Sangkuni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
M. Adiputra (bicara | kontrib) k ←Suntingan 114.125.120.216 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh M. Adiputra Tag: Pengembalian |
||
Baris 2:
| Image = Shakuni consolating Duryodhana.jpg
| Caption = Sangkuni menghasut [[Duryodana]] (kanan). Ilustrasi dari ''Mahabharata – Volume: 1'', oleh Ramanarayanadatta Astri. Penerbit Gorakhpur Geeta Press.
| Nama = Sangkuni
| Devanagari = शकुनि
| Ejaan_Sanskerta = Śakuni
Baris 43:
Dalam [[wayang|pewayangan]], terutama di [[Jawa]], Sengkuni bukan kakak dari Dewi [[Gandari]], melainkan adiknya. Sementara itu Gandara versi pewayangan bukan nama sebuah kerajaan, melainkan nama kakak tertua mereka. Sengkuni sendiri dikisahkan memiliki nama asli Harya Suman. Pada mulanya raja [[Kerajaan Gandhara|kerajaan Plasajenar]] bernama Suwala. Setelah meninggal, ia digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Gandara. Pada suatu hari Gandara ditemani kedua adiknya, yaitu Gandari dan Suman, berangkat menuju [[Kerajaan Mathura|Kerajaan Mandura]] untuk mengikuti sayembara memperebutkan Dewi [[Kunti]], putri negeri tersebut. Dalam perjalanan, rombongan Gandara berpapasan dengan [[Pandu]] yang sedang dalam perjalanan pulang menuju [[Kerajaan Hastina]] setelah memenangkan sayembara Kunti. Pertempuran pun terjadi. Gandara akhirnya tewas di tangan Pandu. Pandu kemudian membawa serta Gandari dan Suman menuju Hastina. Sesampainya di Hastina, Gandari diminta oleh kakak Pandu yang bernama [[Drestarastra]] untuk dijadikan istri. Gandari sangat marah karena ia sebenarnya ingin menjadi istri Pandu. Suman pun berjanji akan selalu membantu kakaknya itu melampiaskan sakit hatinya. Ia bertekad akan menciptakan permusuhan di antara para [[Korawa]], anak-anak Drestarastra, melawan para [[Pandawa]], anak-anak Pandu.
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], pada mulanya Harya Suman berwajah tampan. Ia mulai menggunakan nama Sengkuni semenjak wujudnya berubah menjadi buruk akibat dihajar oleh Patih [[Gandamana]]. Gandamana adalah pangeran dari [[Kerajaan Pancala]] yang memilih mengabdi sebagai [[patih]] di [[Kerajaan Hastina]] pada masa pemerintahan [[Pandu]]. Suman yang berambisi merebut jabatan patih akhirnya berupaya menyingkirkan Gandamana. Pada suatu hari Suman berhasil mengadu domba Pandu dengan muridnya yang berwujud raja raksasa bernama Prabu Tremboko. Maka, ketegangan terjadi antara Kerajaan Hastina dan Kerajaan Pringgadani. Pandu pun mengirim Gandamana sebagai duta perdamaian. Di tengah jalan, Suman menjebak Gandamana sehingga jatuh ke dalam perangkapnya. Suman kemudian kembali ke Hastina untuk melapor kepada Pandu bahwa Gandamana telah berkhianat dan memihak musuh. Pandu segera memutuskan untuk mengangkat Suman sebagai patih baru. Gandamana yang ternyata masih hidup muncul dan menyeret Suman. Suman pun dihajar habis-habisan sehingga wujudnya yang tampan berubah menjadi jelek. Sejak saat itu, Suman pun terkenal dengan sebutan Sengkuni, berasal dari kata ''saka'' dan ''uni'', yang bermakna "dari ucapan". Artinya, ia menderita cacad buruk rupa adalah karena hasil ucapannya sendiri
=== Peristiwa minyak tala ===
Baris 51:
=== Kematian ===
Pada hari terakhir Baratayuda, Sangkuni bertempur melawan Bima. Kulitnya yang kebal karena pengaruh minyak tala bahkan sempat membuat Bima sulit mengalahkan Sengkuni. Penasihat Pandawa selain [[Kresna]], yaitu [[Semar]] muncul memberi tahu Bima bahwa kelemahan Sangkuni berada di bagian
Pada sore hari itu, Bima berhasil mengalahkan [[Duryodana]], pemimpin seratus Korawa. Dalam keadaan sekarat, Duryodana menyatakan bahwa dirinya bersedia mati jika ditemani pasangan hidupnya, yaitu istrinya yang bernama Dewi Banowati. Atas nasihat Kresna, Bima pun mengambil Sangkuni yang masih sekarat untuk diserahkan kepada Duryodana. Duryodana yang sudah kehilangan penglihatannya akibat luka parah segera menggigit leher Sangkuni yang dikiranya Banowati. Akibat gigitan itu, Sengkuni pun tewas seketika, begitu pula dengan Duryodana.
|