Kontroversi susu kental manis di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Pierrewee (bicara | kontrib)
rev
Baris 1:
{{current}}
Dalam sebuah [[surat edaran]] yang berteken 22 Mei 2018 bernomor HK.06.5.51.511.05.18.2000, [[Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan]] [[BPOM]] mengeluarkan perintah '''mengenai [[susu kental manis]]''' yang memicu banyak sorotan di masyarakat.<ref name=detik>Fadhil, Haris. [https://m.detik.com/news/berita/d-4098935/heboh-kental-manis Heboh Kental Manis] ''DetikNews''. 5 Juli 2018. Diakses pada 5 Juli 2018.</ref>
 
Karena inilah, [[Direktur Gizi Masyarakat]] [[Departemen Kesehatan Republik Indonesia]] Doddy Izwardi (3/7) di sela-sela acara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2018 menjelaskan bahwa susu kental manis bukanlah [[produk susu]] yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan gizi. Selain itu, kandungan [[gula]] di dalamnya cukup tinggi. <ref name=republika1>Saubani, Andri.[https://republika.co.id/berita/nasional/umum/18/07/04/pbc7un409-ingatkan-masyarakat-kemenkes-kental-manis-bukan-susu Ingatkan Masyarakat, Kemenkes: Kental Manis Bukan Susu] 5 Juli 2018. ''[[Republika]]''. Diakses pada 5 Juli 2018.</ref><ref name=medindo1>Astuti, Indriyani. [http://mediaindonesia.com/read/detail/170192-kemenkes-tegaskan-susu-kental-manis-itu-bukan-susu Kemenkes Tegaskan Susu Kental Manis itu bukan Susu] ''Media Indonesia''. 4 Juli 2018. Diakses pada 5 Juli 2018.</ref>
 
== Referensi ==