Sri Lanka, [[Ranil Wickremesinghe]] dan Presiden Sri Lanka, [[Maithripala Sirisena]] yang menginginkan Indonesia untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur dengan skema KPBU atau lebih sering dikenal sebagai "Public-Private Partnership". Tidak hanya itu saja, Indonesia dan Sri Lanka selaku anggota IORA sepakat untuk mengembangkan blue-economy dan kerjasama yang sesuai Jakarta Accord yang dihasilkan pada Konferensi Tingkat Tinggi ke 1 IORA di Jakarta tahun lalu.
 
=== Timur Tengah ===