Arahmaiani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memformat ISBN
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 9:
 
== Karier Kesenimanan ==
Meskipun cukup dikenal sebagai seniman "performance art",<ref>{{cite book|url=https://www.questia.com/read/119242202/women-in-indonesia-gender-equity-and-development|title=Women in Indonesia: Gender, Equity, and Development|first1=Kathryn|last2=Bessell|first2=Sharon|publisher=Institute of Southeast Asian Studies {{Subscription required|via=[[Questia]]}}|year=2002|pages=120–121|last1=Robinson}}</ref> Arahmaiani juga menggunakan berbagai media lainnya seperti lukisan, gambar, patung, puisi, tari, dan seni instalasi<ref>{{cite web|url=http://www.trfineart.com/artists/arahmaiani|title=Arahmaiani|publisher=Tyler Rollins Fine Art|accessdate=26 April 2014}}</ref> (untuk membedakan diri dari istilah [[seni pertunjukan]] secara umum (Bahasa Inggris: performing arts) yang merujuk pada misalnya seni tari, teater, dan musik, seni "performance" dalam hal ini adalah seni aksi, satu kategori dalam seni rupa kontemporer dimana tubuh atau aksi tertentu dalam suatu ruang, waktu, dan situasi sosial tertentu menjadi media utama). Karyanya menyentuh isu-isu mengenai diskriminasi, kekerasan dan penindasan terhadap tubuh perempuan, [[feminisme]], [[Seksualitas manusia|seksualitas]], [[agama]] dalam masyarakat modern, [[kapitalisme]] dan [[industrialisasi]].<ref name=":0" /> Dari sejak awal tahun 1980-an, karya-karyanya banyak menuai reaksi yang keras dari sebagian pemimpin komunitas Islam and beberapa pemimpin politik yang berakibat dengan hukuman penjara dalam waktu singkat dipada tahun 1983.<ref name=":1">[https://www.brooklynmuseum.org/eascfa/feminist_art_base/arahmaiani "Brooklyn Museum: Arahmaiani"]. ''www.brooklynmuseum.org''. Diakses 5 Maret 2016.</ref>
 
Salah satu lukisannya yang berjudul ''Lingga-Yoni 1993'' dan salah satu karya instalasinya yang berjudul ''Etalase 1994'' adalah satu contoh bagaimana dalam karya-karyanya Arahmaiani menggunakan dan mencampurkan berbagai simbol yang berkaitan dengan persoalan seksualitas, budaya barat, dan agama Islam. Karya ''Etalase'' terdiri dari beberapa benda temuan berupa kitab [[Al-Qur'an|Al Quran]], [[Buddha|Patung Budha]], cermin, sebungkus kondom, botol Coca-Cola, sekotak tanah, kipas, [[rebana]] dan foto dirinya sendiri, semuanya disimpan di dalam kotak pajang dari kaca seperti yang biasa digunakan di dalam museum. Kata 'etalase' sendiri merujuk kepada kotak kaca panjang yang sering kita temukan di bagian depan toko-toko pusat perbelanjaan, sedangkan dalam karya ini Arahmaiani mempertentangkan banalitas etalase toko dengan bentuk kotak kaca museum yang biasa digunakan untuk menyimpan benda-benda penting. Karya ini merupakan bentuk kritik terhadap kapitalisme yang mulai berkembangan dan banalitas kehidupan modern yang pada saat pertama kali dihadirkan ke publik dalam bentuk pameran dipada tahun 1994, menuai protes dan kritik tajam dari beberapa anggota kelompok [[Muslim]] garis keras. Karya tersebut segera disensor dan dengan terpaksa diturunkan dari ruang pameran. Arahmaiani sendiri memperoleh beberapa bentuk ancaman yang berpotensi membahayakan nyawanya sehingga ia harus meninggalkan Indonesia untuk sementara waktu.<ref name=":1" /><ref name=":2">Ulung, A. Kurniawan (7 September 2017). [http://www.thejakartapost.com/life/2017/09/07/arahmaiani-stays-true-to-herself.html "Arahmaiani stays true to herself"]. Diakses 5 Februari 2018.</ref> Pada tahun 2013, karena kondisinya yang sudah tidak baik, Arahmaiani melukis ulang ''[[Lingga (arca)|Lingga]]-[[Yoni]]'' sebagai bagian dari persiapan pamerannya di [[Herbert F. Johnson Museum of Art|Herbert F. Johnson Museum of Art.]]<ref name=":2" />
 
Pada sekali waktu, Arahmaiani juga pernah bekerja di salah satu kantor berita terbesar di Jawa Tengah. Ia bekerja sebagai kolumnis selama empat tahun dan banyak membahas berbagai isu berkaitan dengan praktek agama Islam dan budaya di Indonesia, sebelum akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya karena mengkritik sesuatu yang berkaitan dengan praktek agama Islam di Indonesia. Dalam salah satu wawancara, Ia menyatakan bahwa sebagai seseorang yang berasal dari latar belakang percampuran agama Islam, Hindu, Budha dan Animisme, ia ingin memberikan kontribusi kepada diskusi mengenai bagaimana praktek agama yang berbeda-beda di Indonesia saling mempengaruhi satu sama lain.<ref>Silas, Susan; Stathacos, Chrysanne. [http://www.mommybysilasandstathacos.com/2014/04/20/a-conversation-with-arahmaiani/ "A conversation with Arahmaiani"]. ''MOMMY by Silas and Stathacos''. Diakses tanggal 5 Maret 2016.</ref>
 
Arahmaiani pernah mewakili paviliun Indonesia dalam [[Biennale Venesia|Venice Biennale]] ke 50 dipada tahun 2003, bersama dengan tiga seniman kontemporer lainnya, yaitu [[Dadang Christanto|Dadang Christianto]], [[Tisna Sanjaya]], dan [[Made Wianta]]. Pameran tersebut diberi judul Paradise Lost: Mourning of the World.<ref name=":3" />
 
== Pameran ==