Hendra Bambang Wisanggeni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 105:
Pada tanggal [[12 Juni]] [[2010]], {{URL|http://www.kerajaannusantara.com|Forum Silaturahim Keraton Se-Nusantara}} pimpinan [[Tejowulan|KGPHPA. Tedjowulan]] dari [[Keraton Surakarta]] mengakui Bambang Wisanggeni sebagai perwakilan resmi [[Kesultanan Banten]]<ref>{{Cite web|url=https://tangerangonline.id/2017/05/09/profil-sultan-banten-ratu-bagus-hendra-bambang-wisanggeni/|title=Profil Sultan Banten Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni {{!}} Tangerang Online|last=Redaksi|access-date=2017-06-14}}</ref>. Dan pada tahun yang sama, K.H. Tubagus Fathul Adzim bin [[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani|K.H. Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani]] menyerahkan kembali mandat yang diberikan oleh Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja terkait kepengurusan [[Masjid Agung Banten]] dan Makam [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]] di [[Banten Lama]] kepada Bambang Wisanggeni sebagai pewaris Kesultanan Banten dan merupakan cucu dari Ratu Bagus Aryo Marjono. Namun dikarenakan beberapa hal kepengurusan Masjid dan Makam Sultan Banten saat ini masih di bawah otoritas [[Badan Wakaf Indonesia]].<ref name=":0" />
Terkait penyerahan mandat yang dilakukan K.H. Tubagus Fathul Adzim bin [[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani|K.H. Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani]] kepada Bambang, Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada masa awal [[Kemerdekaan Indonesia]] sekitar tahun 1947{{sfn|Profil Sultan Banten Ke 18|p=88-89}}, di [[Yogyakarta]] terjadi pertemuan antara pewaris takhta Kesultanan Banten (Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja), [[Presiden Indonesia]] ([[Soekarno]]), [[Sultan Yogyakarta]]
== Penobatan ==
|