Hukum Sali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 82:
Suatu majelis yang terdiri atas para rohaniwan tinggi, kaum bangsawan, kaum borjuis kota Paris, dan para doktor Universitas Paris, yakni majelis yang disebut ''États généraux'' tahun 1317, bersidang pada bulan Februari. Raja Philippe meminta sidang majelis untuk menyusun argumen yang mengesahkan hak warisnya atas takhta Kerajaan Perancis. Sidang majelis memutuskan bahwa "kaum perempuan tidak boleh mewarisi takhta Kerajaan Perancis", dan dengan demikian membenarkan tindakan Raja Philippe sekaligus memustahilkan kaum perempuan menduduki takhta Kerajaan Perancis. Keputusan ini terus berlaku sampai monarki Perancis ditumbangkan. Kala itu, Hukum Sali belum dijadikan dasar: argumen-argumen yang diajukan sebagai pembenaran terhadap tindakan Philippe ini hanya didasarkan atas kedekatan Philippe dengan [[Louis IX dari Perancis|Santo Louis]]. Raja Philippe didukung oleh kaum bangsawan dan memiliki sumber-sumber daya yang dapat dimanfaatkan demi mewujudkan ambisi-ambisinya.
 
Raja PhilipPhilippe dapat menjinakkan Adipati Bourgogne dengan menikahkan Sang Adipati dengan putrinya yang juga bernama [[Jeanne III dari Bourgogne|Jeanne]], dengan embel-embel Kabupaten Artois dan Kabupaten Bourgogne (bukan Kadipaten Bourgogne) sebagai tanah warisan Sang Putri. Pada 27 Maret 1317, Adipati Bourgogne dan Raja Philip V menandatangani sebuah perjanjian di Laon yang memuat pernyataan pelepasan hak waris Putri Jeanne (anak perempuan Raja Louis X) atas takhta Kerajaan Perancis.<!--
 
==== Tata suksesi pada 1328 ====
Philip,Raja too,Philippe diedpun withoutmangkat atanpa sonmeninggalkan putra, anddan hisdigantikan brotheroleh Charlessaudaranya succeededyang himnaik astakhta menjadi [[Charles IV ofdari FrancePerancis|Raja Charles IV]] unopposedtanpa tentangan. Raja Charles, too,juga diedmangkat withouttanpa ameninggalkan sonputra, butnamun juga alsomeninggalkan leftpermaisurinya hisdalam wifekeadaan pregnantmengandung.<!-- It was another succession crisis, the same as that in 1316: it was necessary both to prepare for a possible regency (and choose a regent) and prepare for a possible succession to the throne. At this point, it had been accepted that women could not claim the crown of France (without any written rule stipulating it yet).
 
Under the application of the agnatic principle, the following were excluded: