Romanisasi (budaya): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'thumb|upright=1.5|[[Kekaisaran Romawi pada puncak kejayaannya.]] '''Romanisasi''' atau '''Latinisasi''' dalam konteks sejarah da...' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[File:Roman Empire Trajan 117AD.png|thumb|upright=1.5|[[Kekaisaran Romawi]] pada puncak kejayaannya.]]
'''Romanisasi''' atau '''Latinisasi''' dalam konteks sejarah dan budaya mengacu kepada proses [[akulturasi]] terhadap orang-orang yang baru ditaklukan atau orang-orang pinggiran di [[Republik Romawi]] dan kemudian di [[Kekaisaran Romawi]], yang membuat mereka mengadopsi [[bahasa Latin]] dan [[budaya Romawi]]. Akulturasi ini berlangsung dari atas ke bawah: budaya Romawi pertama-tama diadopsi oleh golongan atas, sementara tradisi kuno pada awalnya masih tetap bertahan di kalangan petani di daerah pinggiran.
[[Historiografi]] Romawi Kuno dan Italia pada zaman dulu menganggap proses ini sebagai proses "pemberadaban suku barbar", tetapi sejarawan modern memiliki sudut pandang yang lebih netral. Elit-elit lokal bersedia mengadopsi budaya Romawi dan bahasa Latin untuk meningkatkan martabat dan memperkuat posisi mereka. Jalannya proses Romanisasi di setiap provinsi juga berbeda-beda,<ref>T. F. C. Blagg and M. Millett, eds., ''The Early Roman Empire in the West'' 1999, hlm. 43.</ref> dan tidak terdapat satu identitas seragam yang dihasilkan oleh proses Romanisasi. Perbedaan-perbedaan ini dapat dilihat dari segi ekonomi, agama dan identitas. Ditambah lagi aspek budaya Romawi dan budaya setempat seringkali menyatu, seperti yang bisa dilihat dari bagaimana Romawi menerima dewa-dewi asing ([[Isis]], [[Epona]], [[Britannia]] dan [[Jupiter Dolichenus|Dolichenus]]) ke dalam daftar dewa-dewinya.
|