Katherine Wilson Sheppard: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k AP
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
'''Katherine Wilson Sheppard''' ({{nee}} '''Catherine Wilson Malcolm'''; {{lahirmati|[[Liverpool]], Inggris|10|3|1848|[[Christchurch]], Selandia Baru|13|7|1934}}) adalah tokoh terkemuka dalam [[hak suara perempuan di Selandia Baru|gerakan perjuangan hak suara perempuan di Selandia Baru]] dan [[pejuang hak suara perempuan]] paling terkenal di Selandia Baru. Ia lahir di [[Liverpool]], Inggris, dan bermigrasi ke Selandia Baru bersama keluarganya pada 1868, tempat ia menjadi anggota aktif di berbagai organisasi keagamaan dan sosial, termasuk Woman's Christian Temperance Union (WCTU). Pada 1887, Katherine diangkat menjadi Penilik Nasional WCTU untuk Hak Suara dan Legislasi. Jabatan ini ia manfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan perjuangan hak suara perempuan di Selandia Baru.
 
Katherine memperjuangkan pemberian hak suara kepada kaum perempuan dengan jalan mengatur pembuatan dan pengajuan petisi-petisi, menyelenggarakan rapat-rapat umum, menyurati media massa, dan menjalin hubungan dengan para politikus. Katherine adalah penyunting ''White Ribbon'', surat kabar pertama di Selandia Baru yang dikelola oleh kaum perempuan. Melalui keterampilan menulis dan kecakapan berbicara di muka umum, Katherine berhasil menyuarakan perjuangan hak suara perempuan. Surat selebarannya yang berjudul ''Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote'' [''Sepuluh Alasan Wanita Selandia Baru Harus Memberi Suara''] dan ''Should Women Vote?'' [''Haruskah Wanita Memberi Suara?''] turut berjasa membatumembantu perjuangan hak suara perempuan.
 
Katherine adalah presiden pertama Dewan Wanita Nasional Selandia Baru yang didirikan pada 1896, dan membantu mereformasi organisasi ini pada 1918. Di kemudian hari, Katherine berangkat ke Inggris dan membantu gerakan hak suara perempuan di sana. Dengan kondisi kesehatan yang menurun, Katherine pulang ke Selandia Baru, dan terus memperjuangkan pemberian hak suara kepada kaum perempuan melalui tulisan, meskipun tidak terlalu aktif lagi berpolitik. Katherine wafat pada 1934 tanpa meninggalkan keturunan.