Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
Ibnu Batutah berangkat ke Mekah melalui jalur darat, menyusuri kawasan pesisir Afrika Utara, melintasi wilayah kesultanan [[Dinasti Zayyaniyah|Bani Abdul Wad]] dan wilayah kesultanan [[Dinasti Hafsiyun|Bani Hafsi]]. Ia melewati Kota [[Tlemcen|Tlemsan]], Kota [[Béjaïa|Bijayah]], dan kemudian singgah selama dua bulan di Kota [[Tunis]].<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=37}}; {{harvnb|Defrémery|Sanguinetti|1853|p=[https://books.google.com/books?id=mdQOAAAAQAAJ&pg=PA21 21 Jld. 1]}}</ref> Demi keamanan, Ibnu Batutah seringkali berangkat bersama rombongan [[kafilah]] agar terhindar dari aksi perampokan. Ia bahkan sempat pula menikah di Kota [[Sfax|Sifaks]].<ref>{{Cite web|url=http://www.indiana.edu/~dmdhist/ibnbattuta.htm|title=Ibn Battuta: Travels in Asia and Africa 1325-1354|website=www.indiana.edu|access-date=2017-12-06|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20170820121438/http://www.indiana.edu/~dmdhist/ibnbattuta.htm|archivedate=20 August 2017|df=dmy-all}}</ref> Pernikahannya di Sifaks adalah pernikahan pertama dari serentetan pernikahan yang kelak dilakukannya selama berkelana menjelajahi pelosok-pelosok dunia.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=39}}; {{harvnb|Defrémery|Sanguinetti|1853|p=[https://books.google.com/books?id=mdQOAAAAQAAJ&pg=PA26 26 Jld. 1]}}</ref>
 
[[File:Turkish - Tile with the Great Mosque of Mecca - Walters 481307 - View A.jpg|thumb|upright|TegelUbin buatan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] dari abad ke-17 bergambar [[Kabah]] di [[Mekah]]]]
 
Pada awal musim semi 1326, setelah menempuh perjalanan sejauh 3.500 km (2.200 mil), Ibnu Batutah akhirnya sampai ke Bandar [[Iskandariah|Aleksandria]], yang kala itu termasuk dalam wilayah [[Dinasti Bahri|Kesultanan Mamluk Bahariyah]]. Di bandar itu pula ia berjumpa dengan dua orang aulia ahli zuhud. Salah seorang di antaranya bernama Syekh Burhanudin yang konon meramalkan bahwa Ibnu Batutah kelak akan menjelajahi dunia. Kepada Ibnu Batutah, ahli zuhud itu berkata, "tampaknya engkau gemar berkelana ke negeri asing. Kelak engkau bertemu dengan saudaraku Faridudin di India, Rukanudin di Sindi, dan Burhanudin di Tiongkok. Sampaikanlah salamku kepada mereka." Ahli zuhud lainnya yang bernama Syekh Mursyidi menafsirkan salah satu mimpi Ibnu Batutah sebagai pertanda bahwa ia telah ditakdirkan menjadi seorang penjelajah dunia.<ref>Perjalanan-Perjalanan Ibnu Batutah diterjemahkan oleh Hamilton A.R Gibb</ref><ref>{{harvnb|Defrémery|Sanguinetti|1853|p=[https://books.google.com/books?id=mdQOAAAAQAAJ&pg=PA27 27 Jld. 1]}}</ref> Ibnu Batutah singgah selama beberapa pekan di Aleksandria demi mengunjungi situs-situs di daerah itu, dan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju [[Kairo]], ibu kota [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] sekaligus sebuah kota yang terkemuka. Setelah singgah sekitar sebulan lamanya di Kairo,<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=49}}; {{harvnb|Defrémery|Sanguinetti|1853|p=[https://books.google.com/books?id=mdQOAAAAQAAJ&pg=PA67 67 Jld. 1]}}</ref> ia melakukan penjelajahan kali pertama dari sekian banyak perjalanan jelajahnya di wilayah Kesultanan Mamluk yang relatif aman. Dari tiga jalur perjalanan yang biasa ditempuh orang menuju Mekah, Ibnu Batutah memilih jalur yang paling jarang dilalui, yakni jalur yang menyusuri lembah Sungai Nil ke arah hulu, kemudian berbelok ke arah timur menuju Bandar [[Aidab]] di pesisir [[Laut Merah]].{{efn|Aidab adalah sebuah bandar di pesisir barat Laut Merah dengan letak geografis {{Coord|22|19|51|N|36|29|25|E}}.{{sfn|Peacock|Peacock|2008}}}} Namun begitu tiba di bandar itu, pecah huru-hara yang membuatnya terpaksa berbalik arah.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|pp=53–54}}</ref>