Abdul Ghofur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adysetia1 (bicara | kontrib)
Pendidikan
Adysetia1 (bicara | kontrib)
Ulama Pengusaha
Baris 4:
KH. Abdul Ghofur merupakan putra dari pasangan H. Martokan dan Ibu Hj. Siti Kasiyani<ref name=":0" />. Abdul Ghofur kecil memulai pendidikan formal di TK. Tarbiyatut Tholabah Kranji pada 1956. Ia melanjutkan jenjang pendidikan SD dan SMP di tempat yang sama, dan menambah pendidikan agama melalui Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Pada 1965, Abdul Ghofur remaja melanjutkan belajarnya di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Seusai tamat di salah satu pesantren tertua di Indonesia tersebut, ia melanjutkan belajar di Pondok Pesantren Kramat dan Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur.
 
Selepas itu, ia kembali melanjutkan pendalaman belajar agama di Pondok Pesantren Sarang, Jawa Tengah selama 1 tahun yang pada saat itu sudah diasuh oleh KH. Maimun Zubair. Tidak hanya itu, ia kemudian belajar ke Pondok Pesantren Lirboyo, Pondok Pesantren Tertek dibawah asuhan KH. Ma'ruf Zuwaini, serta Pondok Pesantren Raudhotul Qur'an di Kediri, Jawa Timur pada rentang tahun 1970-an<ref>{{Cite web|url=http://blog.santridrajat.com/2013/03/kiai-seribu-solusi.html|title=Biografi Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur - Sang Kiai Seribu Solusi ~ Kang Santri|last=Santri|first=Kang|website=blog.santridrajat.com|language=en-US|access-date=2018-07-25}}</ref>.
 
== Ulama Pengusaha ==
KH. Abdul Ghofur selain sebagai seorang ulama’, ilmuwan, dan pesilat, ia juga merupakan sosok pengusaha yang sukses. Selama kepemimpinannya yang merintis Pondok Pesantren Sunan Drajat sejak 1977, ia menjadikan pesantren dapat mandiri membiayai biaya hidup sehari-hari ribuan santrinya secara gratis dengan menjalankan berbagai perusahaan, misalnya penambangan kapur, penggalangan kapal laut, usaha pengrajin kayu, industri pupuk, peternakan sapi, usaha bordir dan konveksi kain, pembuatan air mineral “Aidrat”, jus “Mengkudu Sunan”, perkebunan mengkudu, pembudidayaan ikan lele, pembuatan madu asma “Tawon Bunga”, pembuatan minyak kayu putih, garam “Samudera”, radio Persada FM 97.2 MHz, Persada TV dan usaha-usaha lainnya<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/3144285/ada-bouraq-nangkring-di-depan-pondok-pesantren-di-lamongan|title=Ada Bouraq Nangkring di Depan Pondok Pesantren di Lamongan|last=Sudjarwo,|first=Eko|newspaper=detiknews|access-date=2018-07-25}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2708999/galangan-kapal-baru-mulai-dibangun-di-lamongan|title=Galangan Kapal Baru Mulai Dibangun di Lamongan|newspaper=detikfinance|access-date=2018-07-25}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.cahayapena.co.id/marketing/smk-sunan-drajat-bisa-bikin-pesanan-kapal-canggih-seharga-20-milyar.html|title=SMK Sunan Drajat Terima Pesanan Kapal Canggih Seharga 20 Milyar - Cahaya Pena|date=2016-12-12|newspaper=Cahaya Pena|language=id-ID|access-date=2018-07-25}}</ref>.
 
== Gelar Kehormatan ==
KH. Abdul Ghofur mendapatkan gelar Doktor Kehormatan (''Honouris Causa'') di bidang Ekonomi Kerakyatan dari ''American Institute of Management Hawaii'', Amerika pada tahun 2007. Beliau juga mendapat gelar professor pada tahun yang sama setelah berhasil meneliti “''Khasiat Buah Mengkudu dan Pelestarian Tanaman''”.
 
== Pranala Luar ==