Latief Hendraningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thirzaria (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Thirzaria (bicara | kontrib)
Baris 42:
[[Berkas:Indonesian flag raised 17 August 1945.jpg|jmpl|kiri|Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.]]
[[Berkas:Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpg |jmpl|ka|200px|Dikibarkannya bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.]]
Pasukan [[PETA]] Latief bermarkas di bekas markas pasukan [[Kavaleri]] Belanda di Kampung Jaga Monyet, yang kini bernama jalan Suryopranoto di depan Harmoni. Setelah bergabung dengan [[TNI]], kariernya menanjak terus dan bahkan sempat menjadi Rektor IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1964-1965.

Dalam masa pendudukan Jepang, Abdul Latief Hendraningrat giat dalam Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo), yang selanjutnya dia menjadi anggota pasukan [[Pembela Tanah Air]] ([[PETA]]). Karier militer Latief Hendraningrat di PETA pun berjalan cukup mulus. Hingga akhirnya PETA dibubarkan pada 18 Agustus 1945, pangkat terakhir Latief adalah chudancho (sudanco) alias komandan kompi, satu tingkat di bawah pangkat tertinggi untuk pribumi saat itu yakni daidanco atau komandan batalyon.<ref name=":0" />

Dalam masa setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Abdul Latief Hendraningrat terlibat dalam berbagai pertempuran. Kemudian menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). SetelahKala berhasilitu, keluarYogyakarta darisebagai ibukota RI menjadi area pertempuran yang paling genting. Latief juga berhubungan sangat baik dengan Panglima Besar [[YogyakartaSoedirman|Jenderal Soedirman]]. yangIa sudahjuga terkepung,ikut iamerumuskan melakukantaktik [[gerilya]] dan perencanaan [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. <ref name=":0" />

Setelah penyerahan kedaulatan, Abdul Latief Hendraningrat mula-mula ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat, kemudian ditunjuk sebagai atase militer Rl untuk Filipina (1952), lalu dipindahkan ke Washington hingga tahun 1956. Sekembalinya di Indonesia ia ditugaskan memimpin [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat]] (SSKAD) yang kini menjadi ([[Seskoad]]). Jabatannya setelah itu antara lain [[Daftar Rektor Universitas Negeri Jakarta|Rektor IKIP Jakarta]] (1965). Pada tahun 1967 Hendraningrat memasuki masa pensiun dengan pangkat [[Brigadir Jenderal]]. Sejak itu ia mencurahkan segala perhatian dan tenaganya bagi Yayasan Perguruan Rakyat dan organisasi Indonesia Muda.<ref>[http://paskibrajubel.tumblr.com/post/24256075434/abdul-latif-hendraningrat-sang-pengibar-bendera "Abdul Latif Hendraningrat : Sang Pengibar Bendera Pusaka 1945"]</ref>
 
Ia merupakan anak dari Kakak R.A Siti Ngaisah yang merupakan istri [[Djojo Dirono]], [[Daftar Bupati Lamongan|Bupati Lamongan]] yang memerintah pada tahun (1885-1937). Sehingga ia juga memiliki darah dari [[Ken Arok]], [[Jaka Tingkir]] dan [[Mangkunegara I]].