Penindasan Kesusasteraan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Penindasan juga terjadi pada masa [[Dinasti Ming]] dan penindasan paling sering terjadi pada masa awal dinasti tersebut. Sebelum ia menjadi kaisar, Zhu Yuanzhang ([[Kaisar Hongwu]]) buta huruf dan pernah menjadi pengemis. Setelah mendirikan Dinasti Ming, ia mempekerjakan banyak ahli dan menghormati mereka sembari ia belajar membaca. Namun, saat kaisar sedang belajar membaca, kadang-kadang ia salah paham dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh tulisan tersebut, dan kemudian memerintahkan agar si penulis dihukum mati.<ref>{{harvnb|Ku|Goodrich|1938|pp=255–257}}</ref>
Dinasti yang seringkali dikaitkan dengan penindasan ini adalah [[Dinasti Qing]] yang dikuasai oleh [[suku Manchu|bangsa Manchu]]. Bangsa Manchu sangat sensitif dengan sentimen rakyat Tiongkok yang mayoritas merupakan [[suku Han]].<ref name="Gu 126">{{harvnb|Gu|2003|p=126}}</ref> Banyak penulis dan pejabat yang sudah lama merasa bahwa suku Manchu merupakan suku barbar yang berbeda dari suku Han. Setelah suku Manchu berkuasa, pendapat ini disembunyikan dalam bentuk satir.<ref>{{harvnb|Ku|Goodrich|1938|p=254}}</ref> Suku Manchu pun menjadi paranoid dengan makna-makna yang terkait dengan huruf Tionghoa yang berarti "terang" atau "jelas", yaitu 'Ming' dan 'Qing'.<ref name="Gu 126"/> Salah satu peristiwa penindasan besar yang terjadi adalah "[[Kasus Zhuang Tinglong]]" (明史案) pada tahun 1661–1662 yang mengakibatkan pembunuhan 70 orang. Kemudian, pada tahun 1772 hingga 1793, [[Kaisar Qianlong]] mencoba membersihkan Tiongkok dari buku, puisi, dan drama yang dianggap "
* 1753: Kaisar Qianglong seringkali mengunjungi wilayah [[Jiangnan]] dan sebagian dananya berasal dari pemerintahan setempat. Salah satu pejabat lokal yang bernama Lu Lusen (menggunakan nama menteri yang berpangkat tinggi, Sun Jiajin) mengirim surat kepada kaisar yang meminta agar ia berhenti mengunjungi Jiangnan demi kepentingan rakyat setempat. Surat ini didukung oleh rakyat, tetapi pada akhirnya Lu Lusen dihukum mati dengan metode [[lingchi]], dua anak laki-lakinya dipenggal, dan lebih dari seribu sanak saudara dan rekan-rekannya dihukum mati, dibuang, atau dijebloskan ke penjara.<ref>"[http://big5.china.com.cn/city/txt/2007-03/08/content_7927803.htm 'Kang-Qian shengshi' de wenhua zhuanzhi yu wenziyu]" “康乾盛世”的文化專制與文字獄 [Cultural despotism and literary inquisitions in the 'Kangxi-Qianlong golden age'], in ''Guoshi shiliujiang'' 國史十六講 [Sixteen lectures on the history of China]. Beijing: Zhonghua shuju, 2006. Diakses 10 November 2008.</ref>
|