Njoo Cheong Seng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
||
Baris 26:
Pada tahun [[1920]]an, Njoo mulai menulis secara ekstensif, sering dengan [[nama pena]] Monsieur d'Amour;{{sfn|Suryadinata|1995|pp=108–109}} nama pena lainnya adalah N.C.S. dan N.Ch.S.{{sfn|JCG, Njoo Cheong Seng}} Ia menulis banyak cerita untuk penerbitan di [[Kabupaten Gresik|Gresik]] ''Hua Po'' mulai dari [[1922]], dan pada [[1925]] ia ikut membantu mendirikan majalah ''Penghidoepan''.{{sfn|Setyautama|Mihardja|2008|pp=253–254}} Karyanya yang dipublikasikan pada waktu itu termasuk ''Menika dalem Koeboeran'' dan ''Gagal'',{{sfn|Suryadinata|1995|pp=108–109}} maupun ''Lady Yen Mei'' untuk cerita sandiwara.{{sfn|Setyautama|Mihardja|2008|pp=253–254}} Umumnya mereka memiliki berbagai lokasi dan latar budaya, dan sering berhubungan dengan kejahatan dan pekerjaan detekrif.{{sfn|JCG, Njoo Cheong Seng}}
Njoo aktif dengan kelompok sandiwara Miss Riboet Orion pada akhir [[1920]]-an, dan menulis beberapa cerita sandiwara,{{sfn|Setyautama|Mihardja|2008|pp=253–254}} termasuk ''Kiamat'', ''Tengkorak'', dan ''Tueng Balah''.{{sfn|Biran|2009|p=13}} Pada [[1928]] ia kawin dengan [[Fifi Young|Tan Kiem Nio]], anggota rombongan sandiwara yang pada saat itu usianya 14 tahun.{{sfn|Suryadinata|1995|pp=108–109}}{{sfn|TIM, Fifi Young}} Njoo melatih dirinya dalam akting dan membujuknya untuk mengambil nama panggung Fifi Young; Nama keluarga Njoo dalam dialek [[Hokkian]] diucapkan Young dalam bahasa [[Bahasa Mandarin|Mandarin]], karena itulah maka ia menggunakan nama belakang ini. Sementara itu, nama Fifi diambilnya dari nama bintang film
Pada saat [[film]] mulai marak di [[Indonesia]], Njoo mulai bekerja sama dengan Fred Young, yang mengajaknya pertama kali ke dunia perfilman. Karena pengalaman Njoo yang telah lama dalam dunia panggung [[sandiwara]], terutama dalam hal menulis [[skenario]], akhirnya Njoo Cheong Seng muncul menjadi sosok yang dapat diandalkan oleh Fred Young. Kebetulan juga keduanya mempunyai impian yang sama dalam memproduksi film, Fred Young dan Njoo Cheong Seng sama-sama menyukai film-film yang berbau kolosal.<ref name="tp">[http://tanjungpinangpos.co.id/2011/03/mari-kita-mengenal-njoo-cheong-seng/ Njoo Cheong Sheng di Tanjung Pinang Pos], Tanjungpinangpos.co.id, diakses 22 April 2011</ref>
Baris 34:
Memasuki tahun [[1941]], masyarakat perfilman sudah merasa berat menghadapi tuntutan publik terpelajar dan pers perjuangan. Apa yang mereka inginkan dianggap tidak proporsional. Sebaliknya, kalangan publik terpelajar terus saja meningkatkan harapan mereka, sesuai dengan meningkatnya tuntutan menyiapkan diri untuk menjadi bangsa yang merdeka.<ref name="tp" />
Dalam tulisannya dengan nama samaran Monsieur d’Amour ("Tuan Cinta" dalam [[bahasa
== Filmografi ==
|