Heldy Djafar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k orangtua → orang tua |
||
Baris 24:
Heldy lahir di [[Tenggarong]], [[Kutai Kartanegara]], [[Kalimantan Timur]], pada tanggal [[10 Agustus]] [[1947]] dari pasangan H Djafar dan Hj Hamiah. Ia bungsu dari sembilan bersaudara.<ref name="Wisma Yaso 1" /> Ketika Hj Hamiah mengandung Heldy, wanita itu sempat melihat bulan bulat seutuhnya ([[bulan purnama]]). Lalu seorang rekan H Djafar yang sedang bertandang ke rumahnya ([[Tionghoa-Indonesia|seorang Tionghoa]]) mengatakan bahwa saat bayinya lahir harus dijaga hati-hati sampai beranjak dewasa, dan saat Heldy duduk di bangku [[SMP]], seorang tante yang dianggap pandai meramal dan biasa disapa Mbok Nong mengatakan bahwa kelak jika dewasa, ia akan mendapatkan "orang besar".<ref name="Wisma Yaso 2"/> Sejak kecil, ia sudah khatam membaca [[Al-Qur'an]].<ref name="Tergoda 6" />
Erham, kakak kandung Heldy yang paling tua menyebut,
Pada saat penumpang mobil menyebarkan selebaran berisi pengumuman bahwa akan ada pidato Presiden [[Soekarno]] di [[Samarinda]], kakak kandung Heldy, Yus, ikut memunggut lembaran kertas itu sambil berdiri di balik pagar rumahnya, Jalan Mangkurawang. Heldy pun merengek ingin bertemu Presiden, namun ditolak.<ref name="Kepincut" />
|