Athanasius: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 60:
Athanasius adalah seorang uskup yang begitu menolak ajaran [[Arius]] hingga hampir setengah abad (tahun 328-373).<ref name="End"/> Pertikaian kedua tokoh ini disebabkan ajaran Arius yang dianggap bertolak belakang dengan Alkitab.<ref name="End"/> Ajaran Athanasius pun dipandang berat sebelah.<ref name="End"/> Teologi keduanya sangat berbeda dalam mengungkapkan hubungan Kristus dan Roh Kudus dengan Allah Bapa.<ref name="End"/> Arianisme menjadi sebuah ancaman terbesar bagi kehidupan umat Kristen saat itu.<ref name="Gonzalez">Justoz L. Gonzalez, ''The Story Of Christianity vol.1, USA: HarperCollins'', 1984.</ref> Arianisme mengajarkan bahwa seseorang yang datang kepada kita yaitu, [[Kristus]] [[Yesus]] bukanlah Tuhan yang sesungguhnya melainkan makhluk yang diciptakan oleh Allah.<ref name="Gonzalez"/>
 
Melihat kondisi ini, Kaisar Konstantinus mengadakan Konsili [[Nicea]] di kota [[Nicea]] (tahun 325) dan membujuk para uskup untuk menerima rumusan bahwa ''Kristus sehakekat dengan Allah'' (bahasa Yunani= ''[[homo-ousios]]'').<ref name="End"/> [[Konstantinus]] tidak memaksa para uskup untuk menerima rumusan tersebut, namun hal ini telah menjadi keyakinan umat Kristiani yang telah didiskusikan selama satu abad.<ref name="End"/> Di lain pihak, ajaran Arius telah dikutuk.<ref name="End"/>
 
[[Eusebius]] dari [[NicomediaNikomedia]] dan pemimpin [[Arian]] menganggap Athanasius merupakan musuh mereka yang paling tangguh dan sulit dikalahkan.<ref name="Gonzalez"/> Mereka pun mencari jalan untuk menjatuhkan Athanasius dengan mengedarkan rumor bahwa ia menjadi penganiaya atas umat Kristen di Mesir dan menggunakan ilmu sihir.<ref name="Gonzalez"/> Menanggapi hal tersebut, Kaisar Konstantinopel memerintahkan untuk bertemu sebelum konsili di TyreTirus berlangsung untuk menjawab tuduhan yang diajukan kepadanya, terutama, untuk menjawab tuduhan bahwa dirinya membunuh uskup Arsenius dan memotong tangannya untuk dijadikan sebagai persembahan dalam ritus ilmu sihirnya.<ref name="Gonzalez"/> Namun, tuduhan tersebut tidak dapat menjatuhkan Athanasius hingga ia pun dapat mengalahkan rumor tersebut.<ref name="Gonzalez"/>
 
Kedisiplinannya dalam biara, pengaruhnya dalam masyarakat, semangatnya yang tak pernah padam, dan keteguhannya dalam keyakinan membuatnya sulit terkalahkan.<ref name="Gonzalez"/> Selain itu, Athanasius adalah tipikal orang yang sulit untuk berkompromi; sikap inilah membuatnya tidak disenangi oleh uskup dan negarawan, sehingga sekitar 17 tahun, ia menghabiskan waktunya di lima tempat pengasingan yang berlainan.<ref name="Tony Lane"/> Athanasius dan Arius secara bergiliran dibuang oleh kaisar.<ref name="Tony Lane"/> Masa pengasingan yang terpenting adalah ketika ia di [[Roma]] dari tahun [[340]] hingga [[346]], kemudian setelah itu, ia mengalami ''[[Dasawarsa Emas]]'' dari tahun 346 hingga [[356]] di [[Aleksandria]], masa terpanjang sebagai uskup tanpa interupsi.<ref name="Tony Lane"/>