Mitologi Het: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
||
Baris 16:
<blockquote class="" style="">Para dewa, Dewa Matahari dan Dewa Badai, telah mengamanatkan kepadaku, raja, tanah dan rumahku, sehingga aku, raja, harus memelihara tanah dan rumahku, demi diriku sendiri.<ref>Quoted in Beckman 1985:101.</ref></blockquote>Bangsa Het tidak melakukan ritual secara terjadwal untuk memuja para dewa, tetapi melakukannya sebagai tanggapan ketika masa-masa sulit atau adanya kesempatan.<ref name=":0" /> Mitos dan ritual ada kaitan erat, karena banyak ritual yang bersumber dari mitos, dan sering mempertunjukkan riwayat-riwayat.<ref name=":4">Bachvarova, Mary R. "Adapting Mesopotamian Myth in Hurro-Hittite Rituals at Hattuša: Ištar, the Underworld, and the Legendary Kings," in Beyond Hatti: A Tribute to Gary Beckman, edited by Billie Jean Collins and Piotr Michalowski. Atlanta, Ga.: Lockwood Press, 2013. 23-44.</ref> Kebanyakan ritual dilaksanakan di dalam terowongan, tempat yang diciptakan sebagai pertanda kedekatan antara manusia dan dewa, terutama yang bersemayam dalam bumi, atau terkait dengan bumi. Jenis ritual ini dikenal sebagai "[[nekromansi]]" karena mereka berusaha berkomunikasi dengan dewa [[Dunia Bawah]] dan memanggilnya ke dunia yang hidup.
Kota [[Arinna]], sehari perjalanan dari Hattusa, boleh jadi pusat pemujaan utama bangsa Het, dan dewi matahari utama mereka, dikenal sebagai <sup>d</sup>UTU <sup>URU</sup>''Arinna'' "dewi matahari Arinna".<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=74IJytg2XuUC&pg=PA28&dq=arinna+hittite+city+located&cd=1|title=Historical dictionary of the Hittites|last=Burney|first=Charles Allen|publisher=Scarecrow Press|year=2004|isbn=9780810849365|page=28}}</ref> Catatan-catatan yang ditemukan dalam daftar-kultus menunjukkan bahwa pemujaan dan praktik lokal juga digiatkan. Tradisi dan status pemujaan lokal selalu berubah karena kurangnya tuntunan baku untuk pelaksanaan ritual. Festival-festival kecil dan waktu ibadah tidak selalu membutuhkan kehadiran pendeta-raja, sehingga tempat-tempat lokal lebih banyak keleluasaan ketika tiba saatnya menyembah para dewa, namun raja membangun suatu tempat untuk mengamati setiap situs dan kuil pemujaan di negerinya, karena itu adalah tugasnya kepada para dewa dan bangsanya. Setelah sang raja meninggal, ia didewakan, karena melayani umatnya dan menyembah para dewa dengan setia. Tanggung jawab yang diamanatkan pada pendeta-raja tidaklah sepihak: para dewa harus mengurus masyarakat jika mereka telah disembah dengan benar. Para dewa mempunyai banyak kekuatan, tetapi tanpa pengamalan dan ritual khusus dari manusia, kekuatan mereka tidak ada fungsinya. [[Muršili II|Raja Mursili II]] bermohon kepada para dewa atas nama rakyatnya, ketika mata pencaharian pertanian mereka sedang susah:<blockquote class="" style="">"
== Para dewa dan mitos mereka ==
|