Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 93:
Sesampainya rombongan majelis jelajah di Astrakhan, [[Öz Beg Khan]] mengizinkan salah seorang istrinya yang sedang mengandung, yakni Putri Bayalun, anak perempuan dari [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Kaisar Bizantin]], [[Andronikos III Palaiologos]], untuk pulang ke kampung halamannya di [[Konstantinopel]] sampai selesai bersalin. Dengan kecerdikannya bertutur kata, Ibnu Batutah berhasil mendapatkan tempat dalam rombongan pengiring Putri Bayalun. Kunjungan ke Konstantinopel adalah kunjungan pertama Ibnu Batutah ke negeri yang terletak di luar tapal batas Dunia Islam.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|pp=169–171}}</ref>
 
Setibanya di Konstantinopel, menjelang akhir tahun 1332 (atau 1334), Ibnu Batutah menghadap Kaisar Andronikos III Palaiologos. Ia berkunjung ke Gereja Agung [[Hagia Sophia|Hagia Sofia]], dan berbincang-bincang dengan seorang imam [[Gereja Ortodoks Timur|Ortodoks Timur]] seputar kunjungannya ke Kota Yerusalem. Setelah berdiam sebulan lamanya di Konstantinopel, Ibnu Batutah kembali ke Astrakhan, kemudian meneruskan perjalanan ke [[Sarai (kota)|Sarai Al-Jadid]], ibu kota kesultanan, guna mempersembahkan hal-ihwal kunjungan ke Konstantinopel kepada Sultan [[Öz Beg Khan]] (memerintah 1313–1341). Ibnu Batutah kemudian melanjutkan perjalanannya menyeberangi [[Laut Kaspia]] dan [[Laut Aral]], menuju [[Bukhara]] dan [[Samarkand]]. Setibanya di Samarkand, ia menghadap majelis istana raja Mongol lainnya yang bernama [[Tarmasyirin]] (memerintah 1331–1334), penguasa [[Kekhanan Chagatai|Negeri Khan Tsagatai]].<ref name="hajjguide">{{cite web|url=http://www.hajjguide.org/The_Longest_Hajj_Part2/html/The_Longest_Hajj_Part2_6.htm|title=The_Longest_Hajj_Part2_6|publisher=hajjguide.org|accessdate=13 Juni 2015|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140924095213/http://www.hajjguide.org/The_Longest_Hajj_Part2/html/The_Longest_Hajj_Part2_6.htm|archivedate=24 September 2014|df=dmy-all}}</ref> Dari Samarkand, ia meneruskan perjalanan ke arah selatan menuju [[Afganistan]], lalu melewati jalur lintas Pegunungan [[Hindu Kush|Hindu Kus]] menuju India.<ref>{{Cite web|url=https://www.khanacademy.org/partner-content/big-history-project/expansion-interconnection/exploration-interconnection/a/ibn-battuta|title=Khan Academy|website=Khan Academy|language=en|access-date=2017-12-06|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20171206202102/https://www.khanacademy.org/partner-content/big-history-project/expansion-interconnection/exploration-interconnection/a/ibn-battuta|archivedate=6 Desember 2017|df=dmy-all}}</ref> Dalam ''Ar-Rihlah'', Ibnu Batutah memberi gambaran mengenai pegunungan ini, sekaligus menyinggung andilnya dalam sejarah perniagaan budak belian.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|pp=171–178}}</ref><ref name=sl2009/>
 
{{Quote|text=Sesudah itu, aku melanjutkan perjalanan menuju Kota Barwan, melewati sebuah gunung tinggi bersalut salju yang luar biasa dinginnya; orang menamakan gunung itu Hindu Kus, artinya Penjagal Hindu, karena sebagian besar budak belian pengantar upeti dari India tewas dicekam hawa dingin di gunung itu.|sign=Ibn Battuta|source=Bab XIII, Ar-Rihla{{snd}} Khorasan<ref name=sl2009>Ibn Battuta, The Travels of Ibn Battuta (terjemahan Samuel Lee, 2009), {{ISBN|978-1605206219}}, hlmn. 97-98</ref><ref name="Batuta-Lee">{{cite book|last1=Lee|first1=Samuel|title=The travels of Ibn Batuta :translated from the abridged Arabic manuscript copies, preserved in the Public Library of Cambridge. With notes, illustrative of the history, geography, botany, antiquities, &c. occurring throughout the work|date=1829|publisher=Oriental Translation Committee |location=London |page=191|url=https://archive.org/download/b28406084/b28406084.pdf|accessdate=5 Desember 2017}}</ref>}}