Bizantion: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ibukota → ibu kota |
||
Baris 5:
Asal usul Byzantium terselubung legenda. Menurut legenda tradisional, Byzas dari Megara (sebuah kota dekat [[Athena]]) mendirikan Byzantium, tatkala dia berlayar ke arah Timur Laut melintasi [[Laut Aegea]]. Byzas telah meminta nasihat dari [[Orakel di Delphi]] mengenai tempat untuk mendirikan kota barunya. Orakel memberitahukan kepadanya untuk mendirikan kota di "depan si buta." Saat itu, dia belum memahami ramalan orakel itu. Namun setelah sampai ke [[Bosporus]], barulah disadari maknanya: di pesisir Asia berdiri sebuah kota Yunani, [[Khalsedon]]. Mesti merekalah yang dimaksud dengan "si buta" karena tidak melihat wilayah yang nyata-nyata superior yang hanya setengah mil jauhnya di seberang Bosporus. Byzas mendirikan kotanya di wilayah "superior" itu dan menamakannya Byzantion menurut namanya sendiri. Kota Byzantium terutama adalah sebuah kota niaga karena lokasinya yang strategis di satu-satunya pintu masuk ke [[Laut Hitam]]. Byzantion kelak menaklukkan Khalsedon, yang terletak di seberang Bosporus.
Setelah bersekutu dengan [[Pescennius Niger]] melawan sang pemenang, [[Septimius Severus]], kota ini dikepung pasukan [[Kekaisaran Romawi|Romawi]] dan menderita kerusakan parah pada tahun [[196]]. Byzantium kemudian dibangun kembali oleh [[Septimius Severus]], yang saat itu telah menjadi kaisar, dan dengan segera memulihkan kemakmurannya. Lokasi Byzantium menarik perhatian [[Konstantinus I|Kaisar Romawi Konstantinus I]] yang, pada tahun [[330]] Masehi, membangun-ulang kota itu menjadi [[Roma Baru|Nova Roma]] (''The New Rome''). Setelah mangkatnya, kota ini disebut [[Konstantinopel]] ('kota Konstantinus'). Kota ini selanjutnya menjadi
Kombinasi [[imperialisme]] dan lokasinya mempengaruhi peran Konstantinopel sebagai titik-penyeberangan antara dua [[benua]]: [[Eropa]] dan [[Asia]]. Kota ini merupakan sebuah magnet [[komersial]], [[kultural]], dan [[diplomatik]]. Dengan letak strategisnya itu, Konstantinopel mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari dari [[Laut Mediterania]] ke Laut Hitam.
Pada tanggal [[29 Mei]] [[1453]], kota ini jatuh ke tangan Bangsa Turki Ottoman, dan sekali lagi, menjadi
== Emblem ==
|