Antivaksin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 38:
 
=== Pemalsuan vaksin ===
Tindakan kriminal pemalsuan vaksin juga bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada vaksin. Ini misalnya terjadi di Tangerang pada tahun 2016. Tindakan pemalsuan vaksin oleh pasangan suami istri menyebabkan hilangnya kepercayaan orangtua dalam memberikan vaksin ke anaknya karena khawatir dampak vaksin palsu <ref>[https://www.lensaindonesia.com/2016/07/26/komisi-ix-dpr-kasus-bpjs-dan-vaksin-palsu-rusak-kepercayaan-pada-pemerintah.html ''Komisi IX DPR: Kasus BPJS dan Vaksin Palsu Rusak Kepercayaan kepada Pemerintah''.] dari situs Lensa Indonesia </ref>
 
=== Anggapan tidak ampuh ===
Campak adalah contoh penyakit yang tetap bisa menyerang walaupun telah dilakukan vaksinasi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa tidak ada bedanya divaksin ataupun tidak. Padahal vaksinasi membuat penyakit campak tidak terlalu berat hingga mengancam nyawa, misalnya akibat komplikasi pneumonia, diare, atau radang otak <ref>[https://m.detik.com/health/read/2017/06/14/122752/3530165/763/sudah-vaksinasi-kok-anak-masih-kena-campak ''Sudah vaksinasi kok anak masih kena campak''. ] dari situs berita detik</ref>
=== Pandangan politik ===
Di India pernah terjadi kecurigaan terhadap program imunisasi setelah seorang pejabat menyatakan bahwa populasi warga beragama Hindu berkurang karena umat Hindu tidak berupaya mendakwahkan agamanya agar dianut orang lain. Akibatnya muncul kecurigaan besar-besaran bahwa pemerintah secara sengaja berupaya menurunkan polulasi umat agama minoritas agar populasi Hindu tidak kalah, yang ujungnya menjadi sikap anti vaksin dalam bentuk pesan berantai dan ceramah oleh pemuka agama.