Kabupaten Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
|kepala daerah=[[Bupati]]
|nama kepala daerah=H.Tasiman, SH
[[Berkas:Lambang Kabupaten Pati.jpg|80px]]
|web=http://www.patikab.go.id/
}}
 
 
<gallery>
 
<gallery>
Berkas:Contoh.jpg|Judul1
Berkas:Contoh.jpg|Judul2
</gallery>
</gallery>
 
'''Kabupaten Pati''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]]. Ibukotanya adalah '''Pati'''. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Laut Jawa]] di utara, [[Kabupaten Rembang]] di timur, [[Kabupaten Blora]] dan [[Kabupaten Grobogan]] di selatan, serta [[Kabupaten Kudus]] dan [[Kabupaten Jepara]] di barat.
Baris 56 ⟶ 48:
diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.
 
[[Adipati Yudhapati]] merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari [[Kadipaten Carangsoka]] mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. [[Adipati Paranggaruda]], Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
 
Oleh [[Adipati Carangsoka]], karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan [[Rara Rayungwulan]] kemudian diangkat menjadi pengganti [[Carangsoka]]. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " [[Singasari]] ".
 
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, [[Adipati Raden Kembangjaya]] memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " [[Kadipaten Pesantenan n]] dengan gelar " [[Adipati Jayakusuma]] n di [[Pesantenan]].
 
[[Adipati Jayakusuma]] hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " [[Raden Tambra]] ". Setelah ayahnya wafat, [[Raden Tambra]] diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ".
Dalam menjalankan tugas pemerintahan [[Adipati Tambranegara]] bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.
 
Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya [[Adipati Raden Tambranegara]] memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
 
Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ............ ...... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKA WIRALANDA GOPALA pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAH MALAYUDA dengan gelar RAKAI, Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada didalamnya.
 
[[Raja Jayanegara]] dari [[Majapahit]] mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
 
Bahwa [[Adipati Raden Tambranegara]] juga hadir dalam pisuwanan agung di [[Majapahit]] itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ............ ..Tambranegara Pati "Sumewo" maring Majalengka. Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit ............ ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, pufra Jaka Suruh, [[Kyai Ageng Pathi nama]], [[Raden Tambranegara]] sumewa maring [[Keraton Majalengka]].
 
Artinya Tidak lama kemudian kerajaan-kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan tanah Jawa lalu pindah ke [[Majapahit]], adapun yang menjadi rajanya adalah [[Brawijaya II]], yaitu Jaka Pekik namanya, putranya [[Jaka Suruh]].
 
Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama [[Tambranegara]] menghadap ke [[Majapahit]].
 
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa [[Raden Tambranegara]] [[Adipati Pati]] turut serta hadir dalam pisowanan agung di [[Majapahit]]. Pisowanan agung yang dihadiri oleh [[Raden Tambranegara]] ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya [[Kadipaten Pesantenan]] dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.
 
Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo
[[Kabupaten Pati]] yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat [[Kabupaten Pati]], para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan [[Kadipaten Pesantenan]] di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi [[Kabupaten Pati]], menjadi momentum HARI JADI [[KABUPATEN PATI]]. Dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI ", yang bermakna u Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
 
Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI [[KABUPATEN PATI]] telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum HARI JADI [[KABUPATEN PATI]] dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai " HARI JADI [[KABUPATEN PATI]] ".
 
[[sumber:milis wong_pati@yahoogroups.com]] 10:38, 30 April 2008 (UTC)