Navigasi Polinesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
k perbaikan kecil
Adeninasn (bicara | kontrib)
k perbaikan kecil
Baris 5:
Navigasi Polinesia menggunakan beberapa instrumen navigasi, dengan bentuk lawas dan berbeda dari alat logam mesin yang digunakan oleh para navigator Eropa (seperti [[sextant]], yaitu alat navigasi yang pertama kali diproduksi di tahun 1730; [[astrolab laut]], sekitar akhir abad ke-15; dan [[Marine chronometer|kronometer laut]] yang ditemukan di tahun 1761). Namun, alat-alat ini sangat bergantung pada pengamatan dekat pada tanda laut, serta pengetahuan yang luas yang berasal dari tradisi lisan.<ref name="Leisl Clark">{{Cite web|url=https://www.pbs.org/wgbh/nova/ancient/polynesia-genius-navigators.html|title=Polynesia's Genius Navigators|last=Clark|first=Liesl|date=15 February 2000|access-date=17 November 2016}}</ref>
 
Kedua teknik [[pencarian jalan]] dan metode konstruksi [[Cadik|kano cadik]] telah disimpan sebagai [[Rahasia dagang|rahasia asosiasi]], tetapi di zaman modern, teknik-teknik ini dicatat dan diterbitkan.
 
==Sejarah==
Baris 30:
[[File:Mau-star-compass.png|thumb|Sebuah potret rekreasi dari kompas bintang dari Mau Piailug yang digambarkan dengan kerang-kerang di atas pasir, dengan Satawalese (Lihat label teks bahasa Trukic), yang telah digambarkan dan telah diterjemahkan oleh Masyarakat Pelayaran Polinesia.<ref>{{cite web |url=http://pvs.kcc.hawaii.edu/ike/hookele/star_compasses.html |archive-url=https://www.webcitation.org/5rkR1hSvX?url=http://pvs.kcc.hawaii.edu/ike/hookele/star_compasses.html |archive-date=5 August 2010 |title=Star Compasses |publisher=Polynesian Voyaging Society |deadurl=yes |df=dmy-all }}</ref> Ditunjukkan di sini arah utara. Lihat penjelasan di Commons.]]
 
Posisi bintang-bintang membantu memandu orang Polinesia melalui rute-rute pelayaran mereka. Bintang-bintang; sebagai lawan planet mampu mempertahankan posisi yang stabil sepanjang tahun. Satu-satunya hal yang berubah adalah waktu bintang menaik yang berubah secara musiman. Pelancong Polinesia akan mengikuti bintang di dekat cakrawala; apakah mereka baru saja naik atau sekitar untuk mengatur serta menggunakan bintang-bintang khusus ini sebagai pemandu. Bintang-bintang ini digunakan untuk mengatur arah kano mereka hingga titik ketika bintang-bintang menaik terlalu tinggi, serta tidak lagi mudah diikuti. Setelah bintang yang mereka gunakan untuk memandu mereka naik terlalu tinggi, mereka menggunakan bintang berikutnya yang menaik dari bintang-bintang sebelumnya, yaitu titik yang tepat untuk memandu mereka selanjutnya. Garis lintang kano dan jalur yang diikuti menentukan berapa banyak bintang yang diperlukan para navigator untuk membawanya sampai hingga tujuan.<ref name = "Lewis 1972" />
Untuk navigator di [[navigasi selestial]] yang berdekatan dengan khatulistiwa disederhanakan karena seluruh [[bola selestial]] telah terekspos. Setiap bintang yang melewati [[zenit]] (atas) berada pada [[ekuator sorestial]], yang merupakan dasar dari [[sistem koordinat khatulistiwa]]. Setiap bintang memiliki [[deklinasi]] tertentu, dan ketika mereka naik atau diatur, mereka memberikan [[bantalan (navigasi)|bantalan]] untuk navigasi. Bintang-bintang dipelajari dengan titik kompas, dengan membuat sebuah kompas bintang (daftar kompas bintang ~ 150 bintang, dalam beberapa sistem<ref>[[Harold Gatty]] (1958). ''[https://books.google.com/books?id=r7XDAgAAQBAJ&pg=PA45#v=onepage&q&f=false Nature Is Your Guide]'', p.&nbsp;45</ref>). Sebuah kompas yang disederhanakan hanya memuat beberapa lusin bintang.<ref>[http://archive.hokulea.com/ike/hookele/star_compasses.html Star Compass diagrams with translations]</ref> Misalnya, di [[Kepulauan Caroline]] [[Mau Piailug]] mengajarkan navigasi alami dengan menggunakan [[Daftar bintang-bintang terpilih untuk navigasi|kompas bintang]] yang digambarkan di sini. Perkembangan "[[Compass rose#Sidereal compass rose|kompas-kompas bintang]]" telah dipelajari<ref>M.D. Halpern (1985) [http://nautarch.tamu.edu/pdf-files/Halpern-MA1985.pdf The Origins of the Carolinian Sidereal Compass], Master's thesis, [[Texas A & M University]]</ref> dan telah berteori yang telah berkembang dari [[pelorus (instrumen) #instrumen kuno|pelorus kuno]].<ref name="Gatty_1958" />
 
