Kabupaten Boyolali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wic2020 (bicara | kontrib)
k Boyolali dipindahkan ke Kabupaten Boyolali
*drew (bicara | kontrib)
{{Jateng}}, {{rapikan}}, kateg
Baris 1:
{{rapikan}}
[['''Boyolali]], ,''' ([[bahasa Jawa]]: ''Bayalali'' arti [[harafiah]]: "Lupa dari marabahaya"), adalah sebuah daerah [[kabupaten]] di [[Jawa Tengah]]. Daerah ini adalah penghasil [[susu]] perah. [[Ibu kota]]: [[Kota Boyolali]]. [[Wilayah]]: 1.015,07 km². [[Penduduk]]: ~ 1 juta jiwa.
<br> [[Ibukota]]: Boyolali kota<br>[[Wilayah]]: 1.015,07 km&sup2;<br>[[Penduduk]]: ~ 1 juta jiwa.<br> jumlah kecamatan:16<br>[[Provinsi]]:[[Jawa Tengah]]<br><br><br>{{msg:stub}}<br><br>-> [[Daftar Daerah Tingkat II]]
 
Kabupaten Boyolali sebagai salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak aantara 110o 22 ‘ – 110o 50’ Bujur Timur dan 7o 36’ – 7o 71’ Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 75 sd 1.500 meter dari permukaan laut dan memiliki jarak bentang:
- Barat – Timur : 48 KM
- Utara – Selatan : 54 Km.
 
Adapun yang menjadi batasBatas-batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah:
- Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang.
- Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab. Sragen dan Kab. Sukoharjo.
Baris 17 ⟶ 18:
Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk bangunan/pekarangan sebesar 25.023,2 ha (31,52%), tegal/kebun/lading/huma sebesar 30.608,9 ha (38,55%), hutan Negara seluas 14.454,7 ha (18,21%) dan selebihnaya dipergunakan untuk padang gembala, tambak/kolam dan lainnya yang mencapai 11,72% dari total bukan lahan sawah
Kabupaten Boyolali adalah termasuk dalam Sub Daerah Tujuan Wisata (Sub DTW)-A di Jawa Tengah, yaitu terletak di kaki sebelah timur gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan yang indah dan mempesona serta mempunyai Bandara Internasional Adi Sumarmo. Kota Boyolali berjarak +25 km dari Kota Budaya SUrakarta dan merupakan koridor jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB).
Boyolali dikenal sebagai kota susu, masyarakatnya ramah-tamah sehingga sesuai dengan motto pembangunan atau julukannya "Boyolali Tersenyum" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat). Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme karena banyak sektor dominan yang sangat potensial.Mendengar nama Boyolali, akan terbayang di benak kita sapi-sapi perah yang melenguh ketika puting susunya diremas-remas. Gambaran itu mudah mampir di pikiran kita karena memang sapi perah dan susu sebagai produknya, menjadi ikon dari daerah ini. Patungnya ada di berbagai sudut kota, dan beberapa produk susu olahan yang telah mengalami proses pasteurisasi, juga bisa dibeli dari penjaja makanan kota itu. Selain susu, Boyolali juga punya ikon lain yang sama populernya, yakni industri kerajinan tembaga. Sentra produksinya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, yang jaraknya 12 km dari Boyolali kota. Untuk sampai ke sana, kita melewati jalan yang menanjak. Daerah itu berada di lereng Gunung Merbabu. Sebenarnya, selain dua ikon itu, Boyolali punya sumber-sumber popularitas yang juga kuat. Misalnya, kawasan Selo, sebagai daerah wisata untuk para petualang yang ingin menggapai Puncak Merapi. Sebelum dipopulerkan menjadi bagian dari jaringan wisata Solo-Selo-Borobudur, namanya telah menginternasional. Di internet nama itu selalu disebut sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung Merapi. Di Kabupaten ini juga terdapat Bandara Adisumarmo, Asrama Haji Donohudan, Waduk Kedung Ombo, serta objek-objek wisata yang menarik.
 
Boyolali dikenal sebagai kota susu, masyarakatnya ramah-tamah sehingga sesuai dengan motto pembangunan atau julukannya "Boyolali Tersenyum" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat). Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme karena banyak sektor dominan yang sangat potensial.Mendengar nama Boyolali, akan terbayang di benak kita sapi-sapi perah yang melenguh ketika puting susunya diremas-remas. Gambaran itu mudah mampir di pikiran kita karena memang sapi perah dan susu sebagai produknya, menjadi ikon dari daerah ini. Patungnya ada di berbagai sudut kota, dan beberapa produk susu olahan yang telah mengalami proses pasteurisasi, juga bisa dibeli dari penjaja makanan kota itu. Selain susu, Boyolali juga punya ikon lain yang sama populernya, yakni industri kerajinan tembaga. Sentra produksinya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, yang jaraknya 12 km dari Boyolali kota. Untuk sampai ke sana, kita melewati jalan yang menanjak. Daerah itu berada di lereng Gunung Merbabu. Sebenarnya, selain dua ikon itu, Boyolali punya sumber-sumber popularitas yang juga kuat. Misalnya, kawasan Selo, sebagai daerah wisata untuk para petualang yang ingin menggapai Puncak Merapi. Sebelum dipopulerkan menjadi bagian dari jaringan wisata Solo-Selo-Borobudur, namanya telah menginternasional. Di internet nama itu selalu disebut sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung Merapi. Di Kabupaten ini juga terdapat Bandara Adisumarmo, Asrama Haji Donohudan, Waduk Kedung Ombo, serta objek-objek wisata yang menarik.
 
Tapi itu semua tidak membuat para elit politik dan pemerintahan daerah ini berbangga diri. Maklumlah, pada tahun ini dijumpai kasus-kasus gizi buruk di semua kecamatan wilayah yang pernah dipimpin oleh seorang dokter (mantan bupati dr H Djaka Srijanta itu). Jumlahnya tidak main-main, 265 kasus. Dengan kata lain, ada tantangan konkret yang membentang di depan. Ikon-ikon yang dimiliki itu tidaklah cukup untuk membuat berbangga diri. Tantangan itu memang harus dijawab dengan kerja jauh lebih keras dari aparatus birokrasi, para elit politik, bersama dengan warganya.
 
Tapi itu semua tidak membuat para elit politik dan pemerintahan daerah ini berbangga diri. Maklumlah, pada tahun ini dijumpai kasus-kasus gizi buruk di semua kecamatan wilayah yang pernah dipimpin oleh seorang dokter (mantan bupati dr H Djaka Srijanta itu). Jumlahnya tidak main-main, 265 kasus. Dengan kata lain, ada tantangan konkret yang membentang di depan. Ikon-ikon yang dimiliki itu tidaklah cukup untuk membuat berbangga diri. Tantangan itu memang harus dijawab dengan kerja jauh lebih keras dari aparatus birokrasi, para elit politik, bersama dengan warganya.
 
Boyolali memiliki luas wilayah 1.015,10 km2, dengan jumlah penduduk 935.768 jiwa. Dengan demikian, tingkat kepadatannya 922 orang/ km2. Sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian, khususnya hortikultura. Produknya antara lain cabe, pepaya, jagung, gandung, jahe, kacang tanah. Beberapa produknya dipasarkan hingga ke Thailand dan Jepang.
Baris 112:
Komitmen memang cukup mahal harganya. Mungkin ada kehendak untuk menjadikan pasar tradisional di Indonesia seperti pasar-pasar tradisional di kawasan Asia lainnya. Jepang misalnya, pasar tradisionalnya nyaman sekali untuk dikunjungi.
 
==Pusat Pertumbuhanpertumbuhan==
 
Terinspirasi oleh kesuksesan Kabupaten Sukoharjo membangun kawasan Solo Baru, sebagai pusat pertumbuhan, rupanya Boyolali pun ingin mencobanya.
 
Baris 119 ⟶ 118:
 
Ada banyak hal yang bisa digapai secara simultan jika daerah itu bisa tumbuh seperti Solo Baru, kata Robert. Kawasan itu bisa jadi salah satu daya tarik investasi, daya tarik pariwisata, sekaligus jadi model daerah-daerah lain untuk berkembang
 
{{Jateng}}
 
[[Kategori:Kabupaten Boyolali| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Tengah|Boyolali]]