Pasambahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Non martis (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Non martis (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
''Pasambahan'' menurut Djamaris (2002:43) berasal dari kata "sambah"' yang dalam bahasa Indonesia bermakna ‘sembah’ yaitu pernyataan hormat dan khidmat; kata atau perkataan yang ditujukan kepada orang yang dimuliakan. Dengan demikian, ''pasambahan'' berarti ‘pemberitahuan dengan hormat’. Lebih lanjut ia "Pasambahan" merupakan pembicaraan dua pihak, yaitu dialog antara tuan rumah ("si pangka") dan tamu ("si alek"') untuk menyampaikan maksud atau tujuan dengan (rasa) hormat. Medan (1976) menyatakan upacara adat yang menggunakan "pasambahan" ini, di antaranya 1) peresmian pengangkatan penghulu, 2) upaca yang berhubungan dengan perkawinan, 3) upacara yang berhubungan dengan kematian, 4 upacara yang berhubungan dengan pembangunan rumah, dan 5) upacara yang berhubungan dengan kelahiran. Kegiatan "pasambahan" ini biasanya dilakukan dalam keadaan duduk bersila<ref>1. Medan, Tamsin. 1976. “Struktur Pidato Adat pada Kenduru Perkawinan”''Majalah Bahasa dan Sastra, II, No. 3.'' Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta </ref>.
Dalam (Djamaris, 2002:44) dijelaskan upacara adat yang salah satu unsurnya ''pasambahan'' ini melibatkan dua pihak, yaitu tuan rumah (''si pangka'') dan tamu (''si alek''). Masing-masing pihak ini mempunyai juru bicara yang sudah ditentukan sebelumnya. Juru bicara inilah yang disebut dengan ''juru sambah''. Juru sambah ini harus menghafal kata-kata, ungkapan, petatah-petitih, pantun, dan talibun yang sering digunakan dan disampaikan dalam ''pasambahan''. Selain itu'', juru sambah'' juga harus fasih berkata-kata, bersuara merdu agar siapapun yang hadir pada acara itu merasa khidmat mendengarnya.Adapun tata cara dan urutan pembicaraan dalam ''pasambahan'' sebagai berikut<ref>{{Cite book|title=Struktur Pidato Adat pada Pidato Perkawinan|last=Medan|first=Tamsin|publisher=1976|year=|isbn=|location=|pages=}}</ref>.
Sebagai salah satu acara dalam adat, "pasambahan" sudah pasti mencerminkan nilai-nilai budaya yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat (Minangkabau) merasa penting mempelajarinya. Nilai budaya dalam "pasambahan", di antaranya
|