Hamim Tohari Djazuli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 10:
Pada umur 9 tahun, Gus Miek telah mengenal ulama-ulama besar. Beberapa ulama tersebut yang sering dikunjungi Gus Miek adalah K.H. [[Mubasyir Mundzir]], Kediri; K.H. [[Mas'ud]] (Gus Ud) [[Pagerwojo]], [[Sidoarjo]]; dan K.H. [[Hamid]], [[Pasuruan]].<ref name="www.tanbihun.com"/><ref name="nu.or.id"/> Ketika berkunjung ke rumah Gus Ud di Sidorajo, untuk pertama kalinya Gus Miek bertemu dengan K.H. [[Ahmad Siddiq]] yang pada saat itu menjadi sekertaris pribadi K.H. [[Wahid Hasyim]].<ref name="www.tanbihun.com"/><ref name="nu.or.id"/> K.H. Ahmad Siddiq inilah yang kelak sering menentang tradisi [[sufi]] Gus Miek namun ia juga yang kelak menjadi kawan karibnya di Dzikrul Ghofilin.<ref name="www.tanbihun.com"/><ref name="nu.or.id"/>
=== Belajar di pesantren Lirboyo ===
Pada umur 13 tahun, Gus Miek melanjutkan pendidikannya di [[Pondok Pesantren]] [[Lirboyo]], Kediri, setelah K.H. [[Mahrus Ali]] datang menjemputnya di Ploso untuk memintanya belajar di Pondok Pesantren asuhan K.H. Mahrus Ali tersebut.<ref name="Perjalanan"/> Namun pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo hanya bertahan selama 16 hari dan kemudian Gus Miek kembali pulang ke Ploso.<ref name="nu.or.id"/>
|