Tohjaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Antapurwa (bicara | kontrib)
Baris 22:
[[Prasasti Mula Malurung]] telah diulas dan dianalisis oleh sejarawan [[Slamet Muljana]] dalam bukunya yang berjudul ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya'' (1979). Dalam buku itu ia mencoba menafsirkan kembali sejarah [[Kerajaan Tumapel]] berdasarkan [[prasasti Mula Malurung]], ''[[Nagarakretagama]]'', dan ''[[Pararaton]]''.
 
[[Kerajaan Kadiri]] runtuh tahun [[1222]] akibat pemberontakan Bhatara Siwa (alias [[Ken Arok]]). Ia kemudian mendirikan [[Kerajaan Tumapel]] di mana [[Kadiri]] menjadi negeri bawahan, dan diserahkan kepada putranya yang bernama Bhatara Parameswara. Hal ini membuat cemburu [[Anusapati]] yang merasa sebagai putra tertua merasa iri. Mungkin ia memang benar membunuh Bhatara Siwa karena menurut [[prasasti Mula Malurung]] raja pertama [[Tumapel]] itu wafat di atas takhtanya.
 
Sementara itu sepeninggal Bhatara Parameswara di [[Kadiri]], takhta jatuh kepada adiknya, yaitubernama [[Guningbhaya]]. Kemudian sepeninggal [[Guningbhaya]] takhta jatuh kepada kakaknya, yaitu Tohjaya.
 
Dalam ''[[Pararaton]]'', tokoh Bhatara Parameswara identik dengan [[Mahisa Wonga Teleng]], putra tertua pasangan [[Ken Arok]] dan [[Ken Dedes]]. Sedangkan [[Guningbhaya]] identik dengan adik kandung [[Mahisa Wonga Teleng]], yaitu [[Agnibhaya]]. Sementara itu, Tohjaya disebut sebagai kakak [[Guningbhaya]]. Berita ini sesuai dengan ''[[Pararaton]]'' di mana Tohjaya merupakan putra tertua [[Ken Arok]] yang lahir dari [[Ken Umang]]. Maka, dapat dipastikan kalau Tohjaya lahir lebih dulu dari pada [[Agnibhaya]].
 
Yang berbeda dengan ''[[Pararaton]]'' adalah, Tohjaya merupakan raja [[Kadiri]] bukan raja [[Tumapel]] atau [[Singhasari]]. Jika benar ia melakukan kudeta disertai pembunuhan, mungkin ia melakukannya terhadap [[Guningbhaya]], bukan terhadap [[Anusapati]]. Kiranya, [[Tohjaya]] yang hanya putra selir membunuh [[Guningbhaya]] untuk merebut takhta [[Kadiri]].
 
== Pengganti Tohjaya ==