Latief Hendraningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thirzaria (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 35:
 
== Mengamankan Kemerdekaan ==
Pada saat [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] 17 Agustus 1945, Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang memicu terjadinya [[Kemerdekaan Indonesia]]. Berasal dari siaran radio, kaum muda Indonesia mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Para pemuda menuntut [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno menolak karena masih menantikan realisasi janji dari Jepang yang akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia dalam waktu dekat. Para pemuda meminta kepada Latief Hendraningrat sebagai salah satu [[perwira]] [[Pembela Tanah Air|PETA]] tertinggi di Jakarta untuk meyakinkan Soekarno-Hatta, dan terjadilah apa yang kemudian dikenal sebagai [[Peristiwa Rengasdengklok]] pada 16 Agustus 1945. Pada saat itu, Latief Hendraningrat menjadi orang PETA yang paling bertanggungjawab atas keamanan Jakarta saat itu. Ia menggantikan tugas atasannya, [[Kasman Singodimedjo|Kasman Singodimejo]], <ref name=":0" />
 
Pada tanggal 17 Agustus 1945, anak-anak muda berdatangan menuju [[Lapangan Ikada]] (kini di area [[Monumen Nasional]] atau Monas). Mereka mendengar bahwa di sana Soekarno-Hatta akan menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun, sesampainya di Lapangan Ikada, tentara Jepang sudah siap dengan senjata lengkap. Rupanya, deklarasi Kemerdekaan Republik Indonesia bukan dilakukan di Lapangan Ikada, melainkan di [[Jalan Pegangsaan Timur 56|Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat]] yang merupakan kediaman Soekarno. Latief Hendraningrat tidak hanya mengamankan halaman depan rumah Soekarno yang akan digunakan sebagai lokasi proklamasi kemerdekaan. Ia juga menempatkan beberapa prajurit PETA pilihannya untuk berjaga-jaga di sekitar jalan kereta api yang membujur di belakang rumah itu. Usai pembacaan teks proklamasi, Latief bertindak sebagai pengibar sang saka Merah-Putih bersama [[Suhud Sastro Kusumo]]. <ref name=":0" />
Baris 42:
[[Berkas:Indonesian flag raised 17 August 1945.jpg|jmpl|kiri|Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945.]]
[[Berkas:Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpg |jmpl|ka|200px|Dikibarkannya bendera Indonesia pada 17 Agustus 1945.]]
Pasukan [[PETA]] Latief bermarkas di bekas markas pasukan [[Kavaleri]] Belanda di Kampung Jaga Monyet, yang kini bernama jalan Suryopranoto di depan Harmoni. Setelah bergabung dengan [[TNI]], kariernya menanjak terus dan bahkan sempat menjadi Rektor IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1964-1965.
 
Dalam masa pendudukan Jepang, Abdul Latief Hendraningrat giat dalam Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo), yang selanjutnya dia menjadi anggota pasukan [[Pembela Tanah Air]] ([[PETA]]). Karier militer Latief Hendraningrat di PETA pun berjalan cukup mulus. Hingga akhirnya PETA dibubarkan pada 18 Agustus 1945, pangkat terakhir Latief adalah chudancho (sudanco) alias komandan kompi, satu tingkat di bawah pangkat tertinggi untuk pribumi saat itu yakni daidanco atau komandan batalyon.<ref name=":0" />
 
Dalam masa setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Abdul Latief Hendraningrat terlibat dalam berbagai pertempuran. Kemudian menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). Kala itu, Yogyakarta sebagai ibukota RI menjadi area pertempuran yang paling genting. Latief juga berhubungan sangat baik dengan Panglima Besar [[Soedirman|Jenderal Soedirman]]. Ia juga ikut merumuskan taktik [[gerilya]] dan perencanaan [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. <ref name=":0" />
Baris 63:
 
{{DEFAULTSORT:Hendraningrat, Latief}}
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI-AD]]
Baris 68 ⟶ 69:
[[Kategori:Kematian 1983]]
[[Kategori:Rektor Universitas Negeri Jakarta]]
 
 
{{indo-bio-stub}}