Polinesia juga mengambil pengukuran ketinggian bintang untuk menentukan garis lintang mereka. Garis lintang pulau tertentu juga telah dikenal, danselain itu teknik "berlayar ke bawah lintang" juga telah digunakan.
 
===Gelombang besar===
Polinesia juga menggunakan formasi gelombang dan ombak untuk bernavigasi. Banyak wilayah yang dapat dihuni di Samudra Pasifik merupakan kelompok pulau (atau atol) dalam rantai dengan panjang ratusan kilometer. Rantai-rantai pulau memiliki efek yang dapat diprediksi terhadap gelombang dan arus. Navigator yang tinggal di dalam kelompok pulau akan mempelajari pengaruh berbagai pulau terhadap bentuk, arah, dan gerak mereka dan akan mampu memperbaiki jalan mereka sesuai dengan perubahan yang mereka rasakan. Ketika mereka tiba di sekitar rantai pulau yang tidak mereka kenal, mereka mungkin dapat mengalihkan pengalaman mereka dan menyimpulkan bahwa mereka mendekati sekelompok pulau. Begitu mereka tiba cukup dekat dengan pulau tujuan, mereka akan mampu menentukan lokasinya dengan melihat burung-burung yang mendekati daratan, formasi awan tertentu, serta refleksi air dangkal yang dibuat di bagian bawah awan. Diperkirakan bahwa paraPara navigator Polinesia mungkindiperkirakan telah mengukur jumlah waktu yang diperlukan untuk berlayar di antara pulau-pulau di dalam "hari-hari kano" atau jenis ekspresi serupa.<ref name="Gatty_1958" />
Energi yang ditransfer dari angin ke laut merupakan gelombang angin. Gelombang ini diciptakan ketika energi bergerak menjauh dari area sumber (seperti riak) yang dikenal sebagai gelombang besar. Ketika angin kuat di daerah sumber, yang ombaknya lebih besar. Semakin lama angin berhembus, semakin lama gelombang itu bertahan. Karena gelombang samudera dapat tetap konsisten selama berhari-hari, para navigator mengandalkannya untuk membawa kano mereka dalam garis lurus dari satu rumah pada kompas bintang ke sebuah rumah dengan nama yang sama di sisi lain cakrawala. Navigator tidak selalu bisa melihat bintang; karena ini, mereka bergantung pada gelombang lautan. Pola gelombang merupakan metode navigasi yang lebih andal daripada gelombang sebenarnya yang ditentukan oleh angin lokal. Gelombang tersebut bergerak dalam arah lurus yang membuatnya lebih mudah bagi navigator untuk menentukan apakah kano tersebut sedang menuju ke arah yang benar.<ref>{{cite book|last1=Gooley|first1=Tristan|title=How to Read Water: Clues, Signs & Patterns from Puddles to the Sea|year=2016|publisher=Hodder & Stoughton|location=NY|isbn=9781473615205}}</ref>
 
Baris 42:
[[File:Tupaia's map, c. 1769.jpg|thumb|Bagan [[Tupaia (navigator)|Tupaia]] Polinesia dalam 3200 km [[Ra'iatea]]. 1769, diawetkan di British Museum.]]
 
