Untung Syamsuri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k sunting dikit |
|||
Baris 1:
[[Letnan Kolonel]] '''Untung bin Syamsuri''' adalah Komandan Batalyon I [[Cakrabirawa|Tjakrabirawa]] yang memimpin [[Gerakan 30 September]] pada tahun [[1965]]. Untung adalah bekas anak buah [[Soeharto]] ketika ia menjadi Komandan Resimen 15 di Solo. Untung adalah Komandan Kompi Batalyon 444 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, [[Alimin]].
Letkol Untung Sutopo Bin Syamsuri lahir di Desa Jayengan Solo pada tahun (1927?)Nama kecilnya adalah Kusman, ayahnya bernama Abdullah dan bekerja di sebuah toko peralatan batik di Pasar Klion Solo.Sejak kecil Usman diangkat anak oleh pamannya yang bernama Syamsuri. Untung masuk sekolah dasar di Ketelan dan dia senang bermain bola dan pernah menjadi anggota KVC
Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Solo.Kemudian Gubernur Militer Kolonel Sobroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo
Letkol Untung Sutopo bin Syamsuri, tokoh kunci Gerakan 30 September 1965 adalah salah satu lulusan terbaik
Sebelum ditarik ke [[Resimen Cakrabirawa]], Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 545/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa
Setelah
▲== Masa Kecil ==
▲Letkol Untung Sutopo Bin Syamsuri lahir di Desa Jayengan Solo pada tahun (1927?)Nama kecilnya adalah Kusman, ayahnya bernama Abdullah dan bekerja di sebuah toko peralatan batik di Pasar Klion Solo.Sejak kecil Usman diangkat anak oleh pamannya yang bernama Syamsuri. Untung masuk sekolah dasar di Ketelan dan dia senang bermain bola dan pernah menjadi anggota KVC -Kaparen Voetball Club- di dedesanya. Setelah lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan ke sekolah dagang namun tidak sampai selesai karena Jepang mulai masuk ke Indonesia dan Kusman bergabung dengan HEIHO.
Setelah melalui sidang [[
▲== Karir ==
▲Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Solo.Kemudian Gubernur Militer Kolonel Sobroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo di pindahkan ke Cepogo, Lereng gunung Merbabu. Kemudian Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akmil Di Semarang.
Bagi [[Soeharto]], Untung bukanlah orang lain. Hubungan keduanya cukup erat apalagi
▲Letkol Untung Sutopo bin Syamsuri, tokoh kunci Gerakan September 1965 adalah salah satu lulusan terbaik Akmil. Pada masa pendidikan ia bersaing dengan [[Benny Moerdani]], perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup [[RPKAD]]. Mereka berdua sama-sama bertugas dalam operasi perebutan Irian Barat dan Untung merupakan salah satu anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala.Untung dan Benny tidak lebih 1 Bulan berada di Irian Barat karena Soeharto telah memerintah gencatan senjata pada tahun 1962.
▲Sebelum ditarik ke [[Resimen Cakrabirawa]], Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 545/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa G 30 S ini, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD dibawah komando [[Sarwo Edhie Wibowo]].
▲Setelah G 30 S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya sebelum kemudian ia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah. Ketika tertangkap, ia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G 30 S. Setelah mengalami pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.
▲Setelah melalui sidang [[Mahmilub]] yang kilat, Untung pun dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1969, 4 thn setelah G 30 S mengobarkan pemberontakannya.
▲== Hubungan dengan [[Soeharto]] ==
▲Bagi Soeharto, Untung bukanlah orang lain. Hubungan keduanya cukup erat apalagi dulunya [[Soeharto]] pernah menjadi atasan Untung di Kodam Diponegoro. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh [[Soeharto]] beserta Ny. Tien Soeharto. Pernikahan tersebut berlangsung di [[Kebumen]] beberapa bulan sebelum G 30 S meletus. Kedatangan Komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak, yang tidak jamak adalah tampak ada hal khusus yang mendorong Soeharto dan istrinya hadir pada pernikahan tersebut mengingat jarak Jakarta - Kebumen bukanlah jarak yang dekat belum lagi ditambah pada masa tahun 1965 sarana transportasi sangatlah sulit.
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/18/utama/2221821.htm ''Rapor Merah Bung Karno''], [[
*{{id}} [http://www.soehartocenter.com/ibutien/biografi/index.shtml Soeharto Center - ''Biografi Siti Hartinah Soeharto''] (ada bagian kecil tentang Untung)
* {{id}} [http://www.progind.net/modules/newbb/viewtopic.php?topic_id=13&forum=9&post_id=35 ''Biografi Kecil Letkol Untung'']
Baris 35 ⟶ 28:
{{DEFAULTSORT:Syamsuri, Untung}}
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Kematian 1969]]
|