Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 94:
[[Berkas:VOC-Amsterdam.svg|jmpl|208x208px|kiri|Logo Kamar Dagang VOC]]
V.O.C mulai melakukan kecurangan dan pelangaran janji yang menyebabkan ketegangan dan sikap permusuhan.<ref name="Husnial"/> Pada tahun [[1811]] dalam masa pertukaran kekuasaan dari [[Belanda]] ke tangan [[Inggris]] Sultan Mahmud Badarudin dan Sultan Muhammad Ali di bangka tidak mau melanjutkan perjanjian pamannya Sultan Agung Kamarudin dengan VOC di karenakan perjanjian itu sangat merugikan pihak kesultanan sehingga VOC mengadakan kerjasama dengan anak pamannya Sultan Agung Kamarudin yaitu Sutan Ahmad Najamudin Adi kusumo mengadakan penyerangan kepada Sultan Mahmud Badarudin maka Sultan Ahmad Najamudin berhasil mengalahkan Sultatan Ahmad Najamudin Adi kusomo 1758. Kemudian pada tahun 1776 Sultan Mahmud dan Sultan Muhammad Ali di kenal dengan julukan Batin Tikal mengadakan serangan terhadap Kesultanan Ahmad Najamudin Adi Kusomo dan kantor V.O.C yang berdada di Palembang dan semua orang V.O.C mati terbunuh.<ref name="Husnial"/> kemudian kesultanan di ambil alih oleh Sultan Mahmud Badarudin kemudian nama kesultanan di rubah oleh Sultan Muhammad Ali kakaknya yang di bangka menjadi SULTAN MUHAMAD BADARUDIN menghilangkan nashab ahmad di depan nama Badarudin menjadi MUHAMAD (1776-1804) Pada tahun 1804 VOC mengadakan penyerangan terhadap Sultan Muhamad Badarudin namun tidak berhasil namun Sultan Muhamad Badarudin terbunuh kemudian di gantikan anaknya menjadi sultan menjadi SULTAN MAHMUD BADARUDIN !! (1804-1821). pada tahun 1813 VOC kerjasama dengan Sultan Najamudin 11 mengadakan penyerangan terhadap Sultan Mahmud Badarudin 11 kemudian Sultan Mahmud Badarudin berhasil di tangkap dan di buang ke manado Pada tahun 1813 Sultan Najamudin 11 (Husin Dhiaudin) di angkat oleh VOC menjadi Sultan. Semenjak di angkatnya Sultan oleh VOC Kesultanan palembang Darussalam menjadi perebutan kekuasaan oleh kerabatnaya.
Dari tahun 1813 kesultanan Muhamad Ali di Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali (1734-1851) di bangka dan Sultan Muhamad Badarudin (1776-1804), Bangka merupakan pemasok timah terbesar di Asia.<ref name="Bambang Tommy"/> Teknologi penambangan timah yang dibawa oleh orang-orang [[Tionghoa]], membuat produksi timah bertambah tinggi.<ref name="Bambang Tommy"/> Penjualan kepada VOC rata-rata 20.000 pikul/tahun (1 pikul = 62,5 Kg.).<ref name="Bambang Tommy"/> Sejalan dengan majunya teknologi penambangan dan bertambahnya permintaan pasar, bertambah banyak pula produksi timah dari Bangka.<ref name="Bambang Tommy"/> Beberapa kota yang dibangun oleh koloni penambang timah, misalnya [[Mentok]], [[SungaiLiat]], dan [[Toboali]].<ref name="Bambang Tommy"/> Kota-kota ini dapat dikatakan merupakan kota tua yang dibangun oleh penambang-penambang Tionghoa.<ref name="Bambang Tommy"/>
|