Pada [[Pelayaran pertama dari James Cook|pelayaran pertamanya dari penjelajahan Pasifik]], Kapten James Cook memiliki layanan dari seorang navigator Polinesia, [[Tupaia (navigator)|Tupaia]], yang menggambar bagan pulau-pulau dalam {{convert|2000|mi|km}} radius (ke utara dan barat) dari pulau asalnya [[Ra'iatea]]. Tupaia memiliki pengetahuan tentang 130 pulau dan diberi nama 74 di bagannya.<ref name="Druett2">{{cite book |last1= Druett |first1= Joan|authorlink1= |title=Tupaia – The Remarkable Story of Captain Cook's Polynesian Navigator |url= |format= |accessdate= |year= 1987 |publisher=Random House, New Zealand|location= |language= |isbn=|oclc= |doi= |id= |page= |pages=226–227|chapter= |chapterurl= |quote= |ref= |bibcode= }}</ref> Tupaia telah bernavigasi dari Ra'iatea dalam perjalanan singkat ke 13 pulau. Dia belum mengunjungi Polinesia barat, karena sejak kakeknya, tingkat pelayaran oleh orang-orang Raiate yang telah berkurang ke kepulauan Polinesia timur. Kakek dan ayahnya telah pergi ke Tupaia; di mana pengetahuan tentang lokasi pulau-pulau besar di Polinesia barat serta informasi navigasi yang diperlukan untuk berlayar ke [[Fiji]], [[Samoa]] dan [[Tonga]].<ref name="Druett1">{{cite book |last1= Druett |first1= Joan|authorlink1= |title=Tupaia – The Remarkable Story of Captain Cook's Polynesian Navigator |url= |format= |accessdate= |year= 1987 |publisher=Random House, New Zealand|location= |language= |isbn=|oclc= |doi= |id= |page= |pages=218–233|chapter= |chapterurl= |quote= |ref= |bibcode= }}</ref> Tupaia dipekerjakan oleh Joseph Banks, yaitu seorang naturalis kapal, yang menulis bahwa Cook mengabaikan bagan Tupaia dan keahliannya sebagai seorang navigator.<ref name="O'Sullivan">{{cite book |title =In search of Captain Cook | first =Dan | last =O'Sullivan | author2= | month = | year =2008 | publisher =I.B. Taurus | page =148 | url = | isbn =9781845114831}}</ref>
 
===Subantarktik dan antarktika===
Baris 57:
=== Kontak pra-Columbus dengan Amerika ===
{{Main|Kontak trans-samudera pra-Columbus}}
Pada pertengahan abad ke-20, [[Thor Heyerdahl]] mengusulkan teori baru tentang asal-usul Polinesia (yang tidak memenangkan penerimaan umum), dengan alasan bahwa orang-orang Polinesia telah bermigrasi dari Amerika Selatan kedengan perahu kayu [[balsa]].<ref name="Sharp_1963_122128">{{harvnb|Sharp|1963|pp=122–128}}.</ref><ref name="Finney_1963_5" />
 
Kehadiran [[Ipomoea batatas|ubi jalar]] di [[Kepulauan Cook]] yang merupakan tanaman asli Amerika (disebut ''kūmara'' di dalam [[bahasa Māori|Māori]]), yang telah dilakukan radiokarbonisasi hingga tahun 1000 M, telah dikutip sebagai bukti bahwa orang Amerika telah bepergian ke samudera Oceania. Pemikiran saat menyebutkan bahwa ubi jalar dibawa ke Polinesia pusat sekitar tahun 700 M dan tersebar di Polinesia dari sana, diperkirakan oleh orang-orang Polinesia yang telah melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan telah kembali.<ref>{{Cite book |last=Van Tilburg |first=Jo Anne |year=1994 |title=Easter Island: Archaeology, Ecology and Culture |location=Washington, DC |publisher=Smithsonian Institution Press |isbn= }}</ref> Sebuah penjelasan alternatif mengemukakan tentang [[penyebar biologis]]; tanaman dan/atau biji dapat mengapung di Pasifik tanpa kontak dengan manusia.<ref>{{cite web |url=http://www.climate.uvic.ca/people/alvaro/SPotato.pdf |title=Modeling the prehistoric arrival of the sweet potato in Polynesia |author=Montenegro, A. |display-authors=etal |date= |work=Journal of Archaeological Science |publisher=University of Victoria |accessdate=6 September 2011 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20110628030307/http://climate.uvic.ca/people/alvaro/SPotato.pdf |archivedate=28 June 2011 |df=dmy-all }}</ref>
 
