Stasiun Cisurupan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
Pada saat Kota Bandung masih dalam kondisi perang, Kepala Djawatan Kereta Api Republik Indonesia, [[Djoeanda Kartawidjaja|Ir. Djuanda Kartawidjaja]], beserta keluarganya, pernah memindahkan sementara kantor Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA) ke stasiun ini. Pernah diadakan rapat konsolidasi untuk menginventarisasi aset-aset perkeretaapian yang belum terdata.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/45463431|title=Ensiklopedi Sunda : alam, manusia, dan budaya, termasuk budaya Cirebon dan Betawi|last=1938-|first=Rosidi, Ajip,|last2=(Firm)|first2=Pustaka Jaya|date=2000|publisher=Pustaka Jaya|isbn=9794192597|edition=Cet. 1|location=[Jakarta]|oclc=45463431}}</ref>
 
Saat masih aktif hingga tahun 1980-an, stasiun ini selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian dengan kereta api hingga akhirnya ditutup pada tahun 19831982 karena sarana yang sudah tua dan kalah bersaing dengan mobil pribadi maupun angkutan umum. ''Spot'' di jalur ini sebenarnya sangat indah, sehingga menarik perhatian para ''railfans'' dari luar negeri untuk menyaksikan aksi lokomotif uap di jalur ini.
 
Kini bangunan stasiun telah terimpit lautan rumah penduduk.