Bahasa Kampar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memformat ISBN
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 20:
 
=== Kontroversi dialek ===
Orang Kampar umumnya berpendapat bahwa bahasanya berbeda walaupun memiliki banyak persamaan dengan bahasa Minangkabau, cenderung menganggapnya sebagai bahasa mandiri atau salah satu dialek bahasa Melayu Riau<ref name=":4" /> Sebagian pakar juga menggolongkannya sebagai salah satu dari dialek bahasa Melayu Riau.<ref name=":3" /><ref name=":5">Dahlan S, Syair A, Manan A, et al., 1985. ''Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi''. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/]</ref><ref>Danardana A S, 2010. ''Persebaran dan Kekerabatan Bahasa-Bahasa di Prov Riau dan Kep Riau .'' Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/]</ref> Dialek Kampar dikelompokkan oleh Hamidy sebagai dialek Melayu Riau bersama lima dialek lainnya (Melayu masyarakat terasing, Petalangan, Rokan, Rantau Kuantan, dan Riau Kepulauan)<ref name=":3" /> dan perbedaan yang dimilikinya terdapat pada intonasi serta beberapa kosakata.<ref name=":3" /><ref name=":5" /> Selanjutnya dari penghitungan dialektrometri, dialek Kampar memiliki persentasi fonologis dan leksikon yang berbeda dengan bahasa Melayu berkisar 88,25%.<ref name=":6" />
 
Persamaan dengan bahasa Minangkabau, khususnya dengan dialek Limapuluh Kota, membuat sebagian pakar menggolongkan bahasa Kampar sebagai salah satu dialek dalam bahasa Minang.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan orang Kampar ketika bertemu dengan orang yang berasal dari Sumatera Barat, khususnya dari Limapuluh Kota, akan saling memahami bahasa masing-masing. Berdasarkan hasil penghitungan dialektrometri, persentase perbedaan dialek Kampar dengan dialek-dialek Minangkabau lainnya berkisar 51%—69%.<ref name=":0" /> Persentase itu menunjukan hubungan bahasa Kampar dan bahasa Minangkabau berada pada tingkat beda dialek menurut teori Guiter maupun Lauder.<ref name=":6">Sugono, Dendy, Sasangka, S.S.T. Wisnu, Rivay, Ovi Soviaty, et al., 2017. ''Bahasa dan peta bahasa di Indonesia.'' Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. ISBN 9786024373762 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/]</ref>
 
=== Perbandingan dengan dialek dan bahasa lain ===
Baris 348:
 
== Karya sastra ==
Karya sastra tradisional berbahasa Kampar memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional rumpun bahasa Melayu lainnya, khususnya dengan [[Sastra Minangkabau|sastra tradisional Minangkabau]], yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (''[[Kaba|kabaukaba]]u'') atau dinyanyikan (''dendang''). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi [[Adat Minangkabau|adat Kampar]], seperti pepatah-petitih dan persembahan (''basiacuong'' atau ''basisombau''). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.<ref>Edwar Jamaris, Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau, Yayasan Obor Indonesia, 2001</ref>
 
=== Basiacuong atau basisombau ===
Baris 355:
Basiacuong dilakukan dalam berbagai acara adat Kampar, seperti pertunangan, pernikahan, kenduri, khitanan, serta penobatan ninik mamak. Di dalamnya setiap maksud dan tujuan seorang ninik mamak disampaikan dalam wujud kiasan, pepatah, ataupun pantun.
 
Berikut salah satu contoh dialog dalam basiacuong saat pihak laki-laki datang ke rumah perempuan yang akan dilamar:<ref name=":2" />
Pertama kali diawali dari pihak laki-laki:
 
Baris 361:
:Sekarang benar bersua seperti andai-andainya orang, tuk (datuk).
:'''''Copek tikam talampau logo, olun dudok lah maunju,'' ''olun togak koluh lah tibo pulo.'''''
: Cepat tikam terlampau laga, belum duduk lah mengunjur, belum tegak keluh lah tiba pula.
:'''''Condo kan baguluik-guluik nan bak kuciong naiok, dek apo tu kato datuok?'''''
:Seperti tergesa-gesa umpama kucing akan naik, mengapa begitu menurut Datuk?
:'''''Kojo nan bughuok, elok lah dipalambek-lambek, nan jan disolo dek nan buok.'''''
: Kerja yang buruk, eloklah diperlambat-lambat, supaya jangan disulut oleh yang buruk.
:'''''Kojo nan elok, elok lah dipacopek-copek, nak lai disolo dek nan elok'''.''
:Kerja yang baik, eloklah dipercepat-cepat, supaya dapat disulut oleh yang baik.
Baris 390:
:Sampai, Tuk? (Sudah, Tuk?)
:'''''Pulang ka sisamo indak kan bajawek panjang, malahan imbau biaso basahuti,'''''
:Pulang ke sesama tidak akan dijawab panjang, malahan himbau biasa disahuti
:'''''tumbuoh dikato biaso ula bajawek, iyo dijawab juo kato datuok agak sapatah duo sabagai mauling kato datuok.'''''
:Tumbuh dikata biasa berjawab, iya dijawab juga kata datuk agak sepatah dua sebagai pengulang kata datuk.
Baris 416:
== Lihat pula ==
 
* [[Orang Kampar]]
* [[Melayu Riau]]
* [[Bahasa Minangkabau]]
* [[Bahasa Melayu]]
* [[Kabupaten Kampar]]
* [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Kabupaten Limapuluh Kota]]
 
== Rujukan ==