Sebuah studi di tahun 2007 yang diterbitkan dalam ''[[Proceedings of National Academy of Sciences]]'' telah memeriksa tulang [[ayam]] di [[El Arenal, Chile|El Arenal]] di dekat [[Semenanjung Arauco]], [[Provinsi Arauco]], [[Chili]]. Hasilnya menyarankan kontak Oceania- ke- Amerika. Ayam-ayam yang berasal dari Asia selatan dan "Araucana" telah berkembang biak di Chili serta dianggap telah dibawa oleh orang Spanyol sekitar tahun 1500 M. Namun, tulang yang ditemukan di Chili tersebut adalah radiokarbon-tanggal untuk antara tahun 1304 dan 1424, jauh sebelum kedatangan yang didokumentasikan oleh Spanyol. Sekuens DNA yang diambil sama persis dengan 6 ayam dari periode yang sama di [[Samoa Amerika]] dan [[Tonga]], keduanya lebih dari 5000 mil (8000 kilometer) dari Chili. Urutan genetik juga mirip dengan yang ditemukan di [[Hawaii | Hawaii]] dan [[Pulau Paskah]], yaitu pulau terdekat yang hanya 2.500 mil (4.000 km), danyang tidak seperti jenis ayam Eropa lainnya.<ref>{{Citation | url = http://www.livescience.com/history/070604_polynesian_chicken.html | title = Chicken Bones Suggest Polynesians Found Americas Before Columbus | journal = Live Science | date = 4 June 2007 | accessdate = 5 June 2007 | last = Whipps | first = Heather | postscript = . }}</ref><ref name=lat>{{cite news |url=http://www.latimes.com/news/nationworld/nation/la-sci-chickens5jun05,1,4338408.story?coll=la-headlines-nation |title=Polynesians beat Spaniards to South America, study shows |first=Thomas H., II |last=Maugh |work=[[Los Angeles Times]] |date=5 June 2007}}</ref><ref>{{cite journal |last=Storey |first=A. A. |display-authors=etal | url=http://www.pnas.org/cgi/content/abstract/0703993104v2 |title=Radiocarbon and DNA evidence for a pre-Columbian introduction of Polynesian chickens to Chile |journal=[[Proceedings of the National Academy of Sciences]] |doi=10.1073/pnas.0703993104 |year=2007 |volume=104 |issue=25 |pages=10335–10339}}</ref> Meskipun laporan awal ini menyarankan asal pra-Columbus Polinesia;, laporan selanjutnya melihat spesimen yang sama dan menyimpulkan:
<blockquote>
 
Spesimen Chili yang telah diterbitkan, tampaknya merupakan pra-Columbus, dan enam spesimen Polinesia pra-Eropa juga mengelompok dengan urutan Eropa/subbenua India/Asia Tenggara yang sama, yang tidak memberikan dukungan untuk pengenalan ayam-ayam Polinesia ke Amerika Selatan. Sebaliknya, urutan dari dua situs arkeologi pada kelompok Pulau Paskah dengan haplogroup yang tidak umum dari Indonesia, Jepang, dan Tiongkok dapat mewakili jejak genetik dari penyebaran Polinesia awal. Pemodelan kontribusi karbon laut potensial untuk spesimen arkeologi Chili membuat keraguan lebih lanjut pada klaim tentang ayam pra-Columbus, serta bukti definitif yang memerlukan analisis lebih lanjut dari urutan DNA kuno serta radiokarbon, danserta data isotop stabil dari penggalian arkeologi baik di Chili dan Polinesia.<ref>{{cite journal |title=Indo-European and Asian origins for Chilean and Pacific chickens revealed by mtDNA| first1=J. |last1=Gongora |display-authors=etal |journal=[[Proceedings of the National Academy of Sciences]] |year=2008 |volume=105 |issue=30 |url=http://www.pnas.org/content/105/30/10308 |pages=10308–10313 |doi=10.1073/pnas.0801991105}}</ref>
 
</blockquote>
Baris 75:
 
Kontak Polinesia dengan budaya [[Mapuche]] prasejarah di Chili tengah-selatan telah disarankan karena sifat-sifat budaya yang tampaknya serupa, termasuk kata-kata seperti ''toki'' (kapak batu dan adzes), klub tangan yang mirip dengan [[bahasa Māori|Māori]] ''wahaika'', di mana kano sewn-plank seperti yang digunakan di pulau Chiloe, oven bumi ''curanto'' (Polinesia ''umu'') umumnya di Chili selatan, dengan teknik penangkapan ikan seperti dinding batu, dengan permainan seperti hoki, serta paralel potensial lainnya. Beberapa angin kuat serta angin [[Osilasi El Niño Selatan|El Niño]] yang bertiup langsung dari Polinesia tengah-timur ke wilayah Mapuche, antara wilayah Concepcion dan Chiloe. Koneksi langsung dari Selandia Baru adalah mungkin, yang berlayar dengan [[Roaring Forties]]. Di tahun 1834, beberapa pelarian dari [[Tasmania]] tiba di Pulau Chiloe setelah berlayar dengan lama 43 hari.<ref>{{cite web | title = Rapa Nui | language = Spanish |url = http://www.rapanuivalparaiso.cl/arque_olog.htm#ar5 | accessdate = 5 June 2007 }}</ref><ref name="Lewis">{{cite book|last1=Lewis|first1=David|title=We, the Navigators: The Ancient Art of Landfinding in the Pacific|date=1972|publisher=Australian National University Press|location=Canberra}}</ref>
 
==Kebangkitan==
{{expand section|date=March 2017}}
[[File:NainoaThompson2003.jpg|thumb|right|150px|Navigator asal Hawaii, [[Nainoa Thompson]], 2003.]]
 
Pemukim pertama di [[Kepulauan Hawaii]] diperkirakan telah berlayar dari [[Kepulauan Marquesas]] dengan menggunakan metode navigasi Polinesia.{{Sfn|Bellwood|1987|pp=39–65}} Untuk menguji teori ini, [[Masyarakat Pelayaran Polinesia]] di Hawaii didirikan pada tahun 1973. Kelompok ini membangun replika perahu kuno dengan ukiran ganda yang disebut [[Hokulea|Hōkūle'a]], yang awaknya berhasil menjelajahi Samudera Pasifik dari [[Hawaii|Hawaii]] ke [[Tahiti]] pada tahun 1976 tanpa instrumen. Di tahun 1980, seorang Hawaii yang bernama [[Nainoa Thompson]] menemukan metode baru [[Penemuan jalur|navigasi tanpa instrumen]] (yang disebut "sistem penean jalur Hawaii modern"), yang memungkinkannya untuk menyelesaikan pelayaran dari Hawaii ke [[Tahiti]] dan kembali lagi. Pada tahun 1987, seorang [[orang-orang Māori|suku Māori]] bernama Matahi Whakataka (Greg Brightwell) dan mentornya Francis Cowan berlayar dari Tahiti ke [[Aotearoa]] tanpa instrumen.
 
Di Selandia Baru, seorang navigator dan pembuat kapal Māori terkemuka, [[Hector Busby]], juga terinspirasi dan dipengaruhi oleh perjalanan Nainoa Thompson dan Hokulea di sana pada tahun 1985.<ref>{{cite web |url=http://www.maoriart.org.nz/hekenukumai-hector-busby-p-149.html |title=Profile: Hekenukumai (Hector) Busby |work=[[Toi Māori Aotearoa]] |accessdate=12 October 2014 |deadurl=yes |archiveurl=https://archive.is/20141011205028/http://www.maoriart.org.nz/hekenukumai-hector-busby-p-149.html |archivedate=11 October 2014 |df=dmy-all }}</ref><ref>{{cite web | url=http://www.wakatapu.com/ | title=Waka Tapu Canoes | publisher=[[NZMACI]] & Taitokerau Tarai Waka | accessdate=12 October 2014}}</ref>
 
==Sejarah penelitian pascakolonial==
[[File:Mau Piailug.gif|thumb|right|150px|Navigator [[Mau Piailug]] (1932–2010) dari Pulau [[Satawal]], Mikronesia]]
 
Pengetahuan tentang metode navigasi tradisional Polinesia secara luas hilang setelah adanya kontak dengan kolonialisme orang-orang Eropa. Hal ini menyebabkan perdebatan atas alasan kehadiran Polinesia di daerah Pasifik yang terisolir dan tercerai-berai. Menurut [[Andrew Sharp (sejarawan)|Andrew Sharp]], seorang penjelajah Kapten [[James Cook]], yang sudah akrab dengan nama [[Charles de Brosses]] tentang kelompok besar penduduk pulau Pasifik yang digerakkan di jalur badai dan berakhir ratusan mil jauhnya tanpa tahu di mana mereka, ditemukan dalam perjalanan salah satu pelayarannyapelayaran mandiri dengan kelompok terbuang Tahitians yang telah hilang di laut dalam badai dengan angin yang bertiup 1000 mil jauhnya ke pulau [[Atiu]]. Cook menulis bahwa insiden ini "akan berfungsi untuk menjelaskan, lebih baik daripada ribuan dugaan spekulatif, tentang bagaimana bagian yang terpisah dari bumi, dan, khususnya, bagaimana Laut Selatan, mungkin telah dihuni".<ref name="Sharp_1963_16">{{harvnb|Sharp|1963|p=16}}.</ref>
 
Di akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, pandangan umum tentang navigasi Polinesia lebih disukai, dengan pandangan yang sangat romantis tentang pelayaran, kano, dan keahlian navigasi mereka. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 penulis seperti [[Abraham Fornander]] dan [[Percy Smith (ethnologis)|Percy Smith]] menceritakan tentang Polinesia heroik yang bermigrasi dalam armada terkoordinasi besar dari Asia jauh ke Polinesia masa kini.<ref name="Finney_1963_5">{{harvnb|Finney|1963|p=5}}.</